chap 14

203 9 27
                                    

..................................

.......................

...........

@Seoul. 

Seperti yg ditawarkan Junho & Chansung, saat ini Jackson dan Jaebum baru saja tiba di pulau Jeju untk bermulan madu, sebuah alasan simple yg mereka gunakan untk mendapatkan izin dari Mark selaku ketua tim detektif, yaitu untk menyelidiki sebuah kasus yg kebetulan terjadi d pulau itu. 

Memang benar ada kasus, tp tak seberat itu sampai2 harus mengutus 2 org untk dtng kesana, namun bukan Chansung namanya jika dia tak bisa memanipulasi segalanya, mengingat bagaimana sulitnya Jackson untk memperjuangkan hubungannya dgn Junho diawal2 dulu membuat hari Chansung sedikit mengenal kata......... Balas budi. 

Yeah, ntah apapun itu namanya, yg jelas sebuah tiket perjalanan dan voucher penginapan sukses mengantarkan sepasang pengantin baru itu terdampar menyenangkan dipulau ini. 

"Istirahat lah, kita bisa makan diluar... "

Ntah sudah yg keberapa kalinya Jaebum mengatakan hal itu, pasalnya dari td Jackson terus memaksa unjuk kebolehan didapur, and well, bisa kalian tebak hasilnya dgn melihat seberapa berantakan dapur itu ia buat, ceceran minyak dimana2, padu padan antara spatula dan jg penggorengan yg terus menjerit mengikis telinga siapapun yg mendengar.

Dan oh jgn lupa kan jg beberapa masakan yg nyaris memenuhi kotak sampah dgn berbagai alasan, gosong, keasinan, kemanisan, keasaman bahkan kepahitan seperti masa lalu membuat Jackson membuang mereka tanpa perasaan didlm kotak sampah, ckk~

"Diam disana, aku tdk kelelahan dan aku jg tdk akan menyerah... " Sahut Jackson dibalik apron yg demi tuhan bermotif sangat lucu dan terlihat kontras dgn otot2 yg selama ini dia bentuk. 

"Ya ya ya, terserah mu saja, dan jika skali itu gagal lg, ada baiknya kau bersihkan tubuh dan mari pergi keluar untk mencari makan malam, aku tak mau mati kelaparan atau keracunan karena ulahmu... "

"Yakkkhh!!!.... " Jackson menyalak seiring sosok Jaebum yg berjalan menuju ruang santai yg berhadapan langsung dgn hamparan laut.  "Kurasa lidahmu bahkan lebih tajam dri pisau yg kupegang ini Jae, tak bisa kah kau menghargai sedikit saja usahaku?... "

"Usaha menghancurkan makanan maksudmu?... "

"Aku membuat ini untk mu... "

"Apa aku memintanya?... "

Baiklah, Jackson menghela nafas panjang saat menyadari kulit Jaebum belum kebal thd ketajaman pisau ditangannya, dan akan sangat lucu jika Jackson terpancing emosi karena mulut pedas tak berperasaan kekasihnya itu. 

#TINGGG

"Terserah kau saja... " Jackson membanting spatula dgn kasar, "Lain kali mohon cerna dgn baik kalimat yg akan kau ucapkan, belajarlah menghargai seseorang, karena secinta apapun aku padamu jgn sampai berubah menjadi benci... " Cecar Jackson sambil melangkah kearah kamar. 

"Kau marah?..."

Jackson menghentikan langkahnya d dpn pintu kamar.  "Bahkan jika bisa aku jg ingin membencimu... "

Jaebum hanya mengedikkan bahu.  "Aku jg sma ingin membencimu... "

#BLAMMM

'Tapi aku jg selalu gagal'

Kalimat jaebum hanya bisa dia lanjutkan dlm hati saat pintu kamar sudh dibanting dan menelan Jackson didalam sana. 

'Tak bisakah kau mengerti arti dibalik ucapanku? Bukan tentang menghargai usahamu, tp tentang sebuah perasaan tak tega melihatmu kesulitan seperti itu, karena dirimu jauh lebih berharga dari pd sepiring makanan'

Vicious circle (sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang