Sekarang Jisung sudah membawa Seora ke dalam mobilnya kemudian melajukan mobilnya secepat mungkin agar bisa pergi dari rumah sialan yang sangat ia benci.
"sung tadi itu siapa? kok kamu emosi banget tadi," tanya Seora yang memang sedari tadi sudah penasaran dengan Jisung.
"bukan siapa-siapa," jawab Jisung cepat namun pandangannya tetap terfokuskan pada jalanan.
"ah masa? orang keliatannya kamu deket sama orang itu kok," ujar Seora lagi, gadis itu memang banyak bicara. Makanya Jisung tidak suka.
"bawel banget, deket dari mananya coba!" seru Jisung kemudian, ia sudah sangat kesal.
"orang itu siapa?" tanya Seora untuk kesekian kalinya dengan pertanyaan yang sama.
"bokap gua," sahut Jisung seadanya.
"denger-denger kamu punya kakak perempuan, kok tadi gak keliatan?" tanya Seora.
Jisung segera beralih menatap Seora dengan tatapan tajamnya. "lu bisa diem gak sih?"
"banyak bacot."
Seora diam, entah karena takut dengan Jisung yang tiba-tiba menaikan suaranya atau karena ia tidak tau ingin dibawa kemana oleh Jisung. Jalanan yang Seora dan Jisung lewati sangat sepi.
Beberapa detik Seora dan Jisung saling diam di keheningan malam, hanya terdengar bunyi mesin mobil dan semilir hembusan angin.
"sung kita mau kemana?" tanya Seora memberanikan diri kepada Jisung.
Tak ada sahutan dari Jisung. Laki-laki itu justru memelankan laju mobilnya kemudian menatap jalanan dengan sangat teliti. Sangat gelap meskipun sudah tersorot lampu mobil.
"bangsat!" seru Jisung tiba-tiba membuat Seora terkejut.
"kenapa?" tanya Seora sedikit berteriak.
"turun ra cepet!" teriak Jisung kepada Seora.
Seora panik bukan main, dirinya tidak mengerti dengan apa yang dimaksud Jisung, namun karena merasa sangat terdesak ia pun mengikuti perintah Jisung.
Seora sudah berada di luar mobil, kini dirinya berada di pinggir jalan dan bersembunyi di balik rimbunnya tumbuhan dan pohon besar.
Seora melihat segerombolan orang dengan satu mobil dan beberapa motor besar menuju ke arah mobil Jisung yang berada ditengah-tengah jalan.
Seora khawatir dan panik setengah mati, orang-orang itu terlihat seperti gangster. Sementara itu Jisung belum juga keluar dari dalam mobil.
Ingin rasanya Seora lari kembali ke mobil untuk menarik Jisung keluar dari sana tapi Seora tidak cukup berani.
"Jisung!!!!" teriak Seora setelah berulang kali berfikir.
Jisung pun keluar dari dalam mobil membawa tas sedang berwarna hitam, Seora tidak tau apa isinya. Setelah itu Jisung segera berlari ke arah Seora. Menghampiri gadis itu dan ikut bersembunyi di balik pohon besar.
Di menit berikutnya suara tembakan terdengar sangat keras dan terus bersahut-sahutan, tak henti-henti hingga suara ledakan terdengar. Rasanya Seora ingin menangis saja.
Mobil Jisung telah hangus karena meledak, ledakan itu disebabkan karena tembakan yang diluncurkan oleh beberapa orang yang terlihat seperti gangster tadi.
"mereka siapa sung?" tanya Seora lirih saat orang-orang itu sudah pergi.
"komplotan jeno taeyong," jawab Jisung penuh rasa frustasi.