Happy reading...
Hari cepat berlalu, tanpa Jian rasa ia sudah merasakan segalanya di dunia ini. Seperti perkataan nya kemarin Jian akan sarapan dirumah bersama papa dan mama nya dan jugaaaaa....
Leo.Sekarang Jian berada dimeja makan. Ia merasa canggung entah mengapa? Apakah karena mungkin ada Leo atau karena ia tidak pernah makan bersama keluarga seperti ini. Jian masih merasa ini seperti mimpi. Ini terlalu mengejutkan Jian bahkan masih merasa ini seperti mimpi.
"Leo kou tinggal dimana?" Jordan bertanya kepada nya.
"Di jln xxxxxx om."
"Sudah berapa lama kou dekat dengan Jian?" Jian yang merasa namanya dipanggil menoleh. Sewot...
"Apaan sih pa, kok tanya nya kek gitu?" Jian kesal.
"Papa wajar bertanya kenapa kou sewot sekali. Leo saja tidak sewot sama sekali. Ya kan Leo?" Cibir Jordan .
"Tentu om, tidak masalah. Saya dekat dengan Jian seperti nya mmmm....."
"Awal Jian masuk sekolah deh kayak nya om. Iya awal sekolah." Jordan hanya mengangguk.
"Sudah sudah tidak baik makan dengan berbicara, pamali." Lilis berkomentar. Akhirnya mereka sarapan tanpa ada gangguan sama sekali.
*****
"Jian Jian!" Suara koar itu berasal dari mulut Tina.
"Huh! Apa sih tin. Berisik tau gak sih." Tina hanya cengengesan.
"Kedekatan mu dengan kak Leo sudah menyebar ke seluruh sekolah Jian." Jian sudah memprediksi ini.
"Terus gue harus apa? Mau gimana lagi? Mulut murid sekolah ini udah kayak toa masjid. Lower kemana mana."
"Iya Jian gue tau. Tapi satu hal yang harus Lo ketahui. Gue ngerasa....."
"Ngerasa apa?"
"Gue rasa kak Leo itu gak cukup baik deh kayak nya."
"Lo tau darimana. Lo inget dulu lo pernah bilangkan 'kak leo itu cowok baik kok jian, jadi Lo tenang aja' inget?"
"Iya sih tapi sumpah demi apa pun gue ngerasa kak Leo sedikit aneh gitu."
"Udah deh tin gue tau loh khawatir sama gue tapi Lo tenang aja. Gue percaya kok dengan Leo."
"Tapi Jian..."
"Hussss udah deh gak udah mikir macem macem oke."
*****
Seperti biasa Leo selalu ada didepan pintu kelas untuk mengantar cewek tersebut untuk pulang. Leo menunggu nya sambil bermain ponsel nya. Saat Jian datang Leo memasuk kan ponsel nya dan mengantar Jian pulang.
Sudah pada perjalanan sampai ke rumah. Saat Jian ingin masuk kedalam rumah, Leo meraih tangan Jian. Jian Menoleh dengan alis terangkat seolah mengatakan 'ada apa?'
"Minggu besok kou ada waktu luang?" Tanya nya.
"Kurasa begitu."
"Kalau begitu Minggu malam gue ingin ngajak Lo keluar. Lo mau kan?"
"Kemana?"
"Rahasia." Jian hanya mengatakan ohh tanpa bersuara.
"Up to you." Saat Jian ingin melenggang pergi lagi lagi Leo menarik tangan nya lagi.
"Apa an sih?" Cerca Jian kesal. Leo hanya mendengarkan tapa menjawab seperti ia sudah terbiasa dengan perkataan Jian.
"Mungkin beberapa hari esok gue agak sibuk. Bentar lagi gue mau ikut olip jadi mungkin gue ga bisa ngantar jemput atau ketemu Lo sementara waktu..."
"Tapi kalau gue senggang gue bakal temuin Lo kok." Leo berkata dengan cukup panjang. Dan hanya mendapat deheman dari Jian. Leo pun melengos pergi dengan motornya dari depan rumahnya.
Entah kenapa ia malah teringat kata kata Tina soal Leo. Tidak.. tidak mungkin itu terjadi itu lah yang Jian percaya saat ini. Ia percaya kalau Leo tidak mungkin menghianatinya ia yakin itu.
*****
Jian berada dikelas dengan menatap laptop yang ia main kan. Dimana Tina? Jangan tanya tentang dia, dia adalah manusia paling semangat soal istirahat dan pergi ke kantin. Tina datang dari kantin dengan membawa beberapa snak untuk dimakan.
Tina menyodorkan makan itu pada Jian. Jian pun menerima nya.
"Hari ini Lo berangkat sendiri?" Tanya nya.
"Hmmm."
"Tumben kemana kak Leo?"
"Dia ada urusan olip."
"Gak masuk akal deh. Apa urusan olip ama ngantar Lo."
"Udah deh tin lo kayak nya akhir akhir ini sering curiga deh ke Leo."
"Bukan gitu sih. Oke gue paham kak Leo cowok pinter Sampek iku olip segala. Tapi ikut olip Sampek gak nganter Lo itu gak masuk akal tau ga."Cerocos Tina kesal.
"Kan harus pelatihan dulu. Mungkin berangkat lebih pagi."
Tina masih saja meragukan Leo sampai saat ini. Padahal awal nya dia juga kan yang.... Hahhhh. Sudah lah.
"Terserah deh Jian. Tapi kalo kak Leo ngelakuin sesuatu yang aneh atau nyakitin lo. Lo harus cerita ke gue. Oke?"
"Mmm baiklah terserah Lo aja deh tin."
"Tapi Jian lo jangan terlalu percaya dengan kak Leo oke? Begini maksud gue kak Leo kan Playboy gue takutnya Lo....."
"Sudah lah tin ga usah mikir aneh aneh knapa."
Seperti yang diketahui. Leo emang mengikuti olip, dan ia tak meragukan nya sama sekali. Jian membawa mobil sendiri hari ini. Yang seperti kalian tau...
Tbc...
Untuk mengending kan cerita ini 3 part lagi kurasa diundur yaaa🤣
Cerita ML? Ini mungkin akan lebih panjang part nya. Karena dipikir pikir kalo kecepatan di end ntar end nya bakal keliatan kayak flat wkwk... Udah cerita nya kek gini, end nya cepet pula double flat entar wkwk...
Jadi aku udah mikir mikir buat perpanjang.Menurut kalian part ini word nya udah pas gak, karena menurut ku part yang sebelum nya 1-10 itu word nya terlalu banyak (gimana gak kebanyakan orang 1100 word lebih wkwk) karena word yang terlalu banyak malah akan bikin kalian bosen kan? Hahahah
Udah deh banyak cincong aku deh wkwk....

KAMU SEDANG MEMBACA
My Love?
Teen FictionBagaimana jika Playboy bertemu si dingin es? Apakah ia bisa merubah es menjadi matahari yang selalu memberikan kehangatan? Apakah ia bisa melakukan semua itu? Semua hal membutuhkan proses. Seperti merubah mu dari es menjadi matahari. Tapi aku tidak...