Happy Readingg!
Jangan lupa Vomment!---------------
Hari ini adalah setelah pulang dari Rumah Sakit tempatku koas, aku harus mengunjungi rumah Ali, karena dari hari pertama koas aku belum menemui mami, dia sudah sangat rewel ingin bertemu denganku. Aku sudah 3 bulan melakukan koas, tidak seburuk yang ku bayangkan, semua orang baik dan mangajariku, aku pikir aku harus mengerjakan ini, itu sendiri, dengan ketidaktahuan ku, ternyata tidak.
Ali menjemputku, dan saat ini aku sudah berada didalam mobilnya, kulihat dia dengan stelan formalnya, dia bekerja di perusahaan pamannya, sementara bisnis papi Ali di Indonesia dipegang oleh kakak iparnya, semua temaku sudah lulus kuliah kecuali aku, mungkin. Ali Gufron seseorang yang sempat hadir di masa laluku, setelah cinta monyet itu aku dan Ali baik- baik saja, mungkin karena kami sahabat dari kecil.
"Lancar koasnya?" Tanya Ali saat mobilnya memasuki halaman rumah Ali."Alhamdulillah lancar Li, banyak yang bimbing." Ujarku pada Ali, kudengar dia mengucapkan kata syukur dan memberikanku semangat untuk melanjutkan koas yang belum setengahnya pun kulakukan.
Setelah Ali memarkirkan mobilnya, dia menggandeng tanganku memasuki rumahnya, ini pertama kalinya untukku. Saat memasuki ruang keluarga kuliahat mami Ali berseru senang, dia memelukku.
"Mami kangen banget sama kamu, gimana koasnya cantik?" Ucap mami Ali penuh semangat, dia memang selalu seperti ini.
Lalu dia langsung menggiring ku menuju meja makan yang sudah dipenuhi berbagai macam sajian, mami dan papi Ali menyilakanku untuk langsung menyantap sajiannya, mereka sangat baik. Dan juga ada seseorang yang asing dimataku, dia adik sepupu Ali, namanya Kemal umurnya mungkin sama dengan Risa.Selesai menyantap sajian, mama Ali mengajakku duduk di ruang keluarga dia banyak bercerita mengenai Kanada pada ku, dia juga bilang merindukan Indonesia, dan berencana kembali kesana karena mungkin tidak ada alasannya tinggal disini. Aku menunggu Ali yang masih dikamarnya, tadi dia pamit untuk mandi.
"Sharen kamu mau pulang sekarang?" Tanya Ali saat ia menuruni tangga, dengan gayanya yang acak- acakan seperti masa SMP dulu.
"Hush! Kamu kok kayak ngusir gitu? Sharen masu nginep disini, yakan?" Ucap mami Ali padaku, aku tersenyum kaku padanya.
"Aku gabisa mami banyak yang harus aku kerjain buat koas besok." Jawabku gugup, kudengar dia menghembuskan nafas kecewa, tapi setelahnya dia bersemangat mengantarkan ku kedepan rumahnya.
"Gimana? Kamu udah ketemu lagi sama gadis itu?" Tanyaku pada Ali saat ditengah perjalanan.
"Oh? Ah mustahil untuk bertemu dia, kan ada kamu, jadi sama kamu aja," ucapnya jahil, dengan cengirannya, Ali mulai ngaco! Mana mungkin aku kembali melanjutkan cinta monyet yang konyol itu.
"Ish Ali!" Aku mendesis, kurasakan getaran ponselku yang berada dalam tasku, kulihat nama 'Vanya' tertera dilayarnya, dengan segera aku menerima teleponnya.
"Sharenn!" Vanya memekik. Aku berkerut kening sepertinya ada yang tidak beres.
TutTutTut.
Panggilannya berakhir, ponsel ku mati, sedangkan aku tida membawa power bank.
Ali bertanya ada apa padaku, dan aku memberitahunya jika ponselku mati, dia menawarkan untuk meminjamkan ponselnya padaku, tapi saat dia mencari ponselnya tidak ada, dan god! Dia tidak membawa ponsel.Saat sampai di depan apartement Ali langsung pamit, dia harus mengerjakan sesuatu yang belum selesai katanya, setelah membuka pintu apartement aku mencari power bank dan langsung menelepon Vanya.
"Halo? Van ada apa?" Tanyaku tanpa bertele- tele.
"Halo Sha? Tadi mati kenapa?" Tanyanya yang belum kujawab karena dia langsung melanjutkan uapannya. "Bella Sha, kak Lutfie selingkuh disaat mereka hampir tunangan" ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sharen Aninditha (END)
Ficción GeneralSharen Aninditha Ibrahim putri dari keluarga Malik Ibrahim pengusaha ternama. Melupakan tidak semudah membalikan telapak tangan, tentunya. Dan ketika rasa nyaman hadir kembali, sesuatu yang sudah aku kubur memaksaku untuk melihat ke belakang. ia ha...