Pagi ini Jisung sudah rapi dengan jaket hoodie hitam dan celana jeans berwarna senada, tak lupa juga dengan topi berwarna hitam dengan beberapa hiasan ring di ujungnya.
"sung.." panggil Seora lirih yang kini sedang duduk di sofa.
Jisung tidak menyahuti Seora, ia jusru kini sedang sibuk memakai kaos kaki dan sepatu.
Jisung masih marah dengan Seora perihal semalam ia sudah lancang membuka isi tasnya dan juga menyentuh pistol miliknya. Bukan apa-apa, tapi pistol itu bahaya jika Seora ceroboh dan dengan tidak sengaja menekan pelatuk pada pistol itu lalu tepat mengenai wajah tampan Jisung bisa kacau.
"Jisung.." panggil Seora lagi.
" ... "
"sung kan aku udah minta maaf, gitu aja marah kayak anak kecil," kata Seora yang sudah kesal kepada Jisung karena sedari tadi tidak dipedulikan oleh laki-laki itu.
"masih pagi, jangan bikin telinga gua panas sama bacotan lu itu lah," ujar Jisung acuh.
"ya maap."
Jisung diam dan beralih meraih tasnya kemudian dibawanya dibelakang pundak tak lupa juga mengambil ponselnya yang semalaman sudah diisi baterainya sampai penuh.
Jisung sudah berada di ujung pintu keluar kamar namun Seora belum juga bangkit dari sofa. Gadis itu masih duduk disana sembari menatap Jisung dengan lekat.
Awalnya Jisung balik menatap gadis itu tapi semakin lama Seora tidak berkedip menatap Jisung, membuat Jisung kini berjalan menghampiri Seora di sofa.
Jisung bukan takut, hanya saja muak.
"mau pulang gak sih lu?" tanya Jisung.
Seora mengangguk.
"yaudah ayo keluar keburu siang, di luar panas," kata Jisung kepada Seora.
" ... " Seora masih diam.
"Ra lu kenapa sih? disini harusnya gua yang marah bukan lu."
"ngerti gak sih kalo aku itu laper dari tadi malem!" balas Seora tepat didepan wajah Jisung.
Benar Jisung lupa bahwa semalam Seora kelaparan, benar-benar lupa. Jisung bukan bermaksud membiarkan anak orang mati kelaparan, hanya saja ia lupa.
"maaf gue lupa," sahut Jisung.
Jisung menatap Seora sekilas, gadis itu tengah memegangi perutnya.
"yaudah sekarang keluar dulu nanti kita makan," ujar Jisung sembari jalan keluar pintu kamar terlebih dahulu.
Tunggu..
Sejak kapan Jisung peduli dengan orang lain?