left up to Indonesia

268 32 12
                                    

Happy Readingg!
Jangan lupa di Vommettt!

------

Aku menatap sekitar sambil terus tersenyum, sudah 2 tahun aku tidak menginjak tanah ini, terakhir aku pulang ke Indonesia saat bulan Ramadhan 2 tahun lalu, karena tahun kemarin aku dan keluargaku tidak di Indonesia tapi di Arab dan sekarang aku bisa melihat gedung tinggi yang kulewati, tempat ini memang berbeda jauh dengan LA tapi aku selalu bangga dengan apa yang kumiliki. Negaraku Indonesia. 15 menit yang lalu aku sampai di bandara Soekarno Hatta dijemput pak Yadi supir dirumahku dan seorang bodyguard.

Aku pulang karena kak Yoga, dia akan menikah besok. Mana mungkin aku melewatkan acara pernikahan kakak ku sendiri, itu tidak mungkin!.
Hanya butuh waktu 30 menitan sampai dirumah yang bisa dibilang megah dan mewah milik keluargaku.

Aku melangkahkan kakiku turun dari mobil, kulihat mama yang sedang berada dipintu masuk membelakangi ku, aku berjalan menghampirinya, meminta orang yang sudah melihat ku untuk diam, dengan isyarat jari telunjuk yang kutempelkan dibibirku.

"Mama!" Seruku memeluk mama dari belakang, kulihat mama terkejut dengan kedatanganku. Lalu membalas pelukanku, pelukan mama sama seperti biasanya selalu hangat dan menenangkan hati.

"Sayang, anak mama kamu sehat nak?" Ucap mama melepas pelukanku lalu mengusap puncak kepalaku sayang, aku mengangguk sebagai jawaban.

"Kak Yoga kayak yang bener mau nikah." sindirku pada kak Yoga yang saat ini sedang tidur diranjangku, membuatnya berantakan tapi biarlah kapan lagi dia seperti ini padaku.

"Bilang aja kalo kamu mau!" jawab kak Yoga dengan nada sombong yang kentara. "Kakak ini udah tua dek!" Lanjutnya.

Aku yang sedang duduk disofa mendongkak menatapnya "ga setua itu kak" jawabku "apa Rizal datang?" Tanyaku padanya yang hanya dibalas acuh tak acuh.

------

Kulihat wajah kakak ku yang sedari tadi terus tersenyum, dia sangat tampan menggunakan baju pengantin, beruntungnya aku memiliki kakak seperti dia.

"Sharen!" Seru seseorang dibelakangku membuatku berbalik, dan kulihat wajah yang sangat familiar bagiku, Vanya dengan rambut ombre nya dia menggunakan dress ungu menggandeng tangan seorang pria yang ku ketahui sebagai sahabat orok nya Vanya. Dia menariku kedalam pekukannya yang langsung kubalas.

"Jadi Bella gak bisa datang ya?" Tanyaku pada Vanya saat kami bertiga sudah duduk.

Vanya mengangguk "iya Bella ada Ujian Sha, dan gimana kabar Ali?" Ujar Vanya aku menceritakan jika Ali baik- baik saja.

"Hei Van!" Seru seseorang kuketahui sebagai suara Azka, dan disampingnya Tiara dan Kiki.

Aku tersenyum saat melihat Azka dan Vanya sekarang tidak seperti Anjing dan Kucing lagi.
"Halo apa kabar?" Sapaku saat Azka menarik kursi disampingku, kulihat dia berkerut kening.

"Sharen?" Tanyanya tak percaya, aku memang tidak bicara pada Azka akan pulang ke Indonesia, tapi apakah sebegitu asingnya dia denganku?. Aku mengangguk lalu dia memeluku bahkan dihadapan Tiara, tapi gadis itu hanya tersenyum geli melihat tingkah lebay kekasihnya.

Aku berbalik pada Kiki dan memeluknya, tubuhnya semakin tinggi saja, sekarang pria ini sudah menjadi seorang polisi, seperti yang dicita- citakannya dulu.
Azka bercerita jika dia akan menikah satu bulan lagi, itu adalah kabar yang baik. Aku tak menyangka rasanya baru kemarin kita bermain petak umpet.
Kiki tidak membawa kekasihnya, karena katanya Febi sibuk dengan dunia modellingnya. Sayang sekali padahal aku belum bertemu dengannya.

Rizal duduk disampingku dengan tangan yang terlipat didepan dada, dia terlihat sangat kaku.
Saat kami tertawa pun dia hanya diam. Ah kenapa kamu seperti ini Zal?.

Sharen Aninditha (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang