7. sabtu malam 2

338 43 4
                                    


**
Iqbaal duduk di kursi ruang makan keluarga Irham. Ia sedang menunggu makanan yang sedang di masak bibinya. Setelah menyelonong masuk tadi, ia langsung meminta bibinya untuk membuatkan makanan. Dan dengan senang hati, Aisyah menerimanya.

Tak lama, Aisyah membawa piring yang berisi nasi goreng serta telur mata sapi. Dan susu rasa stroberry kesukaan keponakannya itu.

"Terima kasih, bi," ucap Iqbaal dan lamgsung melahap makanannya itu. Aisyah terkekeh melihat pipi gembil Iqbaal yang terlihat menggemaskan ketika mengunyah makanan.

"Pelan-pelan Iqbaal. Itu semua punyamu. Bibi tidak memintanya."

"Iqbaal sangat lapar bi! Papa mengingkari janji untuk membelikan seblak dan itu sangat menjengkelkan."

Aisyah tersenyum mendengar pernyataan polos keponakannya itu.

"Sayang, aku juga mau." Datang-datang, Ari langsung bergelayut manja dengan Aisyah.
Iqbaal yang melihatnya, mendengus sebal.

"Di dapur masih ada. Ambil gih!"

"Tidak mau! Ambilin!"

"Paman, paman manja seperti bayi," sahut Iqbaal yang baru saja meneguk habis susu stroberry-nya.

"Biarin. Sama istri sendiri ini! Lagian, kamu kenapa kesini?"

"Papaku belum pulang, paman."

"Eoh, jadi, papamu mau kencan dengan Casandra." Ari menutup mulutnya ketika Iqbaal menatapnya dengan tajam.

"Papa sama paman sama saja, sama-sama menyebalkan.
Bibi, Iqbaal mau bibi menemaniku tidur."
Iqbaal menatap Aisyah dengan memelas. Mata besarnya ia kedip-kedipkan lucu.
Aisyah mengusak surai hitam Iqbaal sembari mengecup kedua pipi gembilnya.

"Ayo! Bibi temani."

Dengan senang hati, Iqbaal mengangguk. Tak lupa, ia mengejek Ari dengan menjulurkan lidahnya.

Ari mematung melihatnya.
"Aish, menjengkelkan sekali keponakanku itu. Sama saja seperti papanya."






 


Komentar sebanyak-banyaknya yang bermanfaat yuk!

CJR famillyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang