part 10

33 1 0
                                    


      Setelah urusannya selesai di panti asuhan air mata bunda, arjun langsung pergi karena ada kerjaan yang harus dia selesaikan, tapi syukurlah kerjaannya tidak terlalu mendesak jadi arjun bisa pergi sendiri untuk menyelesaikannya, sedangkan kedua saudaranya masih di sana untuk bantu-bantu yang lain. Mereka semua benar-benar sibuk sekali karena besok panti asuhannya akan di tepati jadi hari ini tidak ada waktu istirahat, bahkan saking sibuknya kasih dan hany tidak punya waktu untuk menyapa tuan-tuannya, apa lagi tadi beberapa kardus yang berisi buku baru saja sampai,mjadi mereka harus mengaturnya.

"ukhty banyak sekali debunya..." kata hany memberi tau setelah melihat rak-rak buku-buku itu "ukhty, hany akan mencari kain dulu di gudang, tidak apa-apa kan?"

"iya, tapi jangan lama-lama!" balas kasih

Hany tersenyum pelan.

Setelah itu hany langsung pergi ke gudang yang berada terpisah di belakang panti, hany langsung masuk dan membiarkan pintunya terbuka, hany langsung saja mencari kain-kain itu, tapi mau cari di mana coba? begitu banyak barang-barang yang tidak terpakai lagi, apa lagi setelah kebakaran tempo hari, semua yang tidak terpakai di taruh di gudang, makanya agak sedikit susah mencari barang-barang kecil seperti kain di dalam tumpukan barang besar seperti prabot.

Hany terus mencari kain lap di antara puing-puing kayu itu, lalu mata hany melihat satu kardus yang berada di atas lemari, apa jangan-jangan isi kardus itu adalah kain seperti yang dia cari, hany langsung menaiki tangga walaupun sebenarnya dia takut ketinggian tapi sekarang dia tidak tau mau minta tolong sama siapa, hany tersenyum tipis ketika apa yang dia cari ada di dalam kardus itu, hany menutupnya kembali dan mencoba menurunkannya, tiba-tiba saja di dalam kardus itu ada sesuatu yang melompat keluar kearahnya dan itu membuat hany terkejut dan tangga yang berdiri tadi mulai goyang hingga membuat tubuh hany melayang di angkasa, tapi kenapa tubuh hany tidak sakit sama sekali ya?

Dengan pelan hany mencoba membuka matanya dan bulat mata hany ketika melihat siapa orang yang telah menangkapnya, bagaimana bisa putra tiba-tiba berada di gudang?

"tu tuan?" desis hany

"hany" balas putra

Mereka berdua sama-sama diam dan membiarkan mata mereka saling bertemu, apa ini yang dinamakan berbicara dalam diam?, Mulut memang tidak mengeluarkan kata-kata tapi seakan mata yang sedang berbicara, yang namanya perasaan tetap saja rumit...

"kamu tidak apa-apa?" tanya putra ingin memastikan

"iya tuan, hany baik-baik saja..." jawab hany "tuan, tolong turunkan hany!" suruh hany, putra bukannya menurunkan hany tapi malah menatap dalam kedalam mata hany hingga membuat hany tidak sanggup lagi bertatap mata dengan putra "hany mohon tuan" pinta hany sekali lagi.

Kemudian putra menurunkan hany seperti yang hany inginkan, tanpa sengaja putra melihat kardus yang hany tarik tadi ingin jatuh, dan kalau itu jatuh maka tepat di kepala hany dan mungkin itu berbahaya.

"hany awas!!!" teriak putra sambil menarik hany kearahnya, hingga membuat mereka terjatuh di atas kardus-kardus yang berserekan di lantai, putra langsung mendesis kesakitan ketika tubuhnya mendarat di atas lantai di tambah lagi dengan hany yang berada di atas tubuhnya.

Hany dengan pelan mengangkat wajahnya dan melihat putra yang sedang kesakitan. Merasa hany sedang memandanginya, putra dengan pelan melihat kearah hany, dimana hany benar-benar sedang memandanginya, meskipun cuma mata hany yang terlihat, entah kenapa itu membuat putra merasa nyaman saat memandanginya, begitu juga yang hany rasakan saat memandangi wajah putra, padahal selama ini hany sama sekali tidak pernah peka dengan perasaan seperti itu.

THE PERFECT WOMENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang