Play mulmed
—DREAM—
Hari ini, semua terlihat gelap. Pakaian orang-orang, payung yang berada di atas kepala, dan langit yang membentang pagi itu. Rintik hujan yang jatuh di musim semi membasahi tanah dan pohon-pohon yang tengah memekarkan bunga. Menyamarkan air mata yang berlomba lolos dari sarangnya.
Ketika perlahan orang-orang mulai meninggalkan tempat itu, tersisa mereka yang masih bertarung dengan rasa sakit.
Kehilangan adalah satu bagian dari kehidupan, meski tak ada yang menginginkannya, pada akhirnya itu akan terjadi cepat atau lambat. Meski sekeras apapun usaha untuk mengembalikan keadaan, bahkan secuilpun tak akan ada yang berubah.
Mereka yang telah menyelesaikan tugasnya di dunia harus pergi. Dan tak seorangpun dapat mencegahnya. Mau tidak mau, meski hati menolak dengan keras.
"Kami turut berduka, Bi," ujar Soobin di tengah hujan rintik yang jatuh. Ia jelas bisa merasakan apa yang tengah dirasakan ibu dari temannya itu. Sungguh, dia sama sedihnya.
Wanita berumur itu memaksakan seulas senyum. "Terima kasih." Namun senyum itu tak bertahan lama, karena setelahnya ia kembali terisak pelan.
Soobin mundur perlahan, kembali bersisian dengan ketiga temannya. Ia lihat Yeonjun yang membelakangi mereka sembari mendongak, menahan air matanya. Soobin mengusap pundak Yeonjun membuatnya kembali berbalik. Sementara di sisi lain Hyuka dan Beomgyu masih mengarahkan pandangan pada gundukan tanah itu. Mereka bahkan beberapa kali terlihat mengusap cairan bening di ujung mata. Hati mereka teriris menyaksikan ini.
Hujan yang turun semakin deras kemudian membuat mereka terkesiap.
"Bibi, Noona, kami harus pulang"
Keempatnya membungkuk dalam sebelum meninggalkan area pemakaman. Meski sebenarnya mereka masih ingin berlama-lama, namun disana, mereka tau semua orang sedang menunggu. TXT akan debut hari ini.
Mereka menengok sekali lagi untuk melihat Ibu Taehyun dan Saeron yang masih bertahan di antara dua gundukan tanah yang saling bersebelahan, sebelum akhirnya benar-benar pergi dari sana.
Dalam perjalanan, tak ada suara yang mencairkan suasana. Yeonjun dan Soobin yang duduk di tengah berusaha untuk terpejam, sementara di belakang Beomgyu dan Hyuka melempar pandang ke luar kaca jendela. Biasanya di tengah ada Taehyun, jadi ketika mereka berdebat atau bertengkar dia selalu jadi penengah.
Kejadian kemarin masih membekas hangat di kepala. Meski waktu berlalu, mungkin mereka tidak akan melupakannya.
—DREAM—
Suasana di sana begitu ramai. Euforia teriakan penonton bergema memekakan telinga. Harusnya mereka bahagia. Seharusnya. Namun tak ada yang bisa menyangkal bahwa sangat berat menjalani ini sekarang. PD nim benar-benar memutuskan mendebutkan mereka dengan empat anggota tersisa. Mereka tak bisa menolak lagi, sesuai janji.
Satupun media belum ada yang mengetahui ini, karena semua terjadi secara tiba-tiba. Tidak tau apa yang akan terjadi kedepannya, mereka hanya akan menampilkan yang terbaik untuk saat ini. Lebih dari dua bulan penantian orang-orang di luar sana, mereka akan menebusnya hari ini. Meski mungkin akan sedikit berbeda.
"Huening Kai"
Hyuka mengangkat wajahnya yang semula menunduk. Bertukar pandang dengan Yeonjun yang duduk di sebelahnya dengan Stylist Noona yang tengah menata rambutnya.
"Kamu baik?"
Hyuka ingin sekali menggeleng. Namun ia tak ingin mengacaukan hari ini. Pada akhirnya ia hanya bisa mengangguk dengan sedikit senyum.
"Uhm"
Yeonjun membalas dengan senyum lebar. Kemudian menengok ke belakang dimana Soobin dan Beomgyu tengah duduk di sofa dalam diam. Hanya sesekali tersenyum dan memberi hormat pada kru dan staff yang melintas.
Tidak ada yang tidak menyadari sikap mereka, namun tak ada yang bisa dilakukan. Semua hanya berlagak seperti tidak terjadi apa-apa.
Yeonjun mengeluarkan ponselnya, mengetikkan pesan untuk seseorang.
'Bagaimana keadaanmu? Sudah merasa baik? Kami sudah siap, sebentar lagi waktunya tampil. Aku harap kamu melihat kami, Taehyun-ah'
Yeonjun mematikan layar ponselnya. Melihat pantulan dirinya di cermin.
Mana janjimu yang katanya gak akan debut kalau gak bersama Taehyun, Yeonjun-ah?!
Yeonjun menatap marah wajahnya sendiri. Terjebak di antara dua hal yang sama-sama penting bukanlah hal yang mudah. Bagaimana ia bisa memilih salah satu dari keduanya?
Ketika salah satu staff memanggil, mereka segera beranjak. Beberapa stylist mendekat untuk memeriksa penampilan mereka sekali lagi sebelum keempatnya bersiap naik ke atas panggung.
Mereka saling bergandengan. Melihat berapa banyak orang yang akan menyaksikan penampilan mereka untuk pertama kalinya.
"Kalian siap?" tanya Soobin yang kemudian dijawab serempak oleh ketiganya. "Siap!"
Maka ketika langkah mereka membawa mereka pada panggung, suara riuh penonton menggema di seluruh penjuru.
"CHOI SOOBIN! CHOI YEONJUN! CHOI BEOMGYU! HUENINGKAI! TOMMOROW BY TOGETHER!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.END
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ One DREAM | Kang Taehyun
Fanfic[Tomorrow by Together] "Aku keluar dari TXT" Satu kalimat yang mampu meruntuhkan dunia tepat di atas kepala. Mereka akan menunjukkan, bagaimana meraih impian tak semudah membalikkan telapak tangan. Bahwa berani bermimpi artinya siap menanggung segal...