25. Orang Asing

2.5K 428 73
                                    

Happy Reading 📖
---------------

Clara kini duduk di hadapan kedua orangtuanya setelah selesai menyantap makan malam bersama.

Jujur, wanita itu sangat gugup apalagi ini pertama kalinya akan bercerita mengenai laki-laki. Biasanya hal ini adalah pembicaraan sensitif yang dihindari oleh Clara.

"Sayang, katanya mau ngomong." Ucap Ayah buka suara karena sejak tadi ruangan itu hanya dipenuhi oleh suara televisi.

Clara memainkan kuku jari tangannya karena bingung harus mulai dari mana sampai Ibu menepuk pundaknya dari samping.

"Cerita aja Ra. Kamu jangan takut gitu. Ibu sama Ayah siap dengerin semua keluh kesah kamu."

Ibu menggamit lengan Clara lembut sembari merapikan anak rambut yang menutupi wajah cantik itu.

Melihat kedua orangtuanya tersenyum membuat hati Clara merasa lega. Sepertinya benar kata Liora, hanya orangtua yang bisa mengerti anaknya.

Wanita itu mengangguk mantap sembari tersenyum. Clara menceritakan semuanya, dari awal bertemu dengan Jevan sampai dimana pria itu melamarnya. Tidak ada satupun cerita yang Clara lewatkan.

Ayah dan Ibu yang mendengar penuturan putrinya tentu saja terkejut. Karena ini adalah pertama kalinya Clara terbuka masalah pria. Bukannya begitu, tapi mereka berdua sudah tua. Mereka tentu ingin melihat Clara segera menikah dan memberikan cucu.

"Jadi aku harus gimana?" Tanya Clara bingung.

Kedua orangtuanya saling berpandangan meminta masing-masing untuk berbicara duluan.

"Emang gimana perasaan kamu ke laki-laki itu, siapa namanya? Jevan?"

Clara mengangguk sebagai jawaban, "Aku ngerasa nyaman, Bu."

"Cuma nyaman?" Tambah Ayah serius.

Clara juga bingung, tidak mungkin kan hanya perasaan nyaman. Pasti ada perasaan lain yang masih Clara belum ketahui.

"Aku sebenarnya gak tau."

"Gimana soal anaknya?"

Untuk yang satu ini Clara langsung mengangkat wajah senang. Clara tidak bisa berhenti tersenyum jika mengingat gadis lucu itu.

"Hanin anak yang baik Bu. Aku sayang banget sama dia."

Mendengar hal itu saja sudah cukup bagi keduanya untuk mengambil kesimpulan, "Nak kamu bukannya gak tau, tapi kamu belum sadar sama perasaanmu ke laki-laki itu. Ibu yakin itu bukan cuma perasaan nyaman aja tapi ada perasaan lebih besar lagi untuk ayah sama putrinya itu."

"Tapi gimana aku bisa tau?"

Ayah mendekat dan duduk di samping Clara sehingga sekarang wanita itu diapit oleh kedua orangtua yang paling dia sayangi.

"Kamu gak perlu jauh-jauh. Cukup dengerin kata hatimu Nak. Ayah jamin kamu pasti bakal dapat jawabannya."

"Disini, kamu cukup dengerin disini." Timpal Ibu menunjuk dada Clara dengan telunjuknya.

Tanpa diminta air mata Clara turun begitu saja untuk yang kesekian kalinya. Merasa lega karena bebannya seolah diangkat dengan cepat begitu mendengarkan nasihat dari kedua orangtuanya.

Clara langsung memeluk Ibu dan Ayah sembari terisak, bukan karena sedih tapi bahagia.

"Terimakasih Ayah, Ibu. Clara sayang kalian berdua. Dan Clara janji gak akan ngecewain kalian."

➖➖➖

Pagi ini Clara sibuk dengan mengajar anak-anak. Yup, sebelum matahari terbit wanita itu sudah berpamitan kepada kedua orangtuanya dan kembali ke kota menggunakan bus pagi.

Our DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang