Happy Reading!
Don't forget Vomment!----------------------
Gerald tertidur disampingku, dengan wajah yang ia tutupi dengan jaketnya sendiri, setelah transit kami langsung melanjutkan perjalanan menuju Indonesia, sudah 10 jam kami berada di pesawat, akhirnya aku pun ikut terlelap tidur.
Kurasakan seseorang menggoyangkan bahuku, mataku yang awalnya tertutup perlahan menyeimbangkan cahaya yang ada di sekitarku, kulihat wajah tampan Gerald, dia mendengus. "Akhirnya bangun, cepat kita sampai." Ucapnya, aku membenahkan dudukku, ku lihat jaket yang tadi menutupi wajah Gerald berada di atas tubuhku, aku memgangkat sudut bibirku, tak menyangka jika dia akan melakukan hal seperti ini.
Gerald sudah memesan taksi, kami tak perlu menunggu angkutan untuk sampai di rumah eyang, maksudku Rumah sakit tempat eyang di rawat. Aku menatap jendela di luar sana banyak sekali keindahan, alamnya yang masih terjaga berbeda dengan Jakarta yang sudah kehilangan akan alamnya.
Gerald menanyakan kepada seorang suster jika ruangan tempat eyang di rawat ada di mana, setelah mendapat informasi itu dengan segera kami menuju ke tempat di mana eyang di rawat.
Aku membuka pintu coklat tanpa mengetuk terlebih dahulu, ku lihat eyang yang sedang terbaring, di sampingnya ada mama dan tante Rani, mereka terlihat terkejut dengan kedatangan ku yang tiba- tiba.
Aku berlari, memeluk eyang, dia tetap seperti wanita yang kuat walaupun saat sakit."Mana yang sakit eyang?" Tanyaku setelah beberapa detik melepas pelukan itu, mama tersenyum, Rizal masuk dari luar balkon kamar eyang di rawat.
"Eyang tidak apa- apa, kenapa kamu harus datang sejauh ini?" Ucapnya, dia kembali bertanya padaku, aku menghembuskan nafas pelan.
"Mana bisa aku tidak datang." Ucapku, sementaa dari tadi Gerald sudah mencium tangan mama dan tante Rani, oh anak macam apa aku bahkan melupakan ibu ku sendiri. Aku meringis, mencium tangan tante Rani yang ada di sampingku, lalu berjalan ke tempat mama yang duduk di samping kiri eyang memeluknya dan mencium tangannya, mama mengusap lembut kepala ku.
"Kalian pasti lelah, pulanglah ke rumah eyang, besok juga eyang sueah diperbolehkan pulang, jadi, pulanglah." Ucapnya penuh wibawa, karisma yang eyang miliki memang sangat kuat.
"Tap-" baru saja aku akan menjawab tapi eyang menggeleng tegas dan melanjutkan ucapannya "Tidak ada bantahan nak, pulanglah, Risa dan istri Hans juga disana, eyang baik-baik saja, kamu harus istirahat, dan jangan lupa bawa pergi Gerald keliling Yogjakarta, mengerti?" Tanyanya padaku, sementara aku hanya mengangguk patuh, lalu berpamitan kepada mereka.
Tante Diana dan Risa memekik senang saat melihatku, Risa, dia banyak bertanya mengenai sekolah di luar negri bagaimana rasanya. Setelah menunjukan kamar Gerald aku pun masuk ke kamar dengan segera membersihkan tubuhku yang sudah sangat lengket. Aku teringat jika Gerald belum memakan apapun sejak waktu itu makan di restoran bersama keluarganya, aku melangkah kaki ke dapur memasak beberapa menu yang cepat agar dia tak lama menunggu.
Saat makanan sudah tersaji, aku meminta seorang pelayan di rumah eyanh untuk memanggilkan Gerald. Ku lihat wajah Gerald sudah lebih fresh, dia hanya menggunakan celana jeans selutut dengan kaos yang menutupi dada bidangnya, hei apa yang aku pikirkan?.Aku duduk di halaman belakang melihat ikan hias yang ada di kolam kecil dibawah teras rumah eyang, dengan earphone di telinga ku.
Aku mendongkak saat seseorang duduk di sampingku, ku lihat wajah Gerald yang barusaja terbangun dari tidur siangnya.
"Kenapa?" Tanyaku padanya saat dia tak bicara apa pun, dan hanya diam dengan wajah datarnya.Dia menaikkan sebelah alisnya, "oh aku mencarimu, biar aku yang melakukannya." Ucapnya saat aku membawa makanan ikan dari dalam toples, aku menghembuskan nafas lalu memberikan toples itu padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sharen Aninditha (END)
General FictionSharen Aninditha Ibrahim putri dari keluarga Malik Ibrahim pengusaha ternama. Melupakan tidak semudah membalikan telapak tangan, tentunya. Dan ketika rasa nyaman hadir kembali, sesuatu yang sudah aku kubur memaksaku untuk melihat ke belakang. ia ha...