Epilog

4.3K 410 30
                                    

⚠️ WARNING ALERT ⚠️
[17+]
.
.
.
.
.

2 tahun kemudian...


Jam weker diatas nakas berhasil membangunkan Clara pagi itu.

Ah ternyata sudah pukul tujuh.

Wanita itu mengucek matanya dan mengoam sebentar. Jujur dirinya masih sangat mengantuk. Walaupun ini hari libur, Clara tidak boleh telat untuk menyiapkan sarapan.

Karena Bi Santi pulang kampung ditambah lagi kedua iparnya tengah menginap di rumah, Clara harus segera bergerak.

Clara hendak bangun namun sedetik kemudian malah merasakan sebuah lengan besar nan berat mengalung diatas perutnya. Clara lantas tersenyum sejenak sebelum kemudian menggeser badannya condong ke samping, menghadap wajah teduh seorang pria yang tengah tertidur pulas layaknya seorang bayi.

Itu suaminya, Jevan.

Tertidur dengan dengkuran halus yang masih dapat terdengar. Wanita itu terpaku sejenak memperhatikan inci demi inci wajah pria yang dinikahinya selama kurang lebih dua tahun itu.

Tidak ada yang berubah, malah Jevan semakin tampan.

Clara meneliti wajah Jevan mulai dari mata, hidung, dan berakhir di bibirnya.

Clara pun  mengecup bibir Jevan sekilas.

Akhirnya setelah beberapa saat mengangumi ciptaan Tuhan di depannya, Clara menyingkirkan pelan lengan Jevan dan segera bangkit keluar.

Clara berjalan santai, sebelum itu dia menuju ke kamar yang berada di samping miliknya. Wanita itu membukanya sebentar dan tersenyum lega.

Anak lelaki diatas tempat tidur bayi itu belum terbangun.

Syukurlah. Karena kalau sudah bangun maka bayi berusia tigabelas bulan itu akan merengek dan bersikap manja persis seperti Jevan.

Setelah mengecek anak lelakinya, Clara tergerak untuk menengok Hanin, namun nihil. Clara tidak menemukan gadis cantik itu.

Ah, mungkin saja Jane dan Tama mengajaknya jalan pagi di taman kompleks.

Clara lega dengan kedatangan kedua iparnya untuk menginap dapat meringankan pekerjaannya. Karena mereka bisa diandalkan untuk mengurus Hanin, sementara dirinya sibuk dengan Harry (anak lelakinya) serta si bayi besar.

Siapa lagi kalau bukan Jevan.

Entah mengapa semenjak menikah pria itu jadi sangat manja. Jauh berbeda dari yang Clara kenal sebelumnya.

Turun dari tangga terlihat lantai bawah sangat sepi. Di ruang tamu pun begitu. Disana berjejer foto keluarga Bagaskara dimana foto pernikahan mereka terbingkai dengan indah.

Foto-foto itu memperlihatkan senyum kebahagiaan. Keluarga kecil mereka berada di dalam satu frame dengan Hanin sebagai pemanis.

Jangan lupakan juga foto saat hari kelahiran anggota keluarga baru. Semua tersenyum bahagia.

"Ayo kita lihat apa yang bisa dimasak hari ini."

Clara bersemangat membuka kulkas dan mengeluarkan semua bahan makanan yang setidaknya bisa digunakan untuk memasak.

Sudah diputuskan Clara akan memasak menu sederhana. Nasi goreng sosis kesukaan semua orang.

Tangannya dengan lihai memotong bawang serta sayuran lainnya. Clara menyiapkan banyak karena porsinya akan sangat besar hari ini.

Cukup lama Clara memasak di dapur sampai seseorang datang memeluknya dari belakang.

"Selamat pagi Bunda."

Our DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang