Part 3. Hidupku berubah

42 4 0
                                    

CHU~

Bibir Jungkook mendarat mulus dibibir Nimji. Nimji semakin membulatkan matanya karena kaget. Nimji hanya diam tidak berkutik saat dicium oleh Jungkook. Tapi sekarang yang dia rasakan saat dicium adalah merasakan kehangatan yang luar biasa tapi masih diiringi dengan rasa takut.

Jungkook melepaskan tautannya sambil terseyum

"Kau masih sama saja saat kucium diam tidak berkutik, dan wajahmu lihatlah ingin sekali kucium lagi."

Nimji yang masih melebarkan matanya dan kaget akibat perkataan Jungkook tadi membuat wajahnya semakin memerah seperti kepiting rebus sekarang.

"Haishh..."

Nimji berdiri berniat untuk meninggalkan Jungkook, tapi malah tangan Nimji ditahan olehnya

"Kau mau kemana? Sebentar lagi bel masuk akan berbunyi"

KRINGGGGGGGGG~

Dan benar sekali bel itu berbunyi

"Haish..YAK. Dasar byuntae!!"

Jungkook hanya tertawa melihatnya. "Duduklah sekarang."

Entah kenapa sekarang malah rasanya dia menuruti omongan dari pria ini. Pria yang sudah mengambil ciuman pertamanya sebelum dia menikah.

"Molla.." Pikir Nimji saat akan mendaratkan bokongnya dikursinya tersebut.

Pelajaran pun sudah dilakukan 2 jam yang lalu. Dan setelah ini pelajaran akan berakhir.

Ia merapikan bangkunya. Yah seperti biasa.. dia tidak mau meninggalkan barang barangnya tertinggal di dalam kelas ini. Sedangkan Jungkook hanya diam meneruskan tulisannya tadi yang masih belum kelar.

"Nimji-ssi kau ke kedai tidak?" tanya Hyuna

"Nde.. aku ke kedai hari ini banyak hal yang mau aku lakukan." Jawab Nimji singkat

"Baiklah.. kalau begitu aku duluan, dan satu hal lagi jangan keluar saat bulan purnama"

"Haish... kau ini kenapa sih akhir akhir ini selalu membicarakan tentang bulan purnama. Tidak ada pembahasan lain kah?" jawab Nimji dengan marahnya yang hampir saja melemparkan bulpennya ke arah Hyuna.

Hyuna berlari meninggalkannya keluar pintu.

"Hey Jeon Jungkook, Jaga dia baik baik ya... Arasseoyo!!"

"YAK.. MIN HYUNA.. AWAS KAU YAA..!!"

Sedangkan Jungkook hanya diam tidak berkutik meneruskan menulisnya.

"Ya.. Jungkook-ah kau tidak pulang?" tanya Nimji sambil memandangi Jungkkok disebelahnya

"Hmm.. Nde.." Jawab Jungkook malas

Nimji heran. Dia seperti tidak ingin meninggalkannya sendirian tapi dia mempunyai tugas dibalik itu.

~Hmmmphhh~

Nimji menghembuskan nafasnya kasar.

"Kau kenapa?" tanya Junngkook

Nimji kaget saat memandangi Jungkook sangat dalam. Dia tidak seperti biasanya memandangi orang sampai dengan tatapan yang sangat dalam ini, tapi kali ini dia berbeda. Dia merasakan ada rasa ingin dekat dengan pria disebelahnya ini.

"Hmm.. Nde? A-Aniyo..A-Ak-Aku.. Pulang dulu.." jawab Nimji dengan sangat gugup

"Yakin kau akan pulang dahulu? Tidak akan menunggukukan?" tanya Jungkook disela sela Hyumi merapikan tas punggungnya itu.

Nimji tidak menghiraukan ocehan Jungkook. Dia sudah sangat gugup sekarang, dan dia tidak mau terlihat gugup didepan pria ini.

"Yak~ Sungguh yaa, kau tidak menjawab pertanyaanku." Sahut Jungkook tiba tiba.

"Jungkook-ah aku pulang dulu.. Nde.." ucap Nimji sambil menungging senyum didalamnya.

Nimji meninggalkan kelas melewati pintu belakang. Sampai didepan sekolah ia sedikit merasakan ketakutan sebenarnya, karena omongan dari Hyuna tadi yang membuat hampir bulu kuduknya itu berdiri.

'Aneh..kenapa Hyuna tadi mengatakan ini sudah ke 6 kalinya aku mendengarkan. Tapi, kenapa malah aku merasakan keganjalan yang luar biasa ya.. seperti akan terjadi sesuatu.' batin Nimji yang sedari tadi masih diam memikirkan hal yang diucapkan oleh Hyuna tadi sore akan pulang sekolah.

Waktu sudah menunjukkan pukul 6 KST dan itu masih belum gelap

~KRINGGGGG~

"Annyeong.." sapa Nimji seperti biasa yang dia lakukan saat masuk ke kedai tempat kerjanya.

"Wah.. sepertinya kau terlihat cantik sekali hari ini" ucap salah satu pegawai kasir.

"Jjinja?? Wah... Khamsamida"

Wajah Nimji agak memerah kali ini, karena pujian dari pegawai kasir tersebut.

Nimji berjalan menuju ruang ganti untuk mengganti pakaiannya. Dengan pakaian kerjanya. Setelah selesai Nimji menuju tempat pemanggangan.

Yah.. kalo dipikir pikir toko kedai ini adalah toko kedai Roti. Pemiliknya sampai sekrarang pun dia masih belum tahu siapa. Dia bisa bekerja disini karena waktu itu ada tulisan peluang untuk bekerja disini (pahamkan maksud authore), dia masuk dan benar saja mereka kebetulan kekurangan karyawan, jadilah dia disini sampai sekarang.

Hampir 5 Jam sudah dia berada di kedai tempat kerjanya ini. Dan sekarang waktunya pulang.

"Nimji-ssi.. kau mau pulang bersama?" tanya pria kasir

"Ah.. Aniyo.. aku akan melakukan kegiatan setelah ini."

"Kegiatan apa kalau boleh aku tau?"

"Jin Oppa... sudahlah jangan banyak tanya. Lagian kau sudah selesai merekap tugasmu semua? Katanya akan kau berikan kepada tuan si pemilik kedai ini?" Sahut Nimji dengan sewot

" Ah.. Nde... hampir saja lupa... Gomawoyo sudah diingatkan."

"Hishhh... Dasar pria pelupa, kalo kau keliru menghitung dan lupa tidak menyetorkan, apa kau akan terkena hukuman dari tuan itu?"

"Molla.. pemilik kedai ini kan sangat menyayangiku.." ucap Jin sambil tersenyum

"Haish.. Michyeosseo"

Nimji masih saja berkutat dengan tempat pemanggangan disana. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 10 PM KST. Dan Jin si pria kasir pelupa itu, sudah pulang dari jam 8 tadi, sekarang dia hanya menunggu percobaan masaknya itu jadi. Dia sebenarnya dari tadi ingin sekali membuat adonan ini tapi dia tidak berani membuatnya karena masih banyak pegawai yang bekerja. Dan al hasil cake kue itu berhasil. Nimji melonjak lonjak kegirangan karena hasil buatannya sendiri berhasil. Tanpa dia sadari ada mata yang selalu mengawasinya disetiap detiknya.

"Yess.. Yess.. Yes.. aku suka... cake kueku berhasil. Akhirnya setelah sekian lama aku menginginkannya baru ini terkabul ingin sekali ku pamerkan disosial mediaku. Ah.. tak usahlah lebih baik ini aku foto lalu ku bawa pulang" ucap Nimji dengan kegirangannya.

Dia mengambil handphonenya dan memfoto cake dengan tersenyum.

"Hish... tak terasa sudah hampir jam 11 lebih baik aku pulang sekarang saja. Semoga orang orang rumah sudah tidur kali ini." Gerutu Nimji yang dari tadi sibuk dengan cakenya sendiri.

Dia berjalan keluar kedeai dan menutupnya dengan dengan kuncinya. Memang dia adalah pemegang kunci kedua setelah Seokjin petugas kasir itu.

Dia mendongak keatas melihat saat ini sedang dalam bulan Purnama. Sebenarnya, dia menyukai bulan purnama ini tapi entah kenapa kali ini merasakan ketakutan sekali. Seperti omongan Hyuna yang akan terjadi tadi sore. Suhu semakin dingin, malam semakin mencekat dan..

TBC

Mian... Anatonemini telat lagi upnya

JANGAN LUPA VOMENT DAN COMENT YA.....

buat dukung authore semakin rajin upnya.....

Reine Thèmis Lustitia ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang