''KASIH YANG HILANG''

70 3 4
                                    

Kehidupan semu, sadarku, aku mulai lunglai dengan romantika semu. lemahku mulai nyata, dimanakah dunia yang meninabobokkan diriku dalam genggam riuh canda dan tawa bahagia, menyusuri bumi mengitari matahari sebagai sosok kecil penuh imaji dan mimpi.

Nalar kita terlalu pendek untuk menjangkau maksut dari rencana tuhan. Sementara doa kita terlalu panjang hingga lupa mengucap Amin d penghujung angan.
Seperti kumbang dan kembang, aku dan kau punya kebiasaan melengkapi diri dengan cara melukai.
Sementara semesta memberi ruang yang panjang untuk kita mengarungi kehidupan yang masih menjadi misteri, masalaluku adalah milikku, masalalumu adalah milikmu. Tetapi masadepan kita bersama.

Kau ahli memainkan peranmu, terkadang kau berubah sangat dingin seperti esteh, namun,d lain waktu kau mampu merubah suasana seperti seduhan kopi senja ini. Lalu..., mana yang akan kau suguhkan padaku sore ini???,...

Jika sudah waktunya nanti, aku akan mencintaimu lebih dari secangkir kopi senja yang nikmat ini. Sekarang nikmati saja kopiku, tentang rasaku nanti saja kita bicara, karna diam tak mengubah apapun.

''Sebuah Jawaban dari April"

Asq, sosok wanita yang menjadi idaman banyak pria. "Bagaimanakah kabarmu?" begitulah isi pesan yang ku kirim ke akun whatsApp.nya. Tak berselang lama, masuk balasan darinya "Alhamdulillah baik?". Begitulah percakapan antara kami terus berlanjut, percakapan antara dua sejoli yang telah dipertemukan tahun-tahun lamanya namun tak pernah saling sapa. Awalnya aku hanya kagum dengan segudang ilmunya, tanpa sadar entah sejak kapan perasaan ini berubah.

Aku merasa ada perbedaan dalam dirinya yang tak ku temukan di wanita lain. Cerdas, cuek dan dingin, ya.. itulah Asq. Semakin mengenalnya semakin ada dorongan dalam diriku untuk terus memperbaiki diri. Kadar penasaran terhadapnya semakin meningkat, merobek batas wajar. Aku semakin tertarik padanya, tapi di lain sisi aku menyadari bahwa aku hanya sebagian kecil dari banyak orang yang memiliki rasa sama denganku. Untuk mengimbanginya saja aku tak mampu, menjadi yang spesial untuknya hanya angan semu, ditambah dengan sikap dinginnya yang menyiutkan nyaliku.

Tepatnya sekitar pertengahan April, ku putuskan untuk menyerah. Aku lelah memelihara rasa ini untuknya tanpa tahu bagaimana perasaannya padaku. Aku hanya ingin menjauh darinya yang mampu membekukanku dengan dinginnya. Namun semakin ku coba menjauh, semakin hebat bayangnya mengganggu, semakin dalam hatiku terluka, tersayat-sayat rindu. Lalu aku harus bagaimana?...

Malam Rabu pada akhir April, kami kembali berkomunikasi setelah semua usaha move on untuknya gagal total. Biasanya percakapan kami hanya seputar syair atau sajak-sajak recehku, organisasi dan kehidupan. Tapi entah kenapa malam itu berbeda, pertanyaan yang di lontarkannya berkaitan dengan privasi yang sama sekali tak pernah kami bahas sebelumnya. Percakapan terus berlangsung tanpa ku sadari keanehannya. Sampai akhirnya ia mengucapkan kata sakral itu, Booomm... Rasanya bumi berhenti berputar, jantung berhenti berdetak, seluruh tubuh kaku. Mulai saat itu juga ku patahkan niatku untuk move on darinya. Terimakasih Tuhan, untuk hadiah darimu di akhir April.

"Malamini lebih mencengkram" kataku pada lilin yang membakar d pojok kamar,
Tiba-tiba sajaa aku menghirup aroma pekat yang menyesak. Ah.... teriakku sial memarahi diri.
Ternyata aroma itu berasal dari celengan rindu yang tak sengaja kupecahkan. Mungkin ksrna cahaya lilin itu yang kian punah. Atau mungkin aku yang terlalu payah dan kalah.

"Malan ini lebih menyedihkan" kataku pada jarum jam yang sengaja berdetak pelan seraya kuraba air yang melabrak dua pelopak mataku lantas kukunci rapat bilik ingatan dan menarik dua bibir agar ia tak lagi cengeng walau harus berpura-pura.

"Malam ini" Aku tak lagi bisa menvisualkanya, yangpasti dalam gelap ini aku sudah dewasa biar kutunggu saja esok hari tiba, dan aku akan melihat, aku bisa apa tentang ini semua.

ADK, KAMIS O2 MEI 2019. 
00.20

"kASIH YANG HILANG"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang