PROLOG : Ketika Semua Masih Indah

676 65 19
                                    

🎵I can see the pain living in your eyes🎵
🎵And i know how hard you try🎵
🎵You deserve to have so much more🎵
🎵I can feel your heart and I sympathize🎵
🎵And I'll never criticize all you've ever meant to my life🎵

🎵I don't want to let you down🎵
🎵I don't want to lead you on🎵
🎵I don't want to hold you back🎵
🎵From where you might belong🎵
🎵You would never ask me why🎵

🎵My heart is so disguised🎵
🎵I just can't live a lie anymore🎵
🎵I would rather hurt myself🎵
🎵Than to ever make you cry🎵
🎵There's nothing left to say but good-bye🎵

Ayah dan anak itu saling melirik ketika mereka selesai menyanyikan lagu favorit mereka berdua. Good Bye.

Sang Ayah merangkul anaknya sembari berkata, "Ten, jadilah pria yang kuat, yang tegar, yang hebat, dan dipandang orang."

Anak laki-lakinya itu tersenyum. Kedua kakinya ia ayun-ayunkan bersama angin di samping gedung tinggi yang didudukinya.

"Dad, aku akan berusaha untuk meraih yang terbaik."

Ayahnya melepas rangkulan itu dan menggenggam tangan anaknya kuat-kuat, "Kalau aku sudah tak ada nanti, jagalah orang yang telah melahirkanmu baik-baik ya."

Anaknya mengernyit dan menatap heran kepada Sang Ayah, "Where are you going?"

Pria berkepala tiga itu menghela napas sambil menatap indahnya matahari terbenam di ufuk barat. Menikmati masa-masa ini bersama anak lelaki tercintanya adalah suatu hal yang tak dapat dibayar oleh apapun. Sekarang, dirinya sedang bersanding dengan anak empat belas tahun di lantai gedung miliknya paling atas. Duduk di tepi gedung seperti orang akan bunuh diri.

"One day. Itu pasti akan terjadi, dan jadilah lelaki yang kuat."

Anaknya sama sekali tak mengerti, "Aku ingin ikut bersamamu."

"No, mom needs you."

"Kenapa? Apa kau akan meninggalkanku dan Ibu?"

Ayahnya tersenyum mendengarnya. Sekali lagi ia rangkul anak lelakinya itu penuh kehangatan.

"Ayo kita nyanyikan lagi lagu kita."

Dengan semangat, Ten kecil mengangguk. Tak seberapa lama, terdengar kembali alunan nyanyian dua belahan jiwa yang saling menyayangi.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dangerous Woman [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang