Faded | Chapter 10 - Try to remember you

5.5K 684 32
                                    


Maaf untuk TYPO!!!

~~~

Pekerjaannya banyak sekali. Davian bahkan melewatkan makan siang hanya untuk menyelesaikan semua pekerjaannya. Davian tidak tahu, ternyata mencari uang bisa secapek ini. Yang ia tahu, jika ia menginginkan sesuatu, Ayah pasti akan langsung memenuhinya. Atau kalau tidak, Davian akan ngambek, tak mau bicara ataupun berpapasan dengan Ayahnya selama berhari-hari. Astaga, menyadari hal itu membuat Davian ingin segera pulang dan meminta maaf sesegera mungkin pada Ayahnya.

Betapa dulu ia selalu menuntuk begitu banyak hal pada kedua orang tuanya tanpa mau tahu bagaimana sulit dan lelahnya mencari uang. Huft!

Kring!

Davian yang awalnya mennyenderkan tubuhnya pada kepala kursi, sontak menegakkan duduknya sejenak saat ia mendengar bunyi dari ponselnya. Ia, membuka ponselnya yang terletak tak jauh dari jangkauannya. Sebuah pesan, dan itu dari Bundanya.

Bunda Assalamu'alaikum, Abang sudah sholat dzuhur? Sudah makan siang?

Sambil bibirnya tertarik sempurna, Davian segera mengetikkan balasan pada ponselnya. Ia selalu suka jika Bundanya mengirimi ia pesan dengan penuh perhatiannya.

Davian Wa'alaikumsalam, Abang belum makan, baru sholat dzuhur, Bun :'(

Bunda Ih kenapa? Kok belum makan? Bunda bawain makanan sekarang ya?

Davian Nggak sempet, banyak kerjaan.

Davian Nggak usah deh Bun, nanti Abang makan di sini aja.

Bunda Yaudah, tapi jangan lupa makan ya, awas kalo nggak makan.

Davian Iya cintakuh:*

Selanjutnya, Davian terkekeh pelan. Hm, kadang ia rindu juga pada Bundanya. Akhirnya, ia kembali melanjutkan pekerjaannya. Tangannya dengan lincah mengetikkan sesuatu di keyboard laptopnya. Setelahnya, ia mulai membaca satu persatu tumpukan map yang ada di hadapannya dan menadatanganinya, namun sebagian ada yang hanya dibaca saja, kemudian dipisahkan dengan tumpukan map yang sudah ia tanda tangani.

Ini pilihannya, dan ia harus bertanggung jawab atas pilihan yang telah diambilnya.

Satu, dua, dan tiga jam sudah Davian lewati. Akhirnya, satu persatu pekerjaannya sudah ia selesaikan. Dan ya, saat ia menoleh ke arah jam tangan hitam yang dikenakannya, jam sudah menunjukkan pukul 16.10 sore. Yang artinya sebentar lagi akan memasuki waktu ashar. Ia ingin pergi ke kantin untuk sekedar mengisi perutnya, namun rasa lelah itu jelas saja ia rasakan. Akhirnya, untuk menghilangakan sejenak rasa lelahnya, Davian memutuskan untuk tidur barang sejenak.

Hadar Nanti malem kita jadi kumpul di Kafe biasa? Lo ikut kan?

Davian Oke, nanti gue nyusul.

Dan setelah itu, kantuk sudah terlebih dahulu menguasainya.

~~~

"Mbak, nanti bilangin Pak Adi ya, hari ini aku izin, nggak enak badan."

Mendengar apa yang diucapkan Safaa, membuat Mbak Renata bergegas mendekati gadis itu. "Kamu sakit, Saf?"

FADED | End of Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang