27 ▪ Saatnya Percobaan [Versi Wattpad]

190 21 12
                                    

Steven, Evar, dan Raneo gelisah di ruang tengah. Semenjak Ten tak ada di rumah, Steven yang mengambil alih penugasan. Semuanya bekerja seperti biasa, ada yang menjaga halaman depan, halaman samping, dan belakang, serta membersihkan rumah karena Handy sudah tak ada.

Steven memiliki firasat buruk karena Ten tak pulang sejak di hari Alston berada di rumah duka. Steven ingat terakhir kali Tuannya itu pergi bersama Kalea untuk menyegarkan pikiran katanya. Tapi nyatanya hingga pemakaman Alston --di samping makam Stephian-- usai, Steven sama sekali tak melihat sosok Ten.

"Aku tahu, dia pasti diculik oleh Kalea," seru Steven.

"Benar. Tetapi kenapa Nyonya Blythe tidak menunjukkan kekhawatiran padahal Tuan Ten tidak pulang sudah dua hari," balas Evar.

Raneo mengangguk, "Aku setuju. Bukankah aneh?"

"Sudah, sudah, apa yang kita curigai dari Nyonya Blythe? Dia itu baik. Sekarang kita harus mencari Tuan Ten," sanggah Steven.

Evar menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Kalau begitu akan kuberitahu Nyonya Blythe dulu."

"Ya, ayo kita beritahu," lanjut Raneo.

"Baiklah, kalian berdua beritahu dan aku bersama yang lain akan lapor polisi." Steven berlari keluar rumah.

Setelah Steven pergi, Evar dan Raneo tak langsung menuju kamar Blythe.

"Var, ada yang aneh. Entah kenapa akhir-akhir ini aku sering mendengar suara orang berbisik."

Spontan Evar melebarkan matanya, "Benarkah? Aku juga sama."

"Hmm ... menurutku sih ini ada hubungannya dengan Nyonya Blythe." Raneo berbisik.

Evar mengangguk, "Aku rasa juga begitu."

"Yah, tetapi kita tidak bisa mengatakan apa pun pada Tuan Ten soal ini."

"Tapi Ran, sepertinya ada yang aneh juga dengan Steven."

Evar meletakkan kedua tangannya di pinggang sambil mengernyit, "Maksudmu apa?"

"Kenapa Steven tidak pernah mau mencurigai Nyonya Blythe? Setiap diantara kita yang membicarakan Nyonya Blythe, dia selalu menyanggahnya dan tidak mau membahas."

"Ah, aku juga baru kepikiran. Tadi juga seperti itu kan, dia tak mau membicarakan Nyonya Blythe."

Raneo memetik jari tangan kanannya, "Jangan-jangan Steven dengan Nyonya Blythe menyembunyikan sesuatu dari kita dan Tuan Ten."

"Ah, tapi yang benar saja Steven bekerja sama dengan Nyonya Blythe," ucap Evar dengan berbisik.

"Entah kenapa aku merasa diriku menolak saat aku menyanggah ucapanmu, Var. Ya sudah, ayo kita beritahu Nyonya Blythe."

Evar mulai melangkah menuju kamar Nyonya Blythe, "Ayo!"

Evar dan Raneo berhenti di depan pintu putih kamar Blythe. Kamar Blythe memang sedikit menyendiri dibandingkan ruangan-ruangan lain. Letaknya sekitar tujuh meter dari kiri ruang kerja Ten di bawah tangga. Ada sedikit lorong, sekitar lima meter di depan kamar Blythe dan kemudian tembus ke kamar Steven, Evar, dan Raneo.

Sedangkan bawahan yang lain harus berjalan sekitar tiga meter untuk ke kamar mereka yang pintu-pintunya saling berhadapan seperti hotel.

"Permisi, Nyonya Blythe, ini kami Evar dan Raneo," seru Evar.

Tidak ada jawaban.

"Nyonya Blythe, apa kami mengganggumu?" lanjut Raneo.

Tidak ada jawaban juga.

Dangerous Woman [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang