Rencana Perdamaian

42 8 6
                                    

Tanggal : 20 April 2042
Tempat : Didekat Gunung Jayapura, arah bagian selatan.

Di sebuah markas operasi sementara, Wakil Presiden Nurdin, bersama petugas-petugas yang terpercaya sedang membicarakan tentang cara untuk menetralkan ancaman dari "The People's Riot".

"Apakah kalian berhasil membuat kontak komunikasi dengan pendeta itu ?"
Tanya Nurdin dengan perasaan khawatir

"Belum pak, kami tidak bisa membuat kontak"
Kata seorang petugas militer

"Sial.
Apakah dia sengaja memutus kontak dengan kami ?

Tidak, kenapa dia mau melakukan itu ?

Beberapa saat yang lalu, dia berani mengirim berbagai ancaman kepada kami.

Apakah dia menjadi takut ?

Tidak juga, jika dia takutnya sekarang, moral prajuritnya akan menurun drastis.

Kenapa dia memutus kontak ?
Adakah hal tersembunyi dibalik hal ini ? "
Pikir Nurdin pada dirinya sendiri, sepertinya cukup tertekan

"Pak, Basuki dan Kazama telah terpanggil"
Kata seorang prajurit

"Bawa mereka kesini"

"Baik pak"

Prajurit itu pun membawa Basuki dan Kazama menghadap Nurdin.

"Apakah gerangan sampai bisa membuat Wakil Presiden Indonesia untuk memanggilku ?"
Tanya Basuki kepada Nurdin

"Ayo, katakan masalahnya, kami akan segera membereskannya.
Aku ingin segera kembali memainkan gameku"
Kata Yodha A.K.A. Kazama dengan santai dan tidak sopan

"Kami ingin kalian untuk menyusup ke gereja milik San Justo Dominiko, dan mencoba untuk meyakinkannya untuk berdamai, kali ini laksanakan dengan meminimalisir adanya korban jiwa.
Kalian dengar,
Kazama dan Basuki ?"

"Siap pak !"
Jawab Basuki

"Oke !"
Jawab Yodha

"Kami akan menurunkan kalian via helikopter Chinook,
sekitar 5 KM dari Bupul"
Kata Nurdin

"5 KM ?"
Tanya Yodha, yang sepertinya terkejut dan mengeluh

"Kami harus menurunkan kalian ditempat yang aman dari tembakan jarah jauh para musuh di Bupul"

"Hmm. . . . .
Okelah"
Jawab Yodha

Setelah Nurdin menjelaskan dengan detail seluk-beluk rencana penyusupan ke Bupul

"Baiklah, tim "Perdamaian" !
Bersiap untuk laksanakan misi !"

"Siap !"
Kata para anggota pasukan khusus, bersama Basuki dan Yodha

Keesokan harinya, tepat siang hari jam 12 WIT
(Waktu Indonesia Timur), misi dilancarkan, namun tim komunikasi masih belum bisa membuat kontak dengan San Justo Dominiko.

". . . ."
Sang wakil presiden menutup diri dari yang lainnya didalam tendanya, untuk memikirkan seluruh hal yang akan terjadi dari rencana mereka ini.

Yodha bersama Basuki dan beberapa orang anggota Komando Pasukan Khusus (KoPaSus) menaiki helikopter Chinook yang sempat terbeli dari Amerika pada masa pemerintahan Jokowi tahun
2019-2024.

"Baiklah, helikopter ini cukup tua, namun ia mendapat perawatan yang sangat bagus dari para insinyur kita"
Kata Baharudin, seorang pangkat mayor yang menemani tim "Perdamaian".

Beberapa jam berlalu, tapi tim akhirnya sampai dengan selamat menuju tujuan.

"Baiklah kita akan mendarat, pegang erat-erat !"
Kata Baharudin

Pemerintahan Dunia BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang