Jisung dan Seora masih berada di tempat yang sama, masih tetap bersembunyi di balik rimbunnya tanaman dan pohon besar. Mereka berdua masih berjaga jika tiba-tiba komplotan Jeno, Taeyong kembali.
Jisung mengusap wajahnya gusar kemudian beralih menegakkan punggungnya yang semula bersandar di pohon. Lalu pemuda itu menatap gadis yang sedang memainkan ranting pohon di tanah.
"ngapain?" tanya Jisung kepada Seora.
Seora tidak menoleh ke arah Jisung namun tetap menjawab pertanyaan laki-laki itu. "nulis nama aku disini," jawabnya.
Jisung menaikan sebelah alisnya, bingung. "buat apaan?"
"gak tau pingin aja," sahut Seora yang masih sibuk menggores-gores tanah dengan ranting pohon.
Satu hal yang Jisung ketehui sekarang ini, tidak hanya bawel ternyata sekretaris kelasnya itu juga aneh.
"lu gak dicariin sama orang tua lu?" tanya Jisung kepada Seora, pasalnya sedari tadi Jisung tidak melihat Seora mengeluarkan ponselnya sama sekali.
Apa orang tuanya tidak mengirimi dia pesan?
"engga," sahut Seora singkat.
"oh udah sering keluar malem ya jadi dibiarin aja," celetuk Jisung asal kepada Seora.
Di detik berikutnya kepala Jisung sudah dilempari dengan kerikil-kerikil kecil oleh Seora. "sembarangan!!!"
"sakit!" seru Jisung sembari terus mencoba melindungi kepalanya menggunakan kedua tangannya.
"terus kok lu dari tadi gak dicariin sama orang tua lu? ini udah hampir jam 8," tanya Jisung, kini ia menyenderkan punggungnya pada pohon besar itu lagi.
"aku gak punya siapa-siapa," sahut Seora lirih.
"maksudnya?"
"kedua orang tua aku udah me─"
"oke maaf gua gak bermaksud," potong Jisung cepat sebelum Seora menyelesaikan perkataannya.
"gapapa santai aja sung," ujar Seora.
Jisung menatap gadis bersurai hitam yang tengah memainkan ranting pohon itu, entah dorongan dari mana tiba-tiba tergurat senyuman tipis dari bibir Jisung.
"sung kita habis ini mau kemana?" tanya Seora tiba-tiba.
Karena Seora yang tiba-tiba menoleh ke arah Jisung, membuat Jisung yang awalnya sedang memandangi Seora jadi salah tingkah.
"apa? Itu mau ke─" ucap Jisung gelagapan.
"kemana?"
"mmm─gak tau."
"hah?" Seora jadi bingung sendiri.