Happy Readinggg!!!
-----
Saat ini aku sudah tiba di bandara negara Turki, setelah kepulangan kami 3 bulan yang lalu dari Indonesia aku kembali melanjutkan rutinitasku di America sedangkan Gerald berada di Turki dalam proyek bisnisnya, dan aku berada di T7rki untuk melakukan poto preewed dengannya, sejujurnya ini tidak terlalu penting yang penting aku ingin sejenak melupakan tugas mahasiswi ku dan berlibur dengannya.
Dia tidak bisa menjemputku karena ada meeting dengan rekan bisnisnya, aku pun memaklumi hal itu.
Setelah sampai di hotel tempat penginapanku, aku tertidur bahkan belum mengganti pakaianku.
Aku terbangun karena dering ponsel yang berbunyi nyaring memekik kan telingaku. Saat melihat layarnya aku tersenyum.
Gerald is calling.....
Setelah menggeser tombol hijau dapat ku dengar suara pria itu "Sharen, aku khawatirkepada mu, kenapa dari tadi tidak mengabariku?!" Ucapnya.
Aku meringis "Aku ketiduran Gerald, sungguh" jawabku.
Kudengar dia menghembuskan nafasnya "Sekarang ayo makan malam bersamaku dan Tio" ujarnya padaku. "Akan ku jemput!" Lanjutnya.
"Ah tiak usah aku saja yang kesana, dimana?" Tanyaku.
"Nanti ku kirimkan alamatnya"
"Baiklah, aku merindukanmu!"
"Hm" jawabnya singkat sebelum panggilan terputus.
Setelah bersiap-siap selama 20 menit aku sudah berada dalam taksi menuju ke tempat yang dijanjikan Gerald.
"teşekkürler" ucapku saat pengemudi taktsi itu berhenti di depan sebuah restoran yang menjadi tujuanku, lalu memberikan uang sesuai argo.
Aku melangkah masuk seseorang perempuan menyambutku ramah "restoranımıza hoş geldiniz, Randevunuz var mı?" Ucapnya dalam bahasa Turki, oh aku tidak mengerti dengan ucapannya.
"Sorry?" Tanyaku, kemudian dia tertawa.
"I am sorry, Have you ordered a seat?" Ucapnya masih dengan senyumnya.
"Ah yes i have" jawabku lalu mengangguk.
Seorang perempuan lainnya datang ke arah kami dan berkata "ona hizmet etmeme izin ver" pada temannya, dan yang menyambutku tadi permisi padaku.
"Maaf dia masih ada urusan, oh ini ada yang menitipkan ini" ucapnya dalam bahasa Indonesia yang fasih, awalnya aku menyirnyit lalu dia mangangguk dan melanjutkan ucapannya "jika kamu sudah memiliki janji tanyakan pada wanita yang ada di meja itu, jika ingin membuat janji bicara padanya, saya permisi." Ucap perempuan itu lalu kembali masuk ke tempat dimana tadi ia keluar.
Bahkan aku tidak sempat mengucapkan terima kasih. Dia terlihat buru-buru.
Ku buka kertas yang diberikan perempuan tadi
'Do you miss me?' Begitulah isinya, aku tersenyum tanpa bertanya pun aku tahu, Gerald yang melakukannya.Aku berjalan kedalam melewati perempuan yang duduk di meja, aku akan mencari Gerald sendiri.
Lambaian tangan Tio membuatku menoleh, ku lihat Gerald tersenyum tipis, aku menghampiri mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sharen Aninditha (END)
General FictionSharen Aninditha Ibrahim putri dari keluarga Malik Ibrahim pengusaha ternama. Melupakan tidak semudah membalikan telapak tangan, tentunya. Dan ketika rasa nyaman hadir kembali, sesuatu yang sudah aku kubur memaksaku untuk melihat ke belakang. ia ha...