Kata nya, jangan suka menggantungkan harapan kepada manusia. Terkadang mereka hanya memberi harapan tanpa bisa selalu mengabulkan nya.
Aku tahu itu, aku memang tidak seharusnya menggantungkan harapan pada janji Namjoon hyung kemarin karena seperti yang sudah-sudah Namjoon hyung akan selalu membuat aku menjadi pihak yang merasa kecewa karena janji itu tidak pernah ditepati.
"Maaf Jungkook, kita tidak bisa pergi ke sungai Han. Hyung masih ada pekerjaan penting."
Begitu kata Namjoon hyung di seberang panggilan sana ketika aku membersihkan baju ku yang basah dan kotor di kamar mandi sekolahku.
"Tidak apa-apa, hyung. Aku mengerti." aku selalu mengerti, hyung.
Kemudian sambungan telepon kembali diputus secara sepihak. Aku lantas menatap pantulan diriku sendiri di cermin, rambut berantakan, baju seragam yang kotor dan bau. Aku tersenyum miris pada pantulan wajahku, kenapa aku terlihat menyedihkan?
Aku mengbil tas dan buku-buku ku yang tercecer di lantai, menyeretnya tanpa tenaga keluar kamar mandi. Sedikit membeliak ketika netraku melihat Jimin menghalangi jalanku saat baru saja keluar dari kamar mandi.
"Ini." dia menyodorkan sebuah kaus padaku. "Sebaiknya kau tidak berkeliaran keluar sekolah dengan pakaian kotor." Jimin memasukan kedua tangan ke dalam saku celana nya, menatapku seakan tak peduli. "Aku melakukan ini untuk Taehyung." dia melanjutkan sebelum aku sempat mengucapkan terima kasih. Kemudian dia berbalik dan berjalan ke arah sebaliknya, meninggalkan aku yang masih memegangi kaus hijau tua di tanganku.
"Terima kasih, Jimin."
***
"Jungkook, cepat ganti bajumu."
Aku baru saja menjemur seragamku di balkon ketika mendengar suara Namjoon hyung dan gerakan nya yang tergesa masuk.
"Hyung, ada apa?"
Aku cepat-cepat berjalan menuju Namjoon hyung yang tengah melepas kemeja nya di kamar, menggantinya dengan kemeja biru laut.
"Ganti bajumu, ibu meminta kita ke rumah." Namjoon hyung melirik padaku yang terlihat terkejut. "Ibu ingin kita makan malam di rumah."
Aku bisa melihat sudut bibir Namjoon hyung sedikit terangkat. Makan malam di rumah? Tiba-tiba saja aku ingin tersenyum lebar, "Aku ganti baju dulu, hyung!"
Aku berlari ke kamar, cepat-cepat berganti pakaian dan menemui Namjoon hyung yang sudah menunggu di depan pintu apartement dan menuju basement untuk pergi ke rumah kami.
Sudah berapa lama, ya, aku tidak bertemu ibu?
Apa nanti ada ayah juga?
"Apa yang sedang kau pikirkan, Jungkook?"
Dalam mobil kami yang sepi tiba-tiba Namjoon hyung bertanya, aku buru-buru menoleh pada nya. Menyunggingkan senyum kecil sambil memainkan seatbell. "Tidak ada, aku hanya senang bisa pulang ke rumah."
Aku melihat Namjoon hyung sedikit termenung, dan selanjutnya yang dia lakukan adalah sesuatu yang hanya bisa aku bayangkan selama ini. Namjoon hyung mengusap rambutku, menatapku meski sekilas dengan sorot mata yang hangat.
"Bagaimana kalau sepulang dari rumah ibu kita makan ice cream?"
"Aku ingin makan dua ice cream."
"Baiklah, kau akan mendapatkan yang aku mau."
"Yes!"
Aku tidak bisa berbohong, bahwa hal kecil ini seperti menyembuhkan sedikit perasaan kesepian yang aku rasakan selama ini.
Ah, ibu, aku rindu ibu.
⌛⌛⌛
KAMU SEDANG MEMBACA
BREATHE
Fanfiction[ Short Story ]Kim Jungkook tidak pernah mengeluh saat Taehyung diam-diam menghancurkan hidupnya, dia pikir masih memiliki Namjoon sebagai kakaknya. Tapi saat satu rahasia memunculkan kebenaran ke permukaan, dia pikir perkataan Taehyung benar. Or...