Pt.10 : I'm Nothing But a Mess

1.7K 400 94
                                    

Tungkainya terayun cepat, penuh kegusaran ketika melewati begitu saja beberapa orang dengan aroma alkohol pekat yang berlalu lalang di tengah dentuman musik EDM. Segera sepasang netranya menemukan seorang pria yang kini kehilangan sebagian dari kesadarannya, tengah duduk di atas kursi tinggi. Menghela napas panjang, ia kemudian menghampiri dengan tergesa lantas mengambil tempat duduk di sebelah pria itu sembari menatap sekeliling dengan sedikit risih.

Ini pertama kalinya ia datang ke tempat seperti ini, tempat yang mengumumkan hal tabu dan membuat para pengunjungnya seketika buta akan pandangan luar dengan begitu mudah.

Gay Club.

“Xiaojun ...”

Fokus Xiaojun kembali teralih, ia perlahan menatap Hendery yang kini memejamkan matanya dengan kepala sepenuhnya terjatuh ke atas meja. Setengah sayu menatap Xiaojun dengan senyuman tipis. “Xiaojun ...”

Xiaojun menarik nafasnya kasar, “Kau mabuk Hen, ayo kuantar pulang.”

“Jaemin mengetahuinya... kekasihku pergi, kau pergi...”

“Apa?” Mendengar perkataan Hendery sontak membuat Xiaojun membasahi bibirnya yang tiba-tiba mengering. Dengan kernyitan dalam, ia mencondongkan tubuh kearah Hendery. Menelisik ekspresi pria itu dengan serius. “Maksudmu...”

“Aku yang berengsek.” Hendery menelungkupkan wajah di balik lengannya, mengerang pelan dengan frustasi. “Aku menyukaimu di saat yang salah.”

Xiaojun berusaha abai, ia lalu bangkit dari duduknya dan menarik salah satu lengan Hendery. “Jangan bicara apapun, kau mabuk dan kau akan menyesalinya jika melantur saat ini.”

Tubuh Hendery lebih berat dari perkiraannya. Xiaojun sedikit kewalahan, ia menarik Hendery untuk memaksa pria itu berdiri dan mengarahkan lengan kanannya agar melingkari bahu Xiaojun. Mereka berjalan lambat menuju pintu keluar, menyusuri koridor dengan langkah menggema karena sepi akan kehadiran orang-orang.

Entah karena keseimbangan Xiaojun yang payah atau karena tubuh Hendery yang terlampau berat, tiba-tiba saja tubuh mereka limbung seolah gravitasi bumi tak bekerja dengan baik, mendorong mereka dalam sekali hentakan kebarah samping. Sentak hal itu membuat pundak Xiaojun menabrak dinding dengan cukup keras, terlebih tubuh Hendery sepenuhnya tertumpu padanya.

Sedikit meringis, Xiaojun lalu mendorong Hendery untuk menjauh darinya. Namun ia kalah cepat dengan Hendery yang menekan kedua bahunya cukup keras, menghimpit Xiaojun di antara dinginnya sisi dinding dan panas tubuh Hendery akibat alkohol. Xiaojun membulatkan mata, otomatis berusaha memberontak. Namun tatapan Hendery seolah mengunci segala bentuk pergerakannya. Seolah secara tak langsung merupakan perintah bagi Xiaojun untuk diam.

“Aku gila, aku pasti gila, Dejun.”

Xiaojun menelan ludah dengan kasar ketika nama aslinya  terpanggil dengan gumaman kecil yang nyaris menyerupai bisikan. Matanya menatap lurus kedua obsidian di hadapannya dengan sedikit bergetar.

“Memikirkan jika kau akan pergi dalam tiga hari, memikirkan jika aku tak akan lagi bersamamu, memikirkan jika kau sepeserpun tak peduli dengan segala pemikiranku terhadapmu...” Nafasnya tak teratur, terhempas tepat di depan wajah Xiaojun yang masih terdiam menunggu kalimatnya. Hendery sedikit mendengus, tersenyum getir dengan pandangan masih tertanam pada netra kelam di hadapannya.

“Aku bisa gila.”

Perlahan, wajah Hendery mendekat,. Dengan pasti melenyapkan jarak bibir antar keduanya tanpa izin. Matanya terpejam, pikirannya memberikan asumsi jika apa yang tengah ia lakukan adalah bentuk dari pelampiasan seluruh perasaannya kepada pria dihadapannya. Sedikit lumatan kecil ia berikan,  tanpa tempo pasti. Sarat frustasi jelas ada di antara gerakan bibir Hendery yang berantakan, seolah ia kehilangan asa dan tak menemukan pintu keluar lain.

[Book 2] Seoul City ▪ HenXiao ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang