M:27

485 16 0
                                    

Bismillah..
Balik lagi sama aku hehe..
Semoga kalian tetep sehat dan bahagia hingga kalian bisa baca ceritaku yang ngawur ini hihi..

Salam hangat dari author kelas teri dari ujung bumiayu.

Happy reading all...

Pagi ini Arthan bangun dengan senyuman yang tidak pernah luntur dari wajahnya. Semenjak ayna kembali kerumah tiga bulan yang lalu Arthan selalu tersenyum di pagi harinya. Pasalnya, ranjang yang dulu sempat kosong kini kembali ditempati oleh wanita yang sangat dia rindukan. Bahkan kebahagiaannya semakin bertambah saat Tuhan masih memberinya kesempatan untuk menjaga apa yang sudah di titipkan padanya lewat Ayna.

Arthan bahkan pagi-pagi sudah ikut Ikoh didapur untuk menyiapkan masakan spesial untuk istrinya.

Cupp...

Kecupan Arthan berikan pada pipi Ayna. Tetapi itu tak membuat Ayna terusik sama sekali, wanita itu masih saja terlelap dibawah selimut tebal yang membelit tubuh berisi wanita itu.

Pipi wanita itu juga semakin berisi, membuat Arthan sampai tak bisa menahan tangannya untuk mengelus pipi gembul Ayna.

"Aku bahagia kamu kembali,bahkan sangat bahagia." Gumam Arthan, tangannya pun perlahan menyingkap selimut yang menutupi tubuh Ayn, dan kemudian turun ke perut untuk mengelus perut wanita itu yang saat ini sudah semakin besar. Karena saat ini kandungan Ayna hampir memasuki usia enam bulan.

"Terimakasih telah bertahan dalam perut Mamah." Arthan mengelus lembut perut Ayna. "Papah janji akan terus menjaga kalian," Lanjut Arthan yang beralih menatap wajah damai Ayna.

Cup..

Satu kecupan didaratkan diperut Ayna, baru setelah itu lenguhan terdengar. Arthan masih dalam posisinya, tak menjauhkan wajahnya dari perut Ayna. Pria itu masih betah pada posisi mencium perut wanita itu.

Ayna yang sudah tersadar sepenuhnya pun menatap Arthan. Tangannya terulur mengusap rambut Arthan. Semenjak dia kembali, pemandangan indah seperti ini selalu menjadi pembuka harinya yang indah.

Art yang merasakan usapan dirambutnya pun menjauhkan wajahnya dari perut Ayna dan menatap wanitanya yang saat ini tersenyum kearahnya.

"Good morning Sayang," Art mencium kembali kening Ayna.

"Morning to Kak." Ujar Ayna setelah Art mencium keningnya.

Ayna pun mengubah posisinya menjadi duduk bersandar di kepala ranjang dengan bantu Arthan.

"Kakak kok ngga bangunin Ay?" Ujar Ayna. Arthan tersenyum mendengarnya.

"Kamu nyenyak banget tidurnya, jadi Kakak ngga mau ganggu tidur kamu. Dedek juga kayanya kecapean," Ujar Arthan yang kembali mengusap perut Ayna dengan gerakan memutar.

Semalam Ayna memang tidak bisa tidur karena entah kenapa dia ingin memakan bolu coklat yang langsung dibuat oleh Ikoh, dan saat disuruh untuk menunggu besok pagi. Ayna justru menolak dan ingin memakan malam itu juga, sehingga mau tidak mau Arthan harus menjemput bundanya dan membawa wanita paruh baya itu kerumah. Untung lah bundanya mau.

"Ay laper," Ujar Ayna pada Arthan. Arthan mengacak rambut Ayna gemas.

"Iya udah kamu bersih-bersih dulu habis itu kita sarapan." Ujar Arthan yang membantu Ayna untuk turun dan melangkah ke kamar mandi.

"Bunda masih disini kan Kak?" Tanya Ayna setelah selesai menggosok gigi. Arthan mengangguk dan mengusap wajah Ayna yang baru saja cuci muka itu.

"Ya, Ayna ngga bantu bunda masak dong," Ujar Ayna yang berjalan keluar dari kamar mandi dengan dibantu Arthan.

Our DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang