Pulang sekolah Ari udah nunggu di depan gerbang. Gue langsung aja masuk dan kita langsung pergi ke XXI.
Di dalam mobil kita diem. Mungkin Ari masih marah gegera gue bilang males sekolah. Gue ngerti itu salah banget sih.
Seharusnya gue nggak ngomong kayak gitu. Padahalkan gue tahu gimana Ari sama sekolah.
Akhirnya gue juga yang ngebuka percakapan.
" Ri?? " Kata gue
" Apa " jawabnya datar
" Kamu marah sama aku ya "
" Marah kenapa juga??"
" Gara² aku ngomong males sekolah tadi "
" Kalo di bilang marah aku marah, tapi aku marah buat apa juga, kalo kamunya udah nggak semangat sekolah " jawabnya dengan panjang lebar
" Iyaa Ri aku ngerti " jawab gue dengan lesunya
" Nggak usah nonton aja aku mau pulang " kata gue dengan menahan isakan
" Kenapa nggak jadi nonton " kata Ari dan tiba² mobilnya berhenti
" Nggak papa aku mau pulang aja " jawab gue tetap dengan menawahan isakan
" Jangan kayak gini napa Syah, aku bilang kayak gitu maksudnya biar kamu itu nggak ngulang i lagi pikiran² yang kayak gitu " jelasnyaDan gue malah nangis. Gegara dari tadi udah nggak bisa nahan air mata lagi.
"Lah kok malah nangis ?? " Tanyanya panik
"Nggak papa !!" Jawab gue singkat
"Udah ayo pulang aja "
"Kamu tu kalo di kasih tau jangan marah" kata Ari
" Iyaa aku nggak papa kok" sambil senyum maksa
"Jadi dong nontonya" kata AriGue cuma diem aja...
" Kalo diem berarti jawabannya iyaa " kata Ari
Gue cuma senyum.Dia baik, kenapa gue harus seburuk ini, kenapa??.
Skip nontonnya dah selese
" Dah ini mau kemana?" Tanya Ari
" Pulang ajalah udah capek "
" Kamu masih marah apa gimana ??"
" Nggak kok, udahlah ayoo pulang "Akhirnya kita pulang
Di dalam perjalanan semua sunyi. Entah mengapa aku mulai berfikir bahwa aku nggak pantes sama Ari. Dia baik. Bertentangan dengan aku yang seburuk ini.
Tiba² nggak ngerti kenapa air mata gue netes lagi. Gue langsung memandang berlawan arah dari Ari untuk menyeka air mata ini. Niatnya supaya Ari nggak tau. Tapi alhasil dia tahu juga.
Tiba² mobil Ari berhenti
"Kamu kenapa yank " tanyanya sambil menggoyangkan badan gue
" Nggak papa kok " menatap dia dan berusaha untuk menahan Air mata.Namun semakin gue natap dia semakin gue merasa bersalah.
"Yank, jangan gini lah "
"Heyyy aku nggak papa, tenang aja"Dan dia meluk gue. Seketika Air mata gue netes karena udah nggak bisa di hendung lagi.
"Aku nggak pantes buat kamu Ri hiks hiks " kata gue
"Kamu kenapa sih, nggak pantes apanya" tanya dia
"Kamu cowok?? Jadi nggak pantes buat aku " katanya lagi dengan nada becandaAku tahu dia berusaha untuk menghibur gue namun nggak mempan.
" Aku nggak pantes buat kamu Ri " kata gue lagi
"Heeyyy udah lah jangan kayak gini "
"Aku nggak pantes buat kamu Ri, kamu itu baik tap.." udah mau di potong sama Ari"Kamu dengerin aku, aku milih kamu karna aku sayang sama kamu, aku suka sama kamu. Kalo pun aku nggak sayang sama kamu kungkin aku bakalan nurutin apa kata temen² kamu yang kapan hari itu kalo kita sebaiknya nggak sama². Tapi aku sayang sama kamu syah. Aku kilih mempertahankan kamu dengan semua kekurangan kamu. Dengan sifat kamu yang manja. Dengan sifat kamu yang egois. Dengan sifat kamu yang gampang banget berubah mood. Aku nerima semuanya. Sekarang gini aja deh. Kita jalanin dulu apa yang sekarang sedang berjalan. Masalah kedepannya kita pikir nanti. Kapo pun kamu nggak nanti nggak sama aku, aku juga nggak papa " panuang lebarnya
"Kamu baik Ri, kenapa aku harus seburuk ini " kata gue
"Jangan suka nyalahin diri kamu sendiri " kata diaGue cuma diem. Dan dia peluk gue lagi. Sembari nenangin gue...
Sorry banget untuk waktu yang sangat lama ini....
.
.
Btw aku mau nanya deh kalian suka nggak sih kalo aku ganti sampulnya..
Ato kalian suka yang kayak dulu aja yang foto Ari sama Aisyah..Jangan lupa vote and comen
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
Indah Di Awal Kisah
Teen FictionSatu pengganngu udah pergi. Sekarang gue tinggal ngatur gimana caranya biar Aisyah mau mulai bicara sama gue. "Syah aku mau ngomong sama kamu" tanya Ari "ngomong tinggal ngomong kali Ri, ada apa?? " "itu" "itu apa" "Aisyah kamu mau nggak jadi pacark...