15. Sembunyi

786 90 38
                                    

Setelah rekaman selesai, gue langsung keluar dari studio dan beberapa menit kemudian Jaehyun nyusulin gue. Tadi gue buru-buru banget karena gue ditinggialin sama manajer oppa tanpa kabar. Sebisa mungkin gue ngejar manajer oppa, lari-lari pun bukan jadi masalah sekarang, asal manajer oppa belum pergi. Eh ternyata Jaehyun yang nyuruh manajer oppa biar pulang duluan. Bikin kesel.

"Harusnya lo tuh bilang ke gue dulu!" Gue menumpahkan kekesalan gue kepada Jaehyun.

"Ya gimana gue mau bilang? Lo aja nempel terus sama Mark daritadi, gitu katanya nggak pacaran— bohong!" Katanya yang malah balik marah ke gue.

Sebenarnya situasi apa yang sedang diciptakan Jung Jaehyun? Gue jadi makin kesal, "Kok lo jadi ngatain gue sih? Yang daritadi salah tuh sebenernya lo, bukan gue!" Sahut gue, "Minta maaf sini lo."

"Gue nggak salah, kim yerim. Inget itu."

Bola Mata gue membesar sampai rasanya ingin copot, "nggak salah gimana? Jelas-jelas lo nyuruh manajer oppa pulang! Ini lo bukan jail lagi, ini jahat tau nggak?"

"Gue nggak nyuruh dia ninggalin lo, nggak ada yang nyuruh dia pulang, kim yerim. Gue ngasih tau lo kalau dia udah pulang bukan berarti itu gue yang nyuruh." Jaehyun mulai frustasi, "Oke, Dengerin gue. Tadi gue minta izin ke manajer buat ngajakin lo pergi jalan-jalan. Dia bilang iya, artinya dia ngebolehin itu. Terus dia suruh gue anter lo pulang juga. Abis ngomong gitu dia langsung pulang."

"Kenapa lo ga cegah dia biar dia nggak pul— eh tunggu dulu, tadi lo minta izin apa?"

"Jalan-jalan."

"Sama gue?"

"Iya."

"Kok gitu?"

"Nggak mau? Kalau nggak mau yaudah." Jaehyun langsung melangkahkan kakinya untuk pergi dari hadapan gue.

"Eh... tunggu dulu!" Gue mengejarnya dan menahan lengannya supaya nggak semakin jauh, "ngambekan banget kenapa sih?"

Jaehyun terhenti setelah gue tahan. Tatapannya yang dia arahkan ke gue masih menyiratkan kekesalannya, "Ya gue kan punya hati juga, bisa kesel juga kalo lo gituin gue kayak tadi. Minta maaf dulu sini ke gue."

Kemudian lift didepan kami terbuka, lalu kami berdua masuk dan menekan tombol lantai paling dasar.

"Iya gue minta maaf deh." Kata gue, "Eh, lo juga minta maaf dong."

"Yaudah gue juga minta maaf, Tapi salim dulu sini." Katanya sembari memberikan tangannya.

Gue berjabat tangan dengannya, "Udah ya, jangan ngeselin lagi pokoknya."

"Kalo masalah itu sih, gue nggak bisa jamin."

"Ih kok gitu sih? Kan udah minta maaf."

"Bisa minta maaf lagi kan?" Ujung bibir Jaehyun tertarik keatas, memperlihatkan senyum jahilnya.

"Konsepnya nggak gitu, kalo udah minta maaf kan gaboleh ngulangin lagi." Sahut gue yang kesal karena Jaehyun.

"Biasanya kan emang praktek nggak selalu sesuai sama konsepnya." Jaehyun nyengir. Jadi mirip kuda yang keliatan giginya, "lo harusnya tau itu."



🏡

"Mau nonton aja nggak?" Usul Jaehyun karena sudah beberapa menit kami berdua hanya berdiri ditengah keramaian di Myeongdong.

Gue menggelengkan kepala sebagai tanda nggak setuju, "Ngapain sih nonton film? Buang-buang waktu aja."

"Lo giliran diajakin nonton sama Mark aja mau, kalo sama gue dibilang buang-buang waktu." Jaehyun langsung cemberut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IDOL BUT NEIGHBOR; Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang