My best friend

95 18 0
                                    

Happy Reading!
Don't forget Vomment!

------------

Besok aku sudah kembali lagi ke America, menyelesaikan program study ku yang hanya tinggal beberapa langkah lagi, 1 minggu yang lalu aku menyelesaikan koas di Kanada, tentunya ada suka duka saat melakukan koas, banyak pengalaman berharga yang aku dapatkan disana, yang tidak akan aku lupakan seumur hidupku.

Aku beberapa kali melihat cermin tinggi yang berada dekat tempat tidurku, aku sedang menunggu jemputan Ali, hari ini maminya memintaku untuk datang ke rumah mereka sebelum aku kembali ke America, Tante Luna juga memohon padaku untuk datang ke rumahnya, tapi apa boleh buat itu sangat jauh dari tempatku, lagi pula lusa aku harus bimbingan dengan seorang dosen.
Ponselku berdering menunjukan nama Ali dilayarnya, dia bilang jika dia sudah sampai dan menunggu di bawah.

"Kau membuatku lama menunggu, cepatlah sebelum mami mengoceh!" Ucapnya lalu menarik tanganku kedalam mobilnya.

"Apa setelah lulus kamu akan kembali ke Indonesia?" Tanya Ali, dengan mata yang sibuk menatap lalu lintas kota Kanada yang jauh dari kata macet.

"Tentu saja, aku akan membuka klinik disana!" Jawabku antusias, sementara Ali berkerut kening.

"Apa kamu tidak ingin bekerja disini? Di Rumah sakit besar?" Tanyanya bebeapa kali menatap ke arahku.

Aku tersenyum "Indonesia lebih membutuhkan keringatku Li, disini sudah banyak sekali orang hebat dengan ilmu yang tinggi, bukannya aku sombong tapi aku lebih akan sangat bangga jika bekerja di negara ku sendiri meskipun hanya menjadi dokter jaga di puskesmas." Jawabku, Aku termasuk mahasiswa berprestasi disini, bahkan saat lulus dokter umum ada beberapa Rumah sakit besar di America yang mengirimi ku undangan pekerjaan, tapi tidak ada yang ku terima satu pun.

"Ah itu sangat benar, Sharen jangan seperti itu didepanku! Kamu membuatku semakin sulit melupakanmu!" Jawab Ali dengan menaik turunkan alisnya, dasar!.

"Hei perhatikan jalanan di depanmu! Dan kamu sudah gila! Aku yakin itu!" Jawabku judes, lalu mengalihkan wajahku menatap ke keluar jendela.

Ali tertawa sangat keras "Kamu terlalu kaku! Jangan harap aku melepaskan mu semudah itu baby." Ucapnya bercanda, Ali memang tengil seperti ini sejak dulu, tapi hanya padaku.

"Dasar tengil, kau menjijikan Ali!" Jawabku lalu tertawa keras diikuti Ali, sudah lama dia tidak melakukan hal gila ini. Ali yang sekarang tidak cocok dipanggil tengil, dia sangat rapi dengan setelan formalnya, berbeda dengan Ali yang dulu, rambut acak- acakan dan seragam yang berantakan sudah menjadi ciri khas nya saat kecil, dia berubah semenjak aku bertemu dengannya saat Sma.

Aku turun dengan cepat dari mobil Ali sebelum dia membukakan pintu untukku. Mami Ali sudah berdiri di teras menunggu kami,"Sayang! Mami kangen banget." Ucapnya lalu memelukku dengan erat, wajar saja aku dan mami Ali sangat dekat karena dari dulu mami menginginkan seorang gadis menjadi putrinya, jadi dia meminta sahabat dekat Ali untuk memanggilnya mami.

"Jadi mami dan Ali juga akan kembali ke Indonesia?" Tanyaku saat kami sedang mengobrol di ruang keluarga rumah Ali.

"Kalau mami iya, tapi gatau Ali, katanya masih ada yang belum dia selesaikan disini." Jawab mami Ali lalu pamit pergi ke dapur.

Kulihat Ali berjalan dari ruang tamu karena ada seseorang yang datang, dan ternyata tukang paket. " Ali kamu tidak akan pergi ke Indonesia bersama orang tua mu?" Tanyaku saat Ali mendudukan bokongnya disampingku.

"Hah? Oh itu, iya masih ada yang harus ku selesaikan Sharen," jawab Ali lalu tersenyum, aku berkerut kening karena melihat senyuman di wajah Ali.

"Apa gadis itu?" Tanyaku ragu, sementara Ali mendongkak menatapku lalu tersenyum lebih lebar dari tadi.

Sharen Aninditha (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang