Seconds To Disaster

18 2 0
                                    

"All hail the Nazi power !"
(Segala puji bagi kekuatan Nazi)

"May the Aryans triumph over their weakling neighbours !"
(Semoga bangsa Aryan [Pendahulu kaum jerman] bisa berjaya daripada tetangga lemah mereka)

"For this race has been bestowed by god, absolute right as the true rulers of this world !"
(Karena bangsa ini telah dianugerahkan oleh tuhan, hak absolut untuk menjadi penguasa tunggal dunia ini !"

Lantas, pidato Neo-Nazi, dikumandangkan oleh Ernest.
Dan dimulainya,
Hitungan detik menuju bencana
(Seconds from disaster)

"Hampir saatnya"
Sudirjo memandangi pemandangan indah di atap rumahnya.
Malam hari membuat tempatnya sejuk, namun Sudirjo tidak merasa kedinginan.
Dia melihat rumah-rumah dan aktivitas disekitarnya.
Sudirjo menghembus napas,
Sepertinya dia lelah ?

"Jika ingin hal ini berhasil, nampaknya akan sangat sulit"

Tanggal : 19 Agustus 2042
Rencana "5 Besar" bersama dengan Neo-Nazi dan All For One segera dilancarkan.

Ketika para pendekar tersakti luar negeri berada didalam Indonesia, maka saat yang ditunggu-tunggu oleh Sudirjo terjadi juga

Frederick Edwarton, pemimpin tertinggi Organisasi All For One, sedang menaruh tangannya disebuah batang besi

"Baiklah semuanya.
Semua hal sudah siap, kita tunggu aba-aba terlebih dahulu"

Sebuah handphone berdering didalam saku celananya.

Frederick mengambil handphonenya, dan tersenyum melihat pesan yang dia dapat.

Dia segera menaruh handphonenya kembali ke saku celananya.

"Aba-abanya sudah dibilang.
Laksanakan sesuai rencana !"

"Baik tuan !"
Jawab seorang petugas organisasi

Petugas itu pun memanggil setiap anggota mereka diseluruh dunia, yang ternyata sudah siap di setiap tempat telekomunikasi  di dunia (stasiun radio, menara sinyal,dll)

"Oke, Light's out"
(Padamkan/matikan)

Seluruh hal tersebut berhasil mereka matikan/rusak

Seketika, seluruh jalur telekomunikasi di eropa telah berhenti berfungsi, baik dilakukan secara manual atau digital, hal itu dieksekusikan dengan sempurna oleh para anggota AFO.
Bahkan, satelit komunikasi luar angkasa pun tidak luput dari rencana mereka

"Hpku tidak bisa menelpon Frederick.
Bagus sekali.
Hanya Amerika dan
Aliansi "5 Besar" yang belum mengalami mati saluran telekomunikasinya, tentunya, jika semua negara seketika kehilangan jalur komunikasinya, itu bukan hal yang bagus, bukan ?"
Sudirjo tersenyum sambil bergumam seorang diri, di atap rumahnya.

"Jika para Neo-Nazi dan AFO memang telah mengalahkan Eropa. . .
Maka tinggal Amerika sajalah yang perlu dikhawatirkan.
Lagipula, para negara "teman" kita telah melakukan bagian mereka. Rusia, Cina, Jepang, Dan Jazirah Arab, semuanya segera melenyapkan pelaku potensial yang mungkin mengancam keberadaan dari Aliansi "5 Besar" dan rencana kita"
Pikir Sudirjo

Seorang anak kecil mengagetkan sudirjo, seorang bocah lelaki yang masih kecil dan bertubuh sehat, memeluk Sudirjo.

"Ayah, tadi bicara apa ayah"
Tanya anak kecil tersebut.
Anaknya Sudirjo, yang berumur 7 tahun.

"Eh, ini dia anak kesayangan ayah"
Sudirjo mengangkat anaknya tinggi keatas

Anak itu nampak sangat senang, kemudian melihat kebawah, dimana rumah mewah milik Sudirjo dan keluarganya itu sangat besar dan sangat tinggi.

Pemerintahan Dunia BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang