Happy Readinggg!!!
-----
Aku melepas sepatuku dan menggantinya dengan sandal rumah, aku baru saja pulang dari bekerja, dan chek up. Kandunganku sudah berusia 7 bulan, 2 hari yang lalu dirumahku mengadakan pengajian 7bulanan, dapat kalian bayangkan perutku yang membulat? Dan aku senang dengan perubahan-perubahan ini. Gerald mendudukan bokongnya di sofa ruang keluarga, dia terlihat lelah sejak tadi.
Aku ikut duduk disampingnnya, mengelus rambutnya, wajar jika dia kelelahan. Karena berangkat ke kantor pagi-pagi seperti biasa, lalu pukul 11 tadi menjemputku ke rumah dan mengantarku chek up, lalu kami makan siang dikantornya, setelah itu pukul 2kembali mengantarkanku ke Rumah Sakit untuk bekerja, belum lagi saat aku bekerja dia menjemput bunda yang baru pulangdari luar kota ke bandara.
"Mandi terus makan dulu baru tidur ya!"ucapku.
"Hm"
Dia hanya bergumam, aku tahu jika dia tidak tidur. Akhir-akhir ini Gerald tidak memperbolehkanku membawa mobil sendiri, bahkan pergi sendiri pun dia tidak mengijinkanku.
"Aww!" Aku meringis pelan saat sesuatu didalam perutku menendang lagi, Gerald yang mendengar itu langsung duduk tegak.
"Ada apa sayang?!" Ucapnya dengan raut khawatir, melihatku memegangi perut.
Aku terseryum sambil menahan sakit "Gerald bayinya menendang!" Ucapku sambil mengadung.
Kulihat wajahnya terlihat senang namun dengan khawatir karena aku kesakitan "I'm fine oke?" Ucapku tersenyum.
Dia mengelus perutku lembut, sambil mencium keningku. Ini bukan yang pertama kali, bahkan sudah sangat sering Gerald menemami ku terjaga tengah malam karena perutku yang mengalami hal seperti ini.
Aku berbaring dikasur sudah mandi dan mengganti pakaianku, Gerald sudah 35menit yang lalu berada di ruang kerjanya karena ayah yang sedang berada di Thailand menelepon, meminta file perusahaan.
"Belum tidur, hm?"ucapnya ikut naik ke atas ranjang, tapi tidak berbaring dia duduk dengan punggung menyandar diatas kepala ranjang, tamgannya mengelus kepalaku. Aku memindahkan kepalaku menjadikan paha Gerald sebagai bantal.
"Aku menunggu kamu" jawabku, "sudah selesai?" Dia mengangguk sebagai jawaban.
"Ya sudah ayo tidur!" Ajaknya aku mengangkat kepalaku dan memindahkannya ke bantal, dia berbaring disampingku, memelukku setelah sebelumnya mencium perut bulatku.
"Selamat malam, my husband!" Ucapku sebelum memejamkan mataku, dia hanya tersenyum.
-----
Aku terbangun, kulihat jam menunjukan pukul 1 malam, aku teringat sesuatu lalumembangunkan Gerald, dia langsung membuka matanya.
"Kenapa sayang?" Tanyanya.
"Ge aku mau sate maranggi!" Ucapku, lalu dia melihat jam lalu meneguk ludahnya.
"Sekarang sayang?" Tanyanya, akupun mengangguk, lalu dia bangkit mengambil jaketnya dan kunci mobil.
"Tunggu ya sayang, aku akan mencoba mencarinya!" Ucapnya mencium perut dan keningku laluk mengusap kepalaku.
"Ge, hati-hati. And i'm so sorry aku banyak manya!" Ucapku memegang tangannya yang hendak pergi.
Dia berbalik lalu duduk disisi ranjang "Hei, no problem. Ini juga mau my baby!" Ucapnya mengelus perutku, sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sharen Aninditha (END)
Ficción GeneralSharen Aninditha Ibrahim putri dari keluarga Malik Ibrahim pengusaha ternama. Melupakan tidak semudah membalikan telapak tangan, tentunya. Dan ketika rasa nyaman hadir kembali, sesuatu yang sudah aku kubur memaksaku untuk melihat ke belakang. ia ha...