Pertandingan segera dimulai

30 6 3
                                    

Disebuah bukit, Basuki dan Yodha melihat persiapan para pengurus turnamen nanti dari kejauhan.

"Jadi, turnamennya esok hari ya ?
Sudah lama sekali rasanya sejak aku mengalahkanmu, kazama"
Kata Basuki kepada Yodha

"Yah, aku hampir mengalahkanmu"
Jawab Yodha dengan agak bercanda

"Hahaha, hampir"
Balas Basuki dengan bercanda

Kemudian mereka berdua bercakap-cakap, membicarakan tentang turnamen yang akan datang.

Angin pepohonan yang hijau berhembus melewati mereka.

"Hari ini cuacanya lumayan juga"
Pikir Yodha

Kemudian, di Universitas, di lobi asrama, beberapa mahasiswa sedang duduk dan asik berbicara, kemudian Warrent menoleh ke jendela

"Udah mulai sore nih"
Kata Warrent, sambil menghadap kembali kepada teman-temannya

"Mulai pagi woi"
Kata Sasha dengan bercanda

"Terserahlah, pagi sekali ini"
Balas Warrent dengan bercanda

"Bukan, tapi matahari terbenam"
Kata Raden

"Sama aja anjay"
Jawab Warrent

"Bukannya beda ya ?"
Kata Mira

"Sama ya. . ."
Kata Tessa, sambil menghirup kopi panas

"Bukannya, matahari tenggelam"
Kata Angga

"Oke, gud"
Kata Desshinta

"Kalian bicara apa sih ?"
Kata Clarissa

"Ini, namanya debat kusir, wahai Clarissa yang tidak tahu apa-apa"
Bisik Warrent di telinga Clarissa

Note : Debat kusir adalah debat yang tidak berguna yang penyebabnya sangat beragam dan hasil akhirnya tidak jelas dan tidak bermanfaat.

"Heee. . . ."
Clarissa terkejut, dan merasa terejek karena perkataan Warrent tadi, namun dia tahu bahwa perkataan Warrent tadi cuma bercanda

"Bicara itu yang berfaedah coba"
Kata Reihan

"Ini debat enggak guna masa"
Kata Tessa

"Udahlah, kalian semua pada perhatikan aku aja"
Kata Ivan, yang serta merta melakukan sebuah gerakan balet

Pertama hening, kemudian semuanya tertawa

"Goblok anjay, tapi. . .
Mantaplah, gara-gara keheningan tadi, debat enggak guna tadi langsung terhenti"
Kata Warrent

"Padahal cuma tentang waktu sore"
Bisik Rika kepada Sasha

"Oh ya, woi !
Ayo nonton turnamen besok !"
Teriak Warrent dengan bersemangat

"Boleh juga"
Kata Raden

"Aku. . .
Ngikut Warrent aja,
katanya dia mau"
Kata Clarissa, yang duduknya makin deket ama Warrent

"Hmm. . ."
Tatap yang lainnya dengan penuh teliti

"Hah, hei, k-kalian melihat apa ?"
Kata Warrent sambil merasa malu

"Oh ya, btw, tadi di taman aku ngeliat Warrent ama Clarissa posisinya lagi-"

Raden tidak sempat bicara, karena dipukul Warrent

"Jangan bicarakan hal itu ! ! !"
Teriak Warrent

"Den, apa yang kau bicarakan ?"
Tanya Reihan

"Enggak jadi deh, nanti Warrent ama Clarissa marah"

Warrent dan Clarissa menatap dengan tajam kearah Raden

Mereka tertawa

Kemudian semuanya membicarakan tentang hal lain.

Pemerintahan Dunia BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang