Sekarang Jisung dan Seora sudah berada di motel kecil sekitar daerah itu. Hanya perlu berjalan beberapa puluh meter dari tempat terakhir Jisung dan Seora untuk sampai di motel tersebut.
Berjalan puluhan meter mungkin terdengar biasa untuk Jisung tapi tidak biasa untuk Seora. Kini gadis mungil itu terus-terusan mengeluh kepada Jisung. Entah mereka berdua sedang mendapat kesialan secara beruntun atau apa, sedari tadi rencana mereka tidak berjalan lancar.
Pertama, Jisung dan Seora tidak punya mobil untuk berkendara.
Kedua, Jisung dan Seora harus bertengkar dahulu sebelum menentukan tujuan ingin pergi kemana malam ini.
Ketiga, Jisung dan Seora harus berjalan kaki menuju motel pilihan Jisung lumayan jauh.
Keempat, kamar di motel itu hanya tersisa satu.
Kelima, Lift menuju lantai 3 motel itu mati. Walaupun terlihat kecil motel itu memiliki lift tapi sayangnya telah rusak, satu-satunya jalan adalah tangga.
"tuh 'kan semua itu salah kamu!" dengus Seora yang sudah merasa kesal dengan Jisung.
"kok gua sih?" seru Jisung yang tidak mau disalahkan.
"ya iyalah!"
"aku itu capek!" ucap Seora. "gak pengertian banget."
"kalo capek ya diem," sahut Jisung. "jangan bacot!"