Sudah seminggu Zhira dan Admia menjadi siswi SMA Pancasila. Mereka semakin dekat dengan Elia meskipun Elia masih tak terlalu menganggap mereka lebih dari teman biasa. Elia yang biasanya ke kantin sendirian, karena Zhira dan Admia, dia jadi gak sendiri lagi tiap pergi ke kantin.
Seperti biasanya, Elia akan memesan satu jus buah naga favoritnya. Sedangkan Zhira dan Admia memesan dua jus oreo. Mungkin kesukaan mereka sama karena sudah lama sahabatan, begitulah sekiranya yang dipikirkan oleh si Elia.
"Ra, tolong pesenin satu jus lagi dong. Elo yang deket," pinta Admia, "Please, Ra ... " Zhira hanya menggeleng pelan melihat sahabatnya itu merengek seperti anak kecil.
"Gue gemas banget tau gak sama lo. Pengen gue giling sampai rata!" Admia hanya nyengir tak berdosa.
Zhira pun menuruti permintaan sahabat setengah matangnya itu. Setelah Zhira pergi, Admia mengambil posisi tempat duduk Zhira yang berdampingan sama si Elia.
Elia hanya menatap malas cewek setengah matang yang cengar-cengir sendiri itu.
"Jangan ngeliatin gue mulu. Entar naksir!" sindirnya sambil menikmati jus naganya itu.
Admia menahan tawa. "Oh, jadi sekarang lo berubah pikiran ya? Gue kira lo bener-bener masih normal."
"Bodo amat deh!" Elia bener-bener lagi malas debat sama si Admia. "Gue males ngeladenin lo. Lagi nggak mood."
"Ceilah, lo curhat ya? Kenapa lo? Muka udah jelek, dikusutin pula! Tambah kusam tuh muka!" Elia hanya diam. Dia malas merespon apapun perkataan Admia. "Woi, anggep gue ada kenapa sih?!" dalam hati Elia tertawa puas melihat Admia yang gagal menjahilinya.
Tapi di lain sisi, mood-nya emang benar-benar lagi hancur pakai banget!
####
"Bang, jus oreo satu sama jus mangga ya."
"Oh iya, Neng, tunggu bentar ya," Zhira mengangguk. Dia melihat ke arah tempat di mana Admia dan Elia nunggu. "Ck! Dasar si Admia, ternyata dia mau ngejahilin si Elia lagi."
"Neng, ini jusnya." Setelah menerima jus itu dan membayarnya. Si Zhira buru-buru kembali ke tempat.
'BRUK!!'
"Kenapa adegannya selalu tabrakan sih? Terlalu mainstream tau!" gerutunya kesal.
"Zhira!!" Admia yang melihat Zhira tersungkur ke lantai langsung aja ninggalin Elia. "Yaelah Ra, bangun sini. Kenapa gak hati-hati sih? Seragam lo jadi lusuh gegara jus, kan." Admia dan sosok yang ditabrak Zhira pun menolong Zhira untuk bangun.
Elia yang baru sadar ada kejadian itu, dia langsung lari menghampiri si Zhira. "Zhira! Lo okey aja, kan?" Zhira hanya mengangguk sambil membersihkan jas seragamnya yang kotor karena jus.
"S-sorry ya. Gue bakal ganti jus lo itu kok. Tenang aja. Sorry banget ... " sosok yang ditabrak Zhira itu membantu membersihkan jas Zhira yang kotor.
"Eeeh, udah gak usah ikutan bersihin. Biar gue aja. Masalah jusnya gak usah dipikirin. Lagipula cuma jus doang. Gak perlu merasa bersalah gitu deh. Sorry juga, udah nabrak lo tadi" Elia dan Admia celingukan melihat Zhira dan sosok yang dia tabrak itu.
"Emh, Ra ... itu kan jus gue. Pakai uang gue, kenapa gak boleh diganti sama nih cowok?"
Zhira langsung mencubit perut Admia sampai dia bungkam. Ia melototi Admia seolah mengatakan, "Diem aja deh, Ad!"
"O-oh, O-oke deh ... gue bakal ganti kok. Emm, nama gue Arzhi kelas XI IPA 2-1. Jadi nanti pulang sekolah, gue tunggu di depan kelas gue ya" belum sempat Zhira menolak, Arzhi –sosok yang ditabraknya tadi udah buru-buru pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELIA DAN RAHASIA
RomancePertemuannya dengan si Murid Baru yang selalu ia sebut dengan Muka Rata membuat hidupnya jungkir balik 180°. Rasanya sungguh mengkhawatirkan tapi sialnya ... dia juga merasa nyaman. Elia, dengan seribu satu rahasia yang ia genggam erat-erat akhirny...