15 ▪ Setengah Jasad

132 24 24
                                    

Alston mempersiapkan dirinya untuk meluncur ke Chicago. Padahal sebelumnya dia baru saja pulang dari sana selepas membawa jasad Shea bersama Eurwin. Tujuannya kembali ingin mengajak Kalea dan Aksen, tetapi dua orang itu malah menghilang. Ketika ditelepon pun masing-masing nomornya tak aktif.

Alston ingat terakhir kali ia bertemu Aksen. Pria itu mengatakan bahwa Kalea butuh bantuan dan dia menyerahkan semua urusan jasad Shea padanya. Tapi setelah itu mereka berdua hilang kontak. Tetapi Alston tak sampai berpikiran jauh hingga mereka tewas.

Alston mulai memasukan kembali barang-barangnya pada koper kecil. Ten sudah melihatnya, dia harus secepatnya lari dari sini. Setelah dia menggunakan jaketnya, ia teringat pada keripik kentang kemasan yang ia simpan. Segera saja dia ambil makanan itu di lemari. Rencananya dia akan memakan itu di tengah jalan.

Alston keluar kamar sambil menjijing koper birunya, "Cheng Li, aku titip apartemen ini padamu ya."

"E--eh, Tuan mau kemana?" Cheng Li yang baru saja ingin masuk ke kamarnya terkejut.

"Ada urusan. Oh ya, apa kamu tahu Kalea dan Aksen kemana?"

Cheng Li menggeleng, "Sejak kemarin mereka hilang Tuan."

Alston menarik dagunya ke atas, "Mereka tidak bilang apa-apa padamu?"

"Tidak Tuan. Jangan-jangan terjadi sesuatu dengan mereka berdua."

"Kalau gitu, semua kamu yang urus ya. Akan kutransfer berapa pun yang kau butuhkan untuk mencari Kalea dan Aksen. Tapi sekarang aku harus pergi. Sampai jumpa." Alston menjinjing kopernya memasuki lift khusus.

Cheng Li hanya melihat kepergian pria gemuk itu dari belakang. Dia bertanya-tanya, sebenarnya apa yang terjadi? Setelah Kalea dan Aksen yang pergi, sekarang Alston juga ikut meninggalkan apartemen ini. Apa jangan-jangan rahasia terbesar Kalea sudah terbongkar hingga mereka sibuk melarikan diri?

•♤•♤•♤•♤•♤•

Tengah malam, Alston turun di Bandara O'Hare International Airport, USA. Eurwin sudah menunggunya di tempat tunggu penjemputan. Dengan hanya bawaan satu koper, Alston masuk ke mobil Eurwin. Eurwin tak sendiri, ada seorang bawahannya yang duduk di balik kemudi. Alston dan Eurwin duduk berdampingan di kursi bagian tengah.

"Katanya kamu mau mengajak Kalea dan Aksen juga," seru Eurwin.

"Mereka hilang."

Eurwin terkejut, "Maksudnya?"

"Saat aku pulang ke apartemen mereka sudah tak ada. Bahkan Cheng Li pun tidak tahu mereka dimana."

"Kamu sudah coba telepon?"

"Sudah, Win, tapi nomor mereka tidak aktif. Pasti ada sesuatu yang terjadi."

Eurwin menghela pelan, "Semoga saja bukan hal yang buruk."

Alston yang merasa lapar akhirnya mengeluarkan keripik kentangnya dari resleting koper depan. Dia mempersilakan Eurwin terlebih dahulu namun Eurwin menolak. Setelah itu ia menyodorkannya pada bawahan Eurwin. Pria itu mengambil dengan senang hati beberapa potong keripik. Sepertinya dia lapar.

Saat Alston akan memasukan keripik itu pada mulutnya yang sudah tak sabar, tiba-tiba mobil berhenti mendadak membuat kepala Alston dan Eurwin terbentur punggung kursi empuk. Eurwin naik pitam dan ingin memarahi bawahannya, tetapi ia terkejut ketika melihat pria itu kejang-kejang.

"Win, apa yang terjadi?" sahut Alston cepat.

Eurwin hanya melihat bawahannya itu dengan mata melebar dan terdiam kaku. Dia syok.

Dangerous Woman [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang