M:03

400 20 1
                                    

Bismillah...
Happy reading all...
Jangan lupa vote kalau kalian suka sama ceritaku ini hihi..

Ayna sudah berganti baju santai setelah sampai di rumah beberapa menit yang lalu. Bertemu dengan listi sedikit membuat rindu nya terobati.

Wanita itu pun melirik jam dinding yang menggantung di ruang tengah, pukul lima sore. Satu jam lagi arthan suami nya akan pulang dan dia masih punya waktu untuk memasak makan malam untuk mereka.

Saat ayna akan masuk ke dapur untuk melihat bahan masakan. Bel rumah berbunyi meminta dibuka kan pintu. Ayna pun bergegas ke depan untuk membukakan pintu. Saat pintu terbuka ternyata...

"Bunda," ujar ayna.

Wanita yang dipanggil bunda pun langsung masuk kedalam rumah tanpa peduli raut terkejut ayna.

"Bunda cuma mau bicara sebentar sama kamu ayna," Ujar ikoh__bunda ayna atau mamah arthan. Wanita paru baya itu sudah duduk di sofa dengan pandangan tajam.

Ayna yang sudah mengambil posisi tak jauh dari ibu mertuanya itu hanya bisa mengangguk.

"Kapan kamu mau kasih bunda sama ayah cucu," Ujar ikoh to the point. Wanita itu masih menatap tak sahabat ayna di depannya.

Sedang kan ayna hanya bisa terdiam. Dirinya memang belum bisa memberikan keturunan untuk arthan sampai saat ini. Dan dia tahu bunda mer-nya itu sudah sangat ingin menggendong anak dari arthan.

Tapi dia juga sudah berusaha untuk sesegara mungkin mendapatkan momongan tapi apa yang bisa dia lakukan kalau Tuhan belum menghendaki nya.

"Ay..ayna belum tau bunda," ujar ayna lirih. Ada rasa sesak saat mengatakan nya. Entah kapan dia juga belum tau. Tapi dia berharap Tuhan bisa memberinya keturunan dengan cepat mengingat arthan adalah anak pertama. Pastilah keluarga suaminya sangat menginginkan kehadiran bayi keturunan mereka.

Ikoh mengela nafas kasar.

"Bunda mau kamu cepet kasih bunda cucu ayna! Kamu dan arthan sudah menikah hampir dua tahun dan semua anak temen bunda yang menikahnya baru kemarin saja sudah pada isi" Ujar ikoh membandingkan ayna dengan orang lain.

Ayna hanya sanggup meremas perut ratanya. Mencoba kuat dengan keadaan yang mendesak untuk memiliki keturunan.

"Ayna akan berusaha bunda," Ayna memberanikan diri menatap ibu mertua nya itu.

"Itu harus! Kalau kamu ngga bisa kasih cucu, percuma dong arthan nikah sama kamu," Tegas ikoh

Degg

Ayna terdiam mendengar pernyataan bunda mer-nya itu. Hatinya teriris mendengar pernyataan yang selalu dilontarkan saat membahas soal keturunan.

Hati wanita mana yang tidak sakit saat ibu mertuanya terang-terangan mengatakan seperti itu secara sengaja dan bahkan berulang kali? Setiap wanita pasti dapat merasakan sakit itu. Begitu juga dengan ayna.

"Bunda pamit. Ingat pesan bunda! Cepat kasih bunda cucu, jangan sampai bunda bosan menunggu kamu," ujar ikoh.

"Iya bunda," ujar ayna.

Ayna pun mengantarkan ikoh sampai depan.

"Bunda hati-hati," ujar ayna.

Ikoh hanya menjawab dengan deheman lalu masuk kedalam mobil dan duduk di kursi penumpang bagian belakang.

Setelah mobil bundanya pergi. Ayna mengembuskan nafas kasar sambil menatap langit sore.

Jika Kau percaya pada ku, tolong tiup kan kehidupan dalam rahim ku Tuhan...Batin ayna

Our DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang