surat cinta untuk Rumaisha

36 2 0
                                    

Panas membakar jiwa yang kedinginan
Cinta yang seharusnya menghangatkan, tapi nyatanya membakar, lalu menghanguskan harapan.
Bukankah cinta datang dari tatap muka?....
Mungkin dengan mata tertutup dapat melihat keindahan,?....
Sekian lama pertannya an itu terngiang dalam pikiran
Menjelajah mencari jawaban
Namun tak kunjung dapat balasan.

Masih kuingat betul
suara sore itu, ditepi pantai.
Ketika sang mega merah mulai merebah pertanda malam akan segera tiba,
Duduk sendirian seorang wanita di atas sebatang pohon bakau yang tergeletak tersapu ombak.
Sembari menghadap laut yang semakin jauh semakin terlihat batas semu dari jarak yang seolah memisah.

Ku hampiri,... Ku cermati...
Seolah dia tau apa yang ada di hati ku.
"Rumaisha" ujarnya ketika ku ulurkan tanganku padanya.
Suara yang lembut, tersamarkan oleh deburan ombak senja.
Indahnya sore itu...
Namun entahlah, seolah Bumi begitu cepat berputar,
Atau mentari yang sudah lelah untuk menerangi,
Gelap pun datang, bintang tak mampu lagi menyembunyikan kemerlip sinarnya, sebagai tanda bahwa malam tetaplah akan datang, mengusir indahnya sore hari.
"Rumaisha"pun pamit pergi.
Menjauh,... Menjauh,.... Lalu hilang bersama bayangan malam.

Malam itu,
Rasanya otakku penuh dengan angan, penuh dengan harapan, bahwa esok masih bisa bertemu lagi dengannya.
Malam itu,..
Hujan turun membasahi jiwa yang gersang,
Menyembunyikan segala pengharapan.
Tapi tuhan maha mendengar bukan?...
Se bising apapun, se gaduh apapun, sampai kamu tuli terhadap suaramu sendiri.
Sedikit doa ku lafadzkan, semoga tuhan mengiyakan.

Pagi telah datang,
Tak seperti biasanya.
Tak secerah sebelumnya.
Oh, sisa hujan semalam.
Tubuhku menggigil kedinginan.
Kuberanikan mengguyur tubuh dengan air.
Secepatnya ku rampungkan, agar tak terlalu lama. Kedinginan.pun agas secepatnya akubisa menemuinya "(Rumaisha)."

Aku berjalan,
Kulihat dari kejauhan,
Ditempat yang sama,
Nampak sepi...
Nampak sunyi....
Hanya cemoohan burung bangau di pagi hari.
Kemana dia?....
Mungkinkah aku terlalu pagi...
Atau mentari yang terlambat untuk menyinari,
Kutunggu sejenak,
Beberapa menit saja.
Atau beberapa jam saja.
Entahlah, sudah sangat lama aku menunggu.
Kemana dia?...

Ku putuskan untuk kembali,
Berharap dia datang lagi esok hari.

Tiba di penginapan, kulihat semua orang menangis
Sesenggukan, kenapa? Ada apa?..
Aku bertanya namun semua orang masih menangis bisu.
Aku berharap semuanya baik-baik saja.
Tentu aku berharap semuanya baik-baik saja, aku datang untuk liburan, berharap semuanya berakhir manis....
Tiba-tiba seorang bapak menepuk pundak ku dari belakang.
"Rumaisha nak. Rumaisha.!"  Sambil tertunduk.
Aku masih diam, tak tau apa yang sedang terjadi.
Rumaisha nak. Rumaisha.!"  Semakin menjadi jadi...
Ku beranikan diri untuk bertanya, " ada apa pak, apa yang sebenarnya terjadi".
Sambil menahan kepedihan beliau berkata, "Rumaisha nak. Rumaisha Anak ku, dia tewas di kamar mandi"
Otak ku benar-benar buntu, aku tak tau, aku bingung, apa yang sebenarnya terjadi, apa yang sedang kualami ini, apakah aku masih tidur, Dan ini bagian dari mimpiku??????....
" Nak, kamu yang kemarin sore bersama Rumaisha d tepi pantai bukan?"
Aku hanya mengangguk pelan, sambil mencari jawaban dari kebingunganku.....

"Aku tak pernah melihat Rumaisha sebahagia itu sebelumnya, Aku melihat kalian berdua dari atas penginapanku nak,
Ketika dia meninggalkanmu sore itu, dia bercerita bagaimana bahagianya, sore itu ada yang menemaninya, meski hanya sebentar. Kamu tau nak, Anakku mengidap sakit, sudah sejak dia kecil, dia lebih suka menyendiri, dan akan selaku menghindar jika ada seseorang yang ingin mendekatinya,
Namun sore itu, Aku melihat sepertinya dia berbeda, dia bertahan bersamamu, duduk, meski bagimu hanya sekejap, tapi itu adalah kali pertama aku melihat dia mengulurkan tangan, dan memperkenalkan namanya pada seseorang"

Kakiku seolah lumpuh mendengar semua itu, tanganku bergetar, otak ku serasa ingin meledak mendengar ini... Tak mampu otakku menampung seberapa beratnya apa yang sedang terjadi.

"Malam itu dia bercerita tentang mu nak, dia merasa kamu berbeda, ketika kamu datang katanya tiba-tiba dia ingin mengenalmu. Dia berkata bahwa besok akan menemui mu lagi nak"
Aku tak sanggup melihat beratnya bapak ini bercerita, sesenggukan, mulutnya berat sekali, dengan suara yang bergetar hebat."
Oh... Sudah pak.! Hanya itu yang kukatakan.
"Nak malam itu sebelum tidur, dia bilang akan ber doa, dia ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu, kubiarkan dia sendiri, mungkin itu yang dia inginkan saat itu. Aku salah, malam itu adalah malam terakhir aku mendengarnya bercerita, malam terakhir melihatnya tertawa, dan kau nak, kau adalah orang terakhir yang dia ceritakan padaku"
Menjadi-jadi sudah, tak mampu lagi beliau tahan tangis itu,
dia berteriak, menangis!!
Aku terhipnotis, aku ikut menangis, atau mungkin menahan tangis, meski tetesan air mata sudah jatuh dari sudut mataku.
Hari itu, hari yang begitu hebat bagi semua orang di penginapan ini, terutama untukku, seorang pendatang  baru...

Untukmu Rumaisha
Aku tak tahu banyak tentang mu
Aku baru saja mengenalmu
Namun dari cerita ayahmu aku tau
Bagimu aku tak seperti yang lain (mungkin)
Tapi sore itu aku tak berharap kau secepat itu berlalu
Ingin lebih lama ku bersamamu
Lagi-lagi aku terlambat untuk datang
Atau saja sore yang terlalu terburu-buru untuk pergi
Aku tahu malam terahirmu adalah malam yang indah
Aku tahu malam terahirmu kau begitu bahagia
Dan kau harus tau, aku juga merasakan hal yang sama.
Malam itu, malam terakhirmu.
Kau berjalan untuk ber doa kepada tuhan
Bukankah itu indah?
Kau di jemput di malam yang indah.
Terimakasih telah mengulurkan tanganmu sore itu
"Rumaisha" satu kata yang begitu indah
Semoga kau lebih bahagia
Dan pasti sangat bahagia
Berada disisi sang pencipta
Terimakasih
Sekali lagi terimakasih...

Sepulang dari sana aku mengerti.
Bahwa mungkin kau mencintai sesuatu karna rupa.
Kau bisa melihat keindahan hanya dengan mata.
Tetapi bisakah kau merasakan keindahan itu hanya dengan mata??...
Hati.....
Semua keindahan itu, yang kau lihat dengan matamu, hanya bisa kau rasakan dengan hati.
Mata bisa tertutup, rupa bisa berubah.
Namun rasa tetaplah milik hati yang suci....

April, 2020

"kASIH YANG HILANG"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang