DREAM chapter : 11

3K 525 115
                                    

—DREAM—

Choi Beomgyu tertawa sarkas setelah lima belas menit ruang latihan berdominasi cokelat susu itu sunyi senyap. Yeonjun, Soobin dan Huening Kai menatapnya dengan kerutan bingung.

"Dia gak datang" Beomgyu menggeleng pelan. "Aku gak percaya dia melakukan ini."

Semua tau anak itu tengah membahas Taehyun yang belum juga kembali. Benar, Taehyun bahkan sama sekali tak memberi kabar sejak pergi kemarin.

"Jangan salah paham dulu, mungkin masalahnya belum selesai," ujar Yeonjun yang tengah asik duduk di sofa sambil memainkan ponsel, membuka akun SNS mereka yang sedang ramai.

"Masalah apa yang membuatnya harus pergi tanpa memberitahu kita? Waktu kita tinggal dua hari lagi, Hyung. Tau tidak sih artinya dua hari!"

"Kamu tau Taehyun, 'kan? Dia gak akan lari dari tanggung jawab. Aku percaya padanya," sahut Soobin seraya berjalan ke tengah ruangan untuk memulai kembali latihan mereka yang terhenti karena Beomgyu bersikeras menghubungi Taehyun namun tak mendapat jawaban.

Beomgyu membuang napas kasar. Mereka tidak tau saja betapa khawatirnya dia pada Taehyun. Dia bukannya kesal Taehyun belum kembali, lebih tepatnya dia takut. Takut Taehyun tidak akan kembali lagi.

Bocah Daegu itu lantas menyusul yang lain untuk memulai latihan kedua tanpa Taehyun. Dia hanya berharap Taehyun benar-benar akan kembali. Karena terakhir kali mereka berbicara, hanya membahas kesalahpahaman. Dan Beomgyu belum meminta maaf untuk itu.

—DREAM—

"AYAH! IBU!"

Saeron berlari cepat menuruni tangga. Mencari ayah atau ibunya ke seluruh ruangan, dan berakhir menemukan ibunya yang tengah bergulat dengan penggorengan dan spatula di dapur.

"Ayah dimana, Bu?" tanyanya tergesa selagi berjalan mendekat.

"Ayah? Dia keluar sebentar. Ada sedikit urusan katanya. Ada apa?" sahut Sang Ibu tanpa mengalihkan pandangannya.

"Hanya sendiri?" Saeron menelan ludahnya kasar. Dadanya bergemuruh tidak karuan selagi menunggu jawaban dari Sang Ibu. Dan melihat ibunya mengangguk kemudian lantas membuatnya terbelalak kaget.

"Lalu Taehyun kemana? Dia tidak ada di kamarnya, Bu?!"

—DREAM—

"Apa Anda serius?"

"Apa aku terlihat sedang bercanda?"

Pria berkacamata itu mendesah keras. "Maaf, tapi aku tidak tau jika—"

"Aku juga baru mengetahuinya. Kurasa hanya dia dan teman-temannya yang tau."

"Begitu...." Bang Si Hyuk melepas kacamata beningnya, memijat pangkal hidungnya sebentar sebelum kembali memasang kacamatanya. "Aku akan mengatasinya. Tapi untuk mengeluarkannya, itu mustahil," ujar sang pimpinan perusahaan.

"Kau mau aku mengganti berapa?"

"Tolong, ini bukan tentang uang. Bisakah Anda mempertimbangkannya lagi? Anak itu sudah bekerja keras selama ini."

"Aku tau mana yang terbaik untuk anakku. Aku hanya mau kau mengeluarkannya jika dia tidak ingin mengundurkan diri. Masalah selesai."

"Tuan, tolong—"

"Keluarkan dia, atau akan aku laporkan agensi ini ke polisi."

—DREAM—

Waktu yang diimpikan selama bertahun-tahun akan berakhir dalam 48 jam. Tapi nyatanya semua itu harus pupus dalam sedetik ketika sebuah penghalang datang. Sialnya, penghalang itu adalah dirinya sendiri. Memikirkannya benar-benar membuatnya frustasi, kepalanya serasa ingin pecah.

✔ One DREAM | Kang TaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang