Ppi
.
.
.Setelah kepergian eomma, Ririn jadi semakin murung dan pendiam. Tak jarang ia tak mempedulikan ajakan makan atau bermain dari member Bangtan.
Ia juga sangat sedih karena meninggalkan adik dan appa tirinya tanpa memberitahu bahwa sebenarnya ia sedang diambang kematian dan akan segera bertemu eomma. Sedih. Sedih sekali dan sakit rasanya.
Memang.
Tak jarang ia juga makin memikirkan tempat tinggalnya. Ia memang sudah menemukan tempat tinggal sementara yang bagus, dan tidak ingin mengganggu para artis papan atas seperti mereka. Apalagi dengan penyakitnya.
Ya, makin parah.
Bagaimanapun juga, jika pers sekali lagi memergoki mereka, hancurlah sudah.
Berkali-kali Ririn meminta izin RM agar bisa pindah dari dorm mereka dan menempati tempat tinggalnya, namun ditolak RM karena alasan penyakitnya. RM khawatir jika terjadi sesuatu pada Ririn dan tak mengabarinya. Pikiran-pikiran negatif juga mulai muncul pada setiap member.
Pasalnya, dokter sudah berkali-kali memperingatkan untuk menjaga Ririn agar tetap berpikir positif dan lebih ceria.
Namun apa?
Ririn jadi semakin murung, bahkan J-Hope yang merupakan sunshine dari Bangtan itu tak mampu membuat Ririn menyunggingkan senyumnya. Jin eomma juga selalu masak makanan enak agar Ririn mau makan. Terlihat Jimin yang sering menangis dan berlari pada Suga akhir-akhir ini, serta pasangan TaeKook yang diam saja, tak berani melawan situasi, mungkin?
"Ririnie." panggil J-Hope di depan pintu kamar Ririn.
"Ne?" sahut Ririn di seberang sana.
"Maukah kau menemaniku latihan di studio dance hari ini?" Tanya J-Hope. Ririn tahu, sekarang J-Hope sedang memelas, dan Ririn enggan keluar. Ia berperang pada batinnya sendiri.
Terima?
Tidak?
Kenapa tidak? Kau cukup membuat semua orang khawatir, Park Ririn!
Langkahkan saja kakimu, buka pintu dan berikan senyum terbaik untuk Hobie oppa.
Saat J-Hope hendak berlenggang pergi karena Ririn tak kunjung bersuara, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan menampakkan seorang gadis mungil dengan wajah yang... Berantakan? Berusaha menebar senyum termanisnya agar J-Hope tidak kecewa.
"Ne, oppa. Kajja!"
"Kau yakin?"
"Ne."
J-Hope tersenyum dan mengelus pucuk kepala Ririn, lalu berkata, "Bersihkan dirimu dulu. Kau terlihat berantakan. Aku dan Jimin akan menunggumu di ruang tengah, oke?" Ririn hanya mengangguk canggung dan masuk lagi ke kamarnya untuk membersihkan diri.
.
.
.Sembari menunggu Ririn, Jimin dan J-Hope mengobrol di ruang tengah. Tak hanya mereka disana.. Ah, sepertinya Jimin tak ingin berpisah dari Suga, serta TaeKook yang semakin lengket.
"Jiminie."
"Ne?"
"Ririn akan menemani kita." Kata J-Hope. Jimin membulatkan matanya senang dan menyunggingkan senyum termanisnya pada Suga.
"Kau dengar itu, hyung? Ririnie akan ikit!"
"Kau senang, kan, Jiminie? Jaga dia, eoh?" Kata Suga yang ikut senang.
"Kenapa Ririnie, hyung?" Tanya Taehyung pada J-Hope.
"Ririn sudah mau keluar, ya walaupun tadi kulihat agak berantakan, tapi, lihat sisi baiknya, ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dorm ✔
AcakDiluar mereka itu terlihat sangat keren, namun bagaimana kehidupan mereka di dorm tempat mereka tinggal? Dan apa jadinya jika mereka bertambah satu orang lagi dan berakhir dengan kisah yang tak terduga? Disini kisah tujuh laki-laki unik dan seorang...