30. Rindu

2.7K 451 141
                                    

Happy Reading 📖
-----------------

⚠️WARNING ALERT⚠️
[17+]

.
.
.
.
.

Pikiran Jevan benar-benar kacau.

Setelah berdebat sengit dengan ibunya karena Jihan, Jevan memilih pergi untuk menemui seseorang.

Siapa lagi kalau bukan Clara.

Kepergian Jevan tentu saja ditentang oleh ibunya. Namun karena Jevan ingin memastikan apa yang dibilang Jihan mengenai Clara, pria itu akhirnya berani menolak dan melenggang pergi begitu saja.

"SIAL!"

Jevan memukul setirnya gemas karena mobilnya mendadak mati. Pria itu mencoba menyalakannya kembali namun hasilnya nihil, mobil itu mogok di pinggir jalan.

Sial bagi Jevan karena apartement Clara masih jauh, mobilnya mogok, ditambah lagi hujan tengah turun dengan derasnya. Jevan sangat benci dengan semua hambatan ini.

Pria itu keluar dari balik kemudi dan membuka kap mesin mobil. Ayolah, Jevan bukan orang yang mengerti mesin. Dia tidak tahu apa yang salah dengan mobilnya.

Jevan kemudian masuk lagi ke dalam mencari ponsel untuk meminta bantuan namun setelah dicari-cari dia tidak menemukannya. Sial, Jevan baru ingat meninggalkan ponselnya di meja ruang tamu.

Akhirnya tanpa pikir panjang Jevan memutuskan untuk naik bus. Persetan dengan mobilnya, yang penting dia harus bertemu dengan Clara malam ini juga.

Dengan keadaan basah kuyup pria itu duduk di pinggir jendela memperlihatkan seluruh pemandangan jalan ibukota. Tak ayal banyak orang yang melihatnya kasihan karena pria itu seperti frustasi dan tak ada niatan untuk hidup sama sekali.













Bel pintu tiba-tiba di bunyikan berulang kali dengan tidak sabaran. Clara yang baru saja mendudukkan diri di sofa jadi kesal sendiri.

"Iya tunggu sebentar."

Bisa tidak orang tersebut menunggu sejenak? Apa dunia ini akan runtuh kalau Clara tidak segera membuka pintunya?

"Pak Jevan?"

Clara membulatkan mata begitu melihat seseorang yang sangat dia kenal berdiri di depan apartemennya dengan keadaan basah dan berantakan.

"Jevan!"

Wanita itu berteriak sedikit terkejut begitu Jevan langsung berhambur memeluknya.

"Aku kangen sama kamu."

➖➖➖

Clara memegang handuk serta cangkir di tangan satunya merasa bimbang. Apa dia harus menemui Jevan yang berada di ruang tamu atau tidak?

Clara belum siap. Wanita itu takut dirinya akan menangis dan jatuh begitu dalam kalau berhadapan dengan pria manis berdimple tersebut.

"Huftt! Kamu bisa Clara!"

Clara akhirnya memutuskan keluar dari tempat persembunyian yakni dapur dan mendapati Jevan sudah duduk manis di sofa dengan terbungkus selimut tebal.

Begitu melihat keadaan Jevan yang sangat kacau tadi, Clara memutuskan membawa pria itu masuk. Clara segera menyalakan penghangat agar Jevan tidak kedinginan dan memberikan handuk untuk mengeringkan kepalanya.

"Maaf saya gak punya baju ganti buat Bapak. Jadi untuk sementara gak apa-apa kan kalau dikeringin dulu kayak gini?" Ucap Clara formal.

"Hmm, gak apa-apa. Terimakasih."

Our DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang