4. Jum'at

449 49 2
                                    

**
Beginilah nasib si bungsu dari keluarga Teuku.
Setiap jum'at, harus menunggu jemputan saat selesai jum'atan. Dan harus menunggu sang kakak. Karena diwajibkan menjalankan sholat jum'at di masjid sekolah.
Dan karena Iqbaal sudah sunat dan merasa dirinya baliq, dia ikut jama'ah di masjid sekolah Aldi.

Lelaki dengan seragam putih biru itu memakai sepatunya kembali, setelah menyelesaikan kewajibannya.
Iqbaal melihat segerombol perempuan berseragam putih abu, yang sedang bercanda dan tertawa. Dihampirinya mereka.

"Hai kakak-kakak," sapanya dengan senyum cerianya.

Ke-empat gadis yang sedang bercengkrama itu pun menatapnya bingung.

"Aku Iqbaal. Adiknya kak Aldi. Hai kak Nabila, kakak yang paling cantik." Ucapan frontal Iqbaal, membuat gadis berambut sebahu itu tersenyum malu.

"Nggak dapat kakaknya, dapat adiknya, lah, Bil," bisik teman Nabila.

"Kamu kok tahu nama aku?"

Iqbaal menunjuk huruf bordiran yang ada di seragam Nabila.
"Iqbaal pandai membaca, tahu, kak."

"IQBAAL."

Iqbaal menoleh, dilihatnya Aldi yang melambaikan tangan di samping mobil papa.

"Kak Nabila, Iqbaal suka kakak. Iqbaal pulang dulu ya kak. Dadah.." setelah itu, Iqbaal berlari menuju sang kakak.

"Cie.. Nabila.."

"Ekhem..."

"Apaan sih, kalian!"

**
  "Kamu tadi ngapain Baal?" Tanya Aldi sembari memasangkan sabuk pengaman Iqbaal.

"Menyapa kakak cantik," jawab Iqbaal sembari memakan es krim yang di belikan papa.

"Kenapa nggak rasa stroberry, pa?" Protes Iqbaal.

"Habis," jawab papa.

"Terus, bagaimana kamu menyapanya?"

"Kakak cantik, Iqbaal suka." Dan jawaban Iqbaal, berhasil membuat kakak dan papanya spechless.



Ada yang suka nggak sih sama cerita ini? Kalau nggak ada, aku unpub aja kali ya??

CJR famillyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang