5. Sabtu

384 43 9
                                    


**
Sabtunya Iqbaal itu, harus kuatin mental dulu buat hadapi celotehan Aldi yang bikin iri dan menyebalkan.
Karena, setiap sabtu, sekolah Aldi itu libur. Sedangkan Iqbaal, sekolah seperti biasa.

Iqbaal menuruni tangga, sembari menenteng kedua sepatunya, dasi yang di sampirkan di pundaknya, dan tak lupa, raut kesal menggemaskannya.

Iqbaal menghampiri papa yang sedang bersantai dengan kopi serta korannya.

"Papa." Rengekan Iqbaal berhasil membuat netra Kiki berpusat padanya.

"Ada apa, hmm? Mau papa pakaikan sepatu?"

Iqbaal menggeleng.
"Iqbaal demam, pa. Iqbaal nggak sekolah, ya!" Iqbaal tertunduk lemas di seberang meja.

"Mana? Coba papa chek." Kiki menyentuh dahi Iqbaal. Lalu ia tersenyum. Dan itu membuat Iqbaal tercengir lucu.

"Pa.." rengeknya lagi.

"Yaudah, kalau nggak mau sekolah, besok papa antar ke rumahnya oma, ya." Kiki menaik turunkan alisnya, menggoda si bontot yang kini tengah merajuk itu.

"Nggak, nggak. Iqbaal sekolah saja deh."

Alasan Iqbaal menolak mutlak untuk di antarkan ke rumah oma dari papanya itu, Iqbaal tidak mau di kasih makan sayur organik. Karena, omanya penggila makanan itu.
Dan Iqbaal, sangat membencinya.
Dengan cepat, Iqbaal memakai sepatu, memasang dasinya dengan benar, dan berlari kembali menuju kamarnya untuk mengambil tasnya.

"Kasihan banget sih, sabtu sekolah," celetuk Aldi dari dalam kamar.

"Biarin. Biar tambah pintar," sahut Iqbaal.

"Yaudah belajar sana. Biar nggak goblok lagi."

"Dasar Aldi jelek. Idiot. Gorila." Iqbaal memakai tasnya sembari mengatai Aldi.

"Maksud adek apa?" Kini, suara Aldi terdengar marah.

"Jangan emosi kak! Nanti cepat tua. Iqbaal nggak mau punya kakak jelek dan tua." Setelah itu, Iqbaal berlari kembali menuju sang papa dan memintanya untuk mengantarkan ke sekolah.
Sedangkan Aldi, ia mendengus kesal, dengan masih memainkan game 'Pow' nya.


Comment yang banyak ya, agar cepet di next😊

CJR famillyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang