31. DNA

1.5K 166 14
                                    






***

Pranggg

"Astaga ! Paman"

Siwon mengerjap, tersentak begitu menyadari gelas yang dipegangnya kini telah menjadi kepingan berserakan di lantai.

"Paman baik-baik saja ?"

"Uhm.. iya"jawab Siwon.

Jisung menunduk berpegangan pada tongkatnya dan satu kaki kanannya. Tangan kirinya menyangga tubuh sedangkan tangan kanannya membersihkan pecahan yang ada di lantai. Lain lagi dengan Siwon, ia masih di posisinya. Jantungnya berdetak tak biasa, firasat buruk datang seperti badai. Menyergap sisa ketenangan Siwon malam itu.

Bahkan saat berbaring di atas tempat tidur, tak sedetikpun Siwon menutup kedua kelopak matanya. Ia memandangi langit-langit sambil bersenandung, lagu familiar kesukaan Jaemin dahulu.

Twinkle twinkle little star

How I wonder what u are

Up above the world so high

Like diamond in the sky~

Siwon membayangkan sang putra tengah tertidur di bawah selimut hangat hingga hanya kepalanya terlihat. Wajahnya bersinar seperti bintang mungil, dengan bulu mata panjang membingkai mata bulatnya dan bibir mendengkur kecil.

Jaemin pasti sedang terlelap sekarang.

...

































***

Posisi tubuh yang terbelit safebelt dan perih di sekujur tubuh. Mobilnya terbalik, di sisa sisa kesadarannya Jaemin tersengal dan terbatuk keras. Telinganya berdenging tanpa henti. Bahkan saat pintu mobil di buka paksa oleh segerombolan orang, Jaemin tidak bisa mendengar apa-apa.

Pemuda yang ia yakini adalah Mark melakukan sesuatu pada tubuhnya. Hanya butuh waktu beberapa saat hingga ia benar-benar tidak merasa apa-apa.

Ah benar.

Morfin.

Tubuhnya lemas luar biasa, tubuhnya lengket oleh cairan yang ia yakini adalah darahnya sendiri.

Ya tuhan Aku belum ingin mati..

Mata Jaemin yang buram semakin memburam, berat sekali untuk di buka. Jaemin tau dirinya harus tetap terjaga untuk sekarang, tapi mengapa sekedar membuka mata ia tidak sanggup. Kedua maniknya meredup seakan menghalangi pandangannya dari dunia, semakin menutup dan perlahan terpejam.

"Ayah..."








...






























***

Pagi hari di kediaman Choi cukup tenang. Hanya, seperti biasa Jisung berdiri di cermin cukup lama. Bahkan di usianya kini, Jisung masih kesusahan memakai dasi sendiri.

"Kau sudah siap Jisung ?"

"Uhm. Eh Wajah paman pucat sekali, paman sakit ?"

Siwon menggeleng,"Tidak apa-apa, hanya susah tidur semalaman karena kebanyakan minum kopi."

"Ohh kalau begitu Paman, aku berangkat."

Siwon mengangguk, sudah menjadi kebiasaan Jisung akan mencium tangannya sebelum berangkat sekolah. Tak ada yang menyuruhnya. Satu hari lalu ketika Siwon menanyakannya, Jisung hanya tersenyum seperti marmut imut dengan mata tenggelam. Lalu menjawab dengan kedua bibir tertarik horizontal.
" rasanya hariku lebih baik dan penuh keberuntungan jika aku mencium tangan paman sebelum pergi ehe."

RichTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang