7. Pulang

488 89 13
                                    

"Ini dari LA, sumpah ini asli dari LA bukan barang palsu." Kata Mark sambil memperlihatkan buah tangan yang dibawanya dari Amerika.

Gue liat barang - barang itu jadi pusing, "iya - iya gue percaya."

Ya, dia baru aja kembali dari Amerika setelah debut disana. Dan sesuai dengan janjinya, dia bakalan bawain gue oleh - oleh. Jujur banget, gue nggak berekspektasi kalau dia bakalan bawain sebanyak ini.

Saking banyaknya, gue sampe bingung gimana bawanya. Bayangin aja yang dibawa banyak banget. Mulai dari beberapa snack dengan bungkusnya yang menurut gue cukup besar, beberapa t-shirt, sepasang sepatu dan yang terparah adalah dia ngasih official merchandisenya, termasuk lightstick hijau kotaknya itu dan lightstick super M tentunya. Buat apa sih barang kayak gini? Gue adain give away aja lama - lama nih.

"Mark, ini kebanyakan." Kata gue, "sebagian lo ambil lagi ajadeh."

"Jangan dibalikin dong, gue kan udah susah - susah bawa sampai menyebrangi benua nih— mana nambah berat bagasi lagi." Katanya cemberut.

Gue menghela nafas panjang karena kelakuan Mark Lee ini, "Yaudah deh, tapi bantuin bawa balik ke dorm ya."

"Siap grak komandan!" Sahutnya sambil berpose hormat

Sebenernya hari ini kita batal ke salah satu taman kota, padahal kan beberapa minggu yang lalu kita berdua janji untuk kesana kalau Mark udah balik ke korea. Akhirnya sebagai gantinya kita cuma duduk - duduk manis aja di taman deket dorm kami. Lagian ini juga sama - sama taman kan?

Tadi gue datang sepuluh menit sebelum Mark dan kemudian dia nyusul sambil bawa barang - barangnya itu. Mana bawanya heboh banget, sebel gue liatnya.

Daritadi Mark nyeritain semua kejadian - kejadian di Amerika yang menurutnya seru. Dia emang gitu, selalu tertarik dengan hal - hal kecil. Sedangkan gue cuma dengerin dia cerita aja.

"—lo tau nggak pas gue di LA gue juga sempat ke Ellen itu, lo tau itu kan? Lo nonton kan pasti? Duh jangan bilang ya lo nggak nonton! Terus pas perform gue tuh nervous bang—"

"Mark jangan lupa ambil nafas, lo lagi cerita bukan lagi nge-rapp." Potong gue karena daritadi yang mendengarkan Mark yang cerita tanpa ada habisnya. Susah nih emang kalo yang cerita rapper gini, bikin pusing kepala aja.

"Hehe sorry - sorry, gue super excited nih." Sahutnya sambil garuk - garuk tengkuknya.

Gue cuma tersenyum, "Lo nggak nyesel balik secepet ini? Harusnya sih lo disana dulu, liburan dulu gitu."

"Gimana ya, Balik kesini Rasanya kayak nyamperin mantan— agak sedih tapi seneng juga, tapi udah kangeeeeen bangeeeeett. Walaupun ini bukan rumah gue yang sebenernya sih."

"Hadeh— mantan lo kan di Inggris, bukan Korea." Sahut gue.

Mark ngambek, "Ah gak mau bahas mantan ah."

"Lah, lu sendiri yang mulai."

"Kan lo yang mancing gue." Kata Mark sambil nunjukin ekspresi keren yang dibuat - buat.

Gue geleng - geleng, berpura - pura nggak setuju, "Heh, dari mananya gue mancing lo?"

"Ih gitu ya, ngambek nih gue." Mark membuat pembelaan untuk dirinya sendiri.

"Emang apa peduli gue kalo lo ngambek?"

"Dih gitu sama gue, mana oleh - olehnya balikin sini."

Gue sih nggak masalah ya. Emang gue nggak minta kan. Hehehe. "Nih, jual aja sana."

"Ah udahlah damai ajaaaa. Gue sendiri yang sebel."

Gue terkekeh gara - gara gitu aja Mark bisa kesel beneran. Sedangkan Mark masih setia dengan eksrpesi sebelnya itu. Bukannya gue merasa bersalah tapi malah gemes liatnya. Dia jadi makin kesel gara - gara gue ngetawain Mark terus.

IDOL BUT NEIGHBOR; Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang