12. Pantai

424 73 13
                                    

Seperti biasa, minta feedback dari kalian, vote dan comment yaaaa💕












"Ayo dong yer, Please bangun."

"Yer udah siang nih."

"Yeriiiiii."

Gue kenal suara itu. Jaehyun berusaha membangunkan gue dari tidur. Padahal gue ini masih ngantuk berat. Susah bagi gue untuk membuka mata. Artinya, Jaehyun Nggak bisa cuma sekali banguninnya, gue harus dibangunin hingga berkali - kali sampai gue bener - bener bisa melek.



Sekarang nyawa gue udah kekumpul semua, gue tadinya berfikir kalau mungkin udah siang banget, makanya Jaehyun heboh bangunin gue. Ternyata, Matahari sama sekali belum tampak, nggak ada cahaya sama sekali kecuali cahaya lampu.

Rupanya Jaehyun ini ngebet banget buat ngeliat sunrise. Semalem dia udah mempersiapkan alarm supaya dia bisa bangun pagi. Bahkan dia juga udah mempersiapkan dua kursi di balkon.

Awalnya gue tolak mentah - mentah ajakan Jaehyun, akhirnya setelah kena bujuk rayunya yang absurd itu, gue mau juga. Soalnya gue sumpek dengerin dia ngoceh terus.

Gue dibantu oleh Jaehyun untuk menuju ke balkon. Tenang aja, kali ini nggak digendong lagi. Kita sama - sama trauma gendong-gendongan karena kemaren dikira pasutri.

"Waaaahhh... udah mau terbit nih." Ujar Jaehyun sambil melihat kedepan.

Hampir Sama seperti Jaehyun, sebenernya gue juga nenunggu matahari terbit. Hanya saja, gue nggak terlalu tertarik karena ini terlalu pagi, belum waktunya untuk gue memulai hari tetapi sudah dipaksa untuk memulai. Jujur, rasanya masih kehilangan setengah nyawa gue di alam mimpi.

Setelah beberapa menit, matahari itu terbit. Gue nggak menyadari kalau akan seindah ini. Jarang sekali menyaksikan terbitnya matahari, gue lebih banyak melihat bagaimana matahari terbenam. Ya alasannya karena waktunya lebih masuk akal, nggak terlalu pagi.

Jaehyun sempat mengabadikan beberapa moment terbitnya matahari dengan handphone dan kameranya. Gue nggak tau kalau ternyata didalam tas balenciaganya itu juga ada kameranya. Tadinya gue kira dia cuma bawa tas buat bergaya aja.




Setelah itu kami pun kembali lagi ke dalam, "Sarapan apa ya enaknya?" Tanya Jaehyun, "Lo mau apa yer?"

Gue mengarahkan bola mata gue keatas karena sedang berfikir, "Apa ya? Gue nggak tau. Memangnya yang enak di sekitar sini apa?"

"Entah, gue juga nggak tau."

"Atau makan di hotel aja dulu?"

"Yaudah deh, terus nanti agak siangan kita keluar ya."

"Mau ngapain diluar?" Tanya gue.

"Ke pantai, main air sama pasir."

"Dingin tau, lagian akhir musim gugur begini lo ada - ada aja sih perginya ke pantai." Protes gue, "Mending juga didalem, goleran."

"Mumpung disini yer, kapan lagi bisa kabur - kaburan gini?" Kata Jaehyun, "pinter juga ya gue cari tempat kabur segini bagusnya." Jaehyun mulai membangga - banggakan dirinya sendiri.

"Gue tuh gak ada baju Jae, kan kesini nggak bawa baju ganti." Gue melontarkan alasan yang lumayan nggak masuk akal.

"Yaudah kan tinggal beli." Sahutnya, "Lagian banyak yang jual kenapa bingung sih."

"Gak punya duit." Jawab gue seadanya. Sebenernya gue males kalau harus keluar, pengen banget lanjutin tidur yang tertunda tadi.

"Gue yang bayar." Sahut Jaehyun yang nggak mau rencananya gagal.

IDOL BUT NEIGHBOR; Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang