M:09

214 13 2
                                    

Happy reading...

Maaf kan aku jika banyak typo disetiap part nya :-D :-D

Arthan pov.

Sudah satu minggu ini cahaya ku masih saja belum mau memberikan cahaya hangat dan cerianya. Dia masih menampakan cahaya muram yang sangat jelas aku lihat. Entah apa yang sedang ayna ku pikirkan dalam kepala nya itu.

Aku sangat ingin mengetahui apa yang ada di kepalanya itu. Namun dia selalu saja mengatakan tidak apa-apa.

Lalu jika tidak apa-apa, kenapa dia terlihat murung? Wanita memang sangat susah ditebak. Begitupun dengan bunda. Entah kenapa akhir-akhir ini bunda selalu saja mendekatkan ku dengan wanita lain. Padahal dia sudah tahu kalau aku sudah memiliki ayna. Bahkan aku pun sudah menolak nya dengan tega.

Sampai-sampai aku acuh setiap kali bunda ingin aku menemui anak dari sahabatnya.

Selain tidak berminat, aku juga takut jika ayna mengetahui bunda mendekatkan ku dengan wanita lain. Aku tidak mau ayna berfikir yang macam-macam jika mengetahui semua itu.

Maka dari itu, untuk saat ini aku lebih memilih menutup mulut ku dan tidak menceritakan nya pada ayna.

"Ngelamun aja bos," Tegur ferdi yang duduk di sofa ruangan ku.

Aku menghela nafas kasar.

"Pusing gue," Ujar ku.

"Kenapa emang," Tanya ferdi pada ku.

"Bunda sama ayna lagi aneh banget,"

Ferdi hanya diam mendengar cerita ku.

"Lo tau? Ayna akhir-akhir ini ngga tau lagi kenapa. Dia banyak diem dan ngelamun,"

"Lo buat salah kali than?,"

"Aku rasa, aku ngga buat salah fer,"
Aku memang tak merasa membuat kesalahan, terkecuali tentang hal yang aku sembunyikan saat ini.

"Cuma kaya nya ayna lagi banyak pikiran. Gue udah tanya ke dia tapi jawabannya selalu ngga papa," Lanjut ku.

"Iya emang mungkin dia ngga kenapa-napa than,"

Normal pov.

Arthan hanya menghela nafas kasar. Semoga saja yang di kata kan ferdi benar.

Arthan pun mulai melanjutkan pekerjaannya kembali. Banyak berkas dan dokumen yang harus dia teliti. Dia tidak boleh melewatkan semua angka dalam berkas-berkas yang menumpuk di atas mejanya. Atau semua masalah akan datang dalam perusahaannya.

Ayna menghela nafas kasar. Sudah beberapa hari ini ayna selalu saja memikir kan perkataan bunda. Ayna masih belum bisa melupakan itu semua. Sampai-sampai arthan juga sering memergoki nya melamun.

Maaf kan aku ka arthan. Aku selalu saja menutupi semua nya dari mu...batin ayna..

"Aku pulangg," Bisa kalian tebak itu suara siapa?. Ya. Itu suara suami tercinta ayna. Arthan baru saja pulang dari kantor.

Ayna menghampiri nya lalu mengambil tas kantor dan jas arthan, tak lupa mencium punggung tangannya. Arthan juga tak lupa mencium kening ayna. Itu lah yang selalu arthan lakukan.

Arthan pun memeluk pinggang ayna possesiv. Mereka berjalan menuju ruang tengah.

Arthan memeluk ayna setelah duduk disofa ruang tengah. Membuat ayna menyandarkan tubuhnya pada dada bidang arthan yang hanya terbalut kemeja biru dongker dengan dua kancing yang terbuka. Arthan juga sesekali mencium puncuk kepala ayna dengan sayang.

Our DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang