Happy reading...
Kring... kring...
"Ih brisik banget sih." kata gadis itu sambil meraih alarm yang masih berbunyi dan ingin mematikannya. Alarm yg menunjukkan pukul 06.00AM.
Tok..tok..tok..
"Ayo segera bangun ini hari pertama kou sekolah." Ucap Lilis (mama si gadis). Namun tidak ada jawaban dari dalam kamar. Yang akhirnya Lilis masuk kekamar dan melihat putrinya yang masih tertidur pulas.
"Ayo cepat bangun kou tidak ingin sekolah kah?" Ucap Lilis.
"Bangun lah kemudian mandi dan turun kebawah sarapan kou mengerti." sambung Lilis dan mencium kening putri nya itu.
"Mmm..." ucap gadis itu yg masih memejamkan matanya. Lilis pun keluar dari kamar dan turun menyiapkan sarapan.
Dengan susah payah akhirnya ia bisa bangun dan berjalan kekamar mandi dan segara mandi. Walaupun ia seorang gadis tapi ia selalu bangun siang setiap harinya. Gadis itu pun sudah memakai pakainya dan hendak turun untuk sarapan.
*****
Namun ia mendengar suara pertengkaran dari meja makan yang tak lain itu adalah papa dan mama nya. Ia hanya diam melihat pertengkaran keduanya, ia merasa ingin sekali menangis saat itu juga namun ia menahan tangisnya itu. Gadis itu hanya bisa diam dan menahan tangis nya karna dia tidak ingin menangis didepan siapa pun. Ia hanya bisa menangis saat tengah malam, hanya sendiri, dan hanya kegelapan dengan suara tangisan setiap malam. Karna ia tau tidak lama lagi orang tuanya akan segera cerai walaupun sebenarnya ia tidak ingin orang tuanya bercerai.
"Kenapa kou membesar besar kan masalah kecil. Itu hanya lah baju kou mengerti!" bentak Lilis ke Jordan (papa gadis itu).
"Kou pikir ini baju murah hah. Ini baju mahal dengan desain khusus kou mengerti itu!" bentak Jordan kepada Lilis.
"Aku tau baju itu sangat mahal. Dan aku tidak sekaya dirimu yg bisa membeli baju dengan desain yg bagus dan mahal!" bentaknya lagi ke Jordan.
"Kou sudah tau itu kenapa kou malah merusaknya hah!!" Teriak Jordan ke Lilis.
"Bukankah kou ini orang yang sangat kaya. Lalu bagaimana mungkin orang kaya seperti mu itu perhitungan hanya dengan sebuah baju!" teriak nya tidak kalah tinggi dari Jordan.
"Apa kou bilang..." sebelum Jordan menyelesaikan ucapannya ada orang yang sudah berteriak lebih keras dari keduanya.
"Sudah cukup, pagi pagi sudah membuat keributan. Ingin semua orang disini dan orang luar mendengar pertengkaran kalian hah!" Yang tidak lain berteriak kepada keduanya adalah putrinya.
"Kou dengar yang putri mu katakan. Jangan membesarkan masalah kou mengerti." ujar Lilis kepada Jordan.
"Apa yang kou katakan." sentak Jordan kepada Lilis.
Gadis itu hanya diam, mendengar, dan melihat mereka malah meneruskan pertengkarannya. Tanpa mempedulikan mereka gadis itu berjalan meninggal kan mereka dan menyuruh salah satu pelayan menyiapkan mobil yang akan ia gunakan untuk pergi kesekolah.
Lilis melihat putrinya yang akan pergi mencegahnya dengan berkata, "Eh kou tidak sarapan kah. Mama sudah siapkan sarapan untukmu." Ucap Lilis itu kepada putrinya.
Gadis itu tersentak berhenti mendengarkan mama nya bicara dan berbalik badan kearah keduanya.
"Tidak perlu aku sudah kenyang. Hanya dengan mendengar pertengkaran kalian aku sudah merasa sangat kenyang kalian mengerti."
Kemudian ia berbalik meninggal kan keduannya dan menaiki mobil yang dibelikan papanya kemarin malam. Memang papanya adalah seorang pengusaha yang kaya dan berlinang harta. Namun harta itu hanya bagaikan butiran kecil dimata sang gadis karena keluarga nya hancur berantakan seperti tidak ada kesempatan lagi untuk memulai kehidupan baru. Keduanya hanya terdiam melihat putri nya yang pergi dengan mengerdarai mobilnya itu.
Tbc...
Maaf yha part nya pendek. Tapi aku akan lebih panjangkan di part selanjutnya. Mohon maaf kalo ada beberapa kata yg salah. Karna ini part pertama aku. Mohon dukungan nya dan votenya yha. Aku akan usahakan untuk cerita selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love?
Teen FictionBagaimana jika Playboy bertemu si dingin es? Apakah ia bisa merubah es menjadi matahari yang selalu memberikan kehangatan? Apakah ia bisa melakukan semua itu? Semua hal membutuhkan proses. Seperti merubah mu dari es menjadi matahari. Tapi aku tidak...