M:10.

245 14 0
                                    

Happy reading...

Seperti yang sudah arthan katakan bahwa mereka akan ke rumah bunda. Jadi hari ini keduanya pun sudah berada didalam mobil sport Arthan. Pria itu melajukan mobil dengan kecepatan sedang. Selama diperjalanan Arthan selalu menggenggam tangan Ayna dan sesekali menggoda wanita itu.

Semua itu sedikit membuat rasa takut Ayna yang sedang wanita itu rasakan menghilang.

Ayna dan Arthan pun sampai di pelataran rumah kedua orang tua Arthan, yang tak lain ada mertuanya juga. Ayna untuk sejenak menarik nafas dalam dan menghembuskan nya pelan.

Arthan pun membukakan pintu mobil untuk Ayna. Lalu menggengam tangan istrinya untuk turun dari mobil dan masuk ke rumah. Pria itu tak melepas Ayna begitu saja, justru memeluk posesif pinggang istrinya itu. Ayna bahkan hanya bisa menggeleng geli dengan tingkah pria disamping nya itu. Dulu saja dingin sedingin Es, tak ingin terjamah sinar mentari. Sekarang sekalinya terjamah, justru menjadi sangat amat posesif.

Pintu rumah pun dibuka kan oleh bik Atin ART yang ada di rumah kedua orang tua Arthan. Arthan pun tak lupa mengucapkan terimakasih, sedangkan Ayna tersenyum pada bik Atin yang juga membalas senyumnya.

"Bunda-Ayah." Sapa Arthan pada kedua orang tuanya yang sedang duduk diruang tengah menuggu mereka datang.

Ayna dan Arthan pun mencium punggung tangan mereka bergantian lalu ikut duduk di sofa bersama mereka.

"Bunda mau ngomong apa sama kita. " Ujar Arthan tanpa basa-basi lagi. Ikoh pun menatap anak dan menantunya itu sejenak.
Sedangkan Ayna hanya diam mendengar kan tidak berniat untuk menimpali nya.

"Lebih tepatnya bunda mau ngomong sama kamu than," Ujar Ikoh.

Ayna melihat bunda meliriknya sekilas. Begitu pun ayah. Ayna yang di tatap seperti itu pun tidak tahu apa yang bunda ingin bicarakan pada Arthan. Wanita itu hanya berharap semua itu bukan masalah besar untuk keduanya.

"Kamu ikut bunda sebentar Art!" Ujar Ikoh. Arthan menatap sejenak Ayna untuk meminta persetujuan istrinya itu. Sedangkan yang ditatap hanya mengangguk pelan. Arthan pun bangkit menyusul ibunya itu.

"Kamu sini dulu sama ayah," Ujar Ikoh.

Ayna mengangguk meng'iyakan. Ayah pun tersenyum ke arah Ayna. Setelah itu Arthan pun mengikuti bunda nya setelah mengusap lembut puncak kepala istrinya.

"Bagaimana kabar kamu, Na?" Ujar Ayah. Ayna pun menatap pria paru baya itu.

"Ayna baik, Yah. Ayah bagaimana?"

"Ayah juga baik," Ujar Ayah.

Ayna mengangguk. Setelah itu hening. Tak ada lagi percakapan diantara keduanya.

Ayna sibuk dengan pikirannya dan Ayah sibuk dengan acara bisnis yang sedang ditonton nya dalam layar tv.

Pikiran Ayna tertuju pada Arthan dan Bunda yang belum juga kembali. Dia tidak tahu apa yang mereka bicarakan hingga ia tak boleh mengetahui nya. Dia juga ingin mengetahui nya tapi..tidak mungkin kan kalau dia menguping pembicaraan mereka. Itu tidak sopan.

"Apa yang kamu pikirkan, Ayna?" Ujar Ayah membuat Ayna yang melamun terkejut. Ayah tersenyum kecil melihatnya.

"Ti..tidak ada Ayah." Ujar Ayna gagap.

Ayah menggeleng melihat tingkah laku menantunya itu.

"Ayah tahu apa yang kamu pikirkan Ayna." Ujar Ayah.

Ayna menatap ayah terkejut. Memang apa yang Ayah tahu? Tapi seperti nya Ayah memeng tahu apa yang sedang menantunya itu pikirkan.

"Tentang bunda bukan?," tanya Ayah.

Our DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang