Petikan gitar Alvo terhenti karena lagu yang ia bawakan sudah sampai pada akhirnya. Dia duduk di kursi bundar berhadapan dengan lima panitia OSIS yang bertugas menyeleksi para peserta. Rasanya berdebar sama seperti halnya kalau sedang ikut audisi ajang pencarian bakat.
"Alvo, suara lo keren sih. Petikan gitarnya juga oke, oke banget malah. Cuma ada satu yang harus lo perbaiki," komentar si Alno sebagai ketua panitia yang juga ikut serta menyeleksi peserta.
"Apa?"
"Ekspresi lo. Perbaiki deh, kalau di atas panggung besok lo sama sekali nggak senyum ataupun berekspresi lainnya, penampilan lo bakal cemplang, nggak seimbang gitu."
"Jadi gue lolos?"
Alno dan panitia yang lain mengangguk tersenyum.
"Oke, thanks. Gue coba perbaiki deh. Mau gue bawa ke bengkel dulu," Alvo langsung saja turun dari kursi dan melangkah menuju pintu keluar.
"Hoi, Sob! Tampilin yang paling the best yak!" ucapan Arzhi membuatnya sedikit berbalik.
"Insyaallah. Kalau gue kagak menang, gue bakar ruangan OSIS kalian!" ucapnya sembari meninggalkan ruang laborat Fisika lama.
Para panitia hanya melongo mendengar respon dari Alvo.
"Ah, jangan pikirin omongannya si Alvo. Lanjut ke peserta nomor 32."
Setelah Alvo keluar dan peserta nomor urut 32 masuk, dia harus ke ruang OSIS memberikan amplop yang ia dapat karena lolos tadi. Entah apa isinya, dia dan para panitia pun juga tak tau. Yang penting di dalamnya ada kertas yang entah apa maksudnya, hanya para panitia HS Party saja yang tau.
Ruangan OSIS tak cukup jauh dari Ruang Laborat Fisika lama. Hanya beberapa meter saja. Di sana sudah ada Pak Jerry yang menunggu setiap amplop dari para peserta yang lolos.
"Pak," Alvo menyapanya sembari memberikan amplop itu.
"Wah, saya sudah menyangka kalau kamu akan mendapatkan amplop ini, El. Kamu memang berbakat. Bisa saja kalau perfom kamu bagus, kamu bisa menjadi pasangan duetnya Arzhi yang baru."
Pak Jerry bercakap sambil merobek pinggiran amplop itu sehingga isi yang ada di dalamnya bisa keluar.
Ada sebuah kertas yang diambil oleh Pak Jerry.
"Elianiva Angeline. Dia pasangan duetmu."
"APA? DUET, PAK?!"
####
Alvo menekuk wajahnya seperti pakaian kusut yang berhari-hari tidak disetrika. Wajahnya benar-benar seperti tak terurus. Hal itu membuat Arzhi bingung akan sikap sohibnya itu.
"Sob, kenapa sih? Sejak selesai seleksi tadi kenapa tuh muka lo tekuk-tekuk?"
Alvo hanya terdiam dan tak merespon pertanyaan Arzhi yang sama dan sudah terulang beberapa kali.
"Sob, jawab dong. Lo kesambet apaan sih?"
Alvo mendesis. "Lo kenapa nggak bilang sih kalau setiap peserta wajib duet sama anggota OSIS yang terpilih?"
Arzhi malah cengengesan mendengar omelan dari Alvo. "Emang lo dapet pasangan duet siapa?"
"Elia."
Arzhi terkejut setengah mati. Tak disangka kalau mereka akan berduet. Padahal hari-hari biasa saja mereka terus-menerus berseteru. Apalagi nanti kalau di panggung. Bisa-bisa panggung hancur mereka bakar.
Pikiran anehnya itu segera ia singkirkan jauh-jauh. Tidak mungkin juga Arzhi mengganti pasangan duet Alvo meskipun Alvo sahabatnya. Dia harus bersikap adil. Lagipula peraturan sudah berkata kalau tidak boleh mengganti pasangan duet para peserta meskipun para peserta memohon berlutut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELIA DAN RAHASIA
RomancePertemuannya dengan si Murid Baru yang selalu ia sebut dengan Muka Rata membuat hidupnya jungkir balik 180°. Rasanya sungguh mengkhawatirkan tapi sialnya ... dia juga merasa nyaman. Elia, dengan seribu satu rahasia yang ia genggam erat-erat akhirny...