"Huh panas sekali, hari ini" Ucap Nimji sambil mengusap keringat dipeluhnya.
dia berjalan keluar dari sekolahnya yang saat ini masih jauh dengan keberadaan rumahnya. Memang dia masuk kesekolah itu bukanlah keinginannya tapi keinginan dari kedua orang tuanya yang sudah meninggal. Apa boleh buat, ia sudah berjanji kepada orang tuanya. Namanya janji adalah hutang, jadi dia harus membayar hutang itu. Hutang itu adalah dia harus bersekolah didaerah perkotaan Seoul yang bisa dikatakan hampir jauh dengan kediamannya sekarang. Nasib gadis yang malang, dia tinggal bersama kedua orang tua asuhnya, yang selalu memaksanya melakukan hal yang bisa membuat kedua orang tuanya itu puas. Entah itu dengan bekerja atau menjual dirinya agar bisa mendapatkan uang. Karena dia dianggap anak yang miskin oleh kedua orang tua asuhnya itu.
Setiap dia pulang sekolah dia selalu mampir kekedai. Yah.. jangan dibilang dia hanya menganggur disana tetapi dia juga bekerja dengan keringatnya sendiri. Hanya untuk mendapatkan keinginan dari kedua orang tua asuhnya "UANG" ya.. hanya uang saja yang mereka pikirkan dan tidak memikirkan Nimji yang sudah menghabiskan seharinya untuk bekerja,itupun dia tidak diberikan sepersen oleh orang tua asuhnya. Malang sekali.
Tetapi dia sudah biasa dengan kelakuan maupun kegiatan kegiatan sehari harinya tersebut. Hari ini dia mendapatkan jatah libur dari kedainya. Dia ingin sesekali memandang kota Seoul dengan sesekali kebebasan yang lama sekali tak dirampasnya. Nimji berjalan melewati jembatan yang dibawahnya sering dilewati oleh kapal kapal. Dia memandangnya sangat sejuk dan merasakan kebebasan yang sangat luar biasa. Tanpa dia sadari ada seorang nenek yang mengamatinya terlalu dalam
"Kkamjakiya" Ucap Nimji tersentak sambil meletakkan kedua tangan itu didepan dadanya.
""Oh..Halmeoni sedang apa kau disini? sejak kapan kau berdiri disini? dan sudah berapa lama kau memandangiku~oh?" Pertanyaan pertanyaan Nimji keluar dari mulutnya terus menerus.
Sang nenek hanya diam dan menggelengkan kepalanya sesekali dia berucap "Yak.. Yeoja Pabo, aku mau memberimu benda ini. Tapi kau malah tak melihatku saat aku mendatangimu. Dasar Bodoh. Ini,(seraya memberikan barang tesebut) jaga rawat baik baik jangan sampai ada yang mengambilnya dari tanganmu dan jangan sesekali mengulurkan tanganmu kepada orang yang belum memperkenalkan dirinya kepadamu." Ucap Halmeoni ini panjang lebar, setelah memberikan benda itu ke Nimji.
Nimji hanya mengernyitkan dahinya karena merasa bingung akibat ucapan yang dilontarkan oleh nenek tersebut, sesekali dia kembali melihat lihat benda tersebut . "Haelmoni.. bolehkah aku ber...". belum selesai berbicara dia sudah melihat Nenek itu menghilang. Entah kenapa bulu kudu dia bergidik berdiri semua. "Haisshhhh.... kenapa malah siang siang bolong begini ada hantu??" ucapnya sambil melihat kembali benda tersebut.
Yah.. benar sekali benda tersebut adalah cincin. Terlihat seperti keluaran baru untuk era ini, tapi jangan salah Cincin itu mengandung makna didalamnya seperti ada kekuatan magnet didalamnya serta cincin itu adalah cincin abad 3 Masehi. Dimana cincin memiliki sejarah besar didalammnya dan mengandung mantra mantra yang bisa membuat penggunanya luluh seketika.
"Lumayan bagus juga desainnya. Mungkin akan lebih baik aku menggunakannya sekarang. Haish... kenapa aku bergidik sekali dengan kata kata halmeoni itu.. Haishh.. Arasseo aku akan menggunakannya sekarang. Sebelum terjadi apa apa saat aku pulang nanti." Ucapnya sambil memakainya di jari manis tangan kanannya tersebut.
Setelah dia memakainya entah kenapa dia seperti tersentak melihat banyak bayangan disana. Kemudian kembali ke tempat semulanya sekarang ini. " Huhh..Huhh..Huhh..Huh..kenapa terasa sakit disini? dan kenapa aku merasakan ketakutan yang amat terdalam...Huhh..." Sambil memegangi dadanya yang tiba tiba terasa sesak dan menggigil. Bukan karena kedinginan tetapi dia merasakan ketakutan yang sangat besar dalam hidupnya ini. Hampir saja dia terjatuh, dia malah mengeratkan pegangannya di pinggir jembatan sambil mengatur napasnya yang masih tersenggal.
Diatas gedung yang tinggi, 7 pria bediri memandagi dia dengan melipatkan tangannya disana.
"Apa kau yakin, dia sudah siap?" tanya pria yang memakai setelan jas seperti orang kantoran
"Entahlah, aku akan selalu mengawasinya dari jauh. Serta pertemuanku dengan dia akan berlalu dengan cepat dan pertempuran itu akan kembali lagi. Bukankah begitu hyung?" Tanya pria kepada hyung hyungnya yang berdiri disamping kanan kirinya
"Baiklah kalo itu, jalan cepatmu. Kita akan melihatnya nanti. Bagaimana naskah yang akan kau buat setelah ini. JEON JUNGKOOK" Ucap pria disampingnya.
"Baiklah. Sebaiknya kita kembali sekarang saja. Karena dia sepertinya dia juga akan kembali." Ucapnya sambil menungging senyum tipis dibibirnya.
TCB
Mian... jelek yoroboun karena baru pertama kali ini anatomini nulis ..
MOHON DIHARGAI DENGAN VOTE DAN COMENT YAA

KAMU SEDANG MEMBACA
Reine Thèmis Lustitia END
FantasyTanpa aku ketahui disetiap hariku aku menemukan Hal Hal yang selalu membuatku ganjal sampai pada akhirnya aku menemui pria pria yang mampu membuatku terpengaruh dan masuk dalam kehidupannya. Mereka mengenalkan kebiasaan mereka disetiap harinya samp...