11.

1.9K 306 6
                                    

Ayah berubah.

Setidaknya itulah yang Jaemin rasakan. Bukan pada perhatian dan kasih sayang yang tak pernah kurang, tapi karena waktu yang tak pernah senggang. Berangkat pagi buta dan larut malam baru pulang. Terkadang di waktu dini hari pun sang ayah akan mengerjakan entah apa di ruang tamu.

Pagi ini pun begitu, dengan kemeja dan celana panjang sang ayah sudah menyiapkan sarapan untuknya. Berdekatan dengan sepiring nasi goreng dan telur, terdapat dua lembar pecahan puluhan ada di atas meja. Jaemin menggeser pandangannya sembari mengunyah pelan, netranya memperhatikan sang ayah yang tengah mengikat sepatu pantofel bututnya sesekali berceloteh di antara pintu depan.

"Nanti jangan lupa kunci pintu dan cuci piring bekasmu, uangsakumu di atas meja ya. Ayah akan berangkat kerja."

Setelah itu hanya punggung sang ayah yang menjadi pemandangan Jaemin sehari-hari. Seperti kata orang Kerja lembur bagai kuda. Halah, kuda pun akan berhenti kalau lelah juga.

Naik bus sendirian tidak lagi masalah untuk Jaemin. Berada di keramaian tidak akan membuatnya mudah di culik. Dengan sendirinya kepekaan dan kewaspadaan Jaemin terbentuk seiring berjalannya waktu, ia sangat suka memperhatikan sekitarnya. Kebiasaan orang-orang, ekspresi yang mereka tunjukan, dan juga karakter mereka.

Bicara tentang itu Jaemin sudah tiba di sekolah, tepat waktu seperti yang telah ia perkirakan. Kelasnya sudah agak ramai. Ada Renjun yang satu bangku dengannya melambaikan tangan penuh semangat.

"Hai Jaemin"

"Hai"


"Aku punya drone baru, mau bermain ?"


Renjun seolah akan mengeluarkan sesuatu dari ranselnya, di saat itulah Jaemin melihat ke arah bangku Hyunjin. Wajah pemuda Hwang itu agak pucat, ia menyunggingkan senyum tipis.

"Nah ini dia, bagus kan ?"


Jaemin mengangguk,"iya"

3..2..1

Tringg

Jaemin hampir menyeringai, tebakannya tepat lagi hari ini. Rasanya menyenangkan ketika suara bel berdentang sesuai dengan apa yang ia perhitungkan. Sungguh, rasanya keren sekali baginya.

Jam pertama hari ini adalah Social studies. Salah satu jam pelajaran yang Jaemin sukai. Sebenarnya semua mata pelajaran ia sukai tak terkecuali. Tapi mungkin tidak berlaku untuk guru pelajaran yang satu ini.

"Selamat pagi anak-anak"sapa guru berkacamata bulat, kepala bulat, dan bentuk badan bulat itu. Sebenarnya tidak bulat semua, tapi Jaemin sudah terlanjur mendeskripsikannya begitu.

"Pagi pak Taehyuuuuuu...ng"koor satu kelas. Tentu saja Jaemin termasuk. Guru ini akan memberikan nilai buruk bila siswanya terlihat tidak bersemangat di kelas.
Tipikal guru menyusahkan.

"Sekarang saya ingin kalian Semuanya senyum, tahan"


Jaemin menarik bibirnya lebar-lebar, bibirnya mengering karena ac ruangan sesekali ia melirik teman-temannya yang unjuk gigi sambil menahan cekikikan. Ada sekitar dua puluh wajah meme setiap kali jam pelajaran geografi. Ya, nasib siswa yang memiliki guru berkepribadian 4D.


"Jangan tampakkan gigi kalian, dan tahan ekpresi kalian selama saya mengajar"

Jaemin menaikkan alis. Terdengar gumaman-gumaman keluhan seantero kelas 3A. Tapi tak ada yang menyuarakan protes.


"Baiklah kita mulai, kemarin kita sudah mempelajari tentang Pegunungan dan Dataran tinggi sekarang kita akan mulai membahas Dataran rendah."


RichTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang