14

4.3K 400 3
                                    

Jungkook melangkahkan kakinya menuju halaman rumahnya. Wajahnya masih terlihat memerah dan bibirnya juga sedikit bengkak akibat perlakuan Taehyung tadi. Dan satu fakta yang diyakininya, ia tak bisa menolak seorang Kim Taehyung. Berulang kali ia menyanggah, tetapi hatinya selalu berkata lain. Ia benar-benar mencintai Kim Taehyung sekarang. Sial! Ia kemakan omongannya sendiri jadinya.

Jungkook mengerenyit bingung karena ada mobil yang tadi dibawa Jungkyu bersamanya bertengger apik di parkiran.

'Bukannya Jungkyu sedang pergi dengan temannya? Ataukah sudah pulang?'

Dengan cepat Jungkook langsung melangkahkan kakinya masuk kerumah segera. Ia akan 'menyidang' Jungkyu setelah ini.

Dengan keras Jungkook membuka pintu rumahnya, untung tidak ada siapa-siapa di ruang tamu. Cepat ia berlari menuju lantai 2 dimana tempat kamar Jungkyu berada. Kemudian ia membuka pintu kamar Jungkyu dengan seenaknya yang membuat seseorang didalam sana yang sedang membaca buku kaget akan pintunya yang tiba-tiba terbuka menampilkan sosok yang sedang terengah-engah dengan raut marahnya.

"Jungkyu!" Jungkook maju kehadapan Jungkyu yang merinding akan kehadiran Jungkook. "Kau sengaja meninggalkanku 'kan?" Jungkook tersenyum mengerikan. Jungkyu komat-kamit dalam hati takut-takut rencananya ketahuan.

"Hehehe... Maaf ya Kook. Tadi aku bertemu teman di parkiran, terus aku lupa kalau sedang bersamamu dan pergi dengannya. Hehe... Maaf ya." Jungkyu menampilkan cengirannya yang hanya dibalas dengusan Jungkook.

"Ish! Sudahlah! Untung tadi gak sengaja bertemu Taehyung disana, jadi ada yang anterin aku pulang." Jungkook mengusap surainya acak-acakan dan langsung merebahkan tubuhnya tengkurap disebelah Jungkyu.

"JEON JUNGKOOK!! CEPAT MENYINGKIR DARI KAMARKU!! KAU BAU TAUU!!" Jungkyu menatap horor kearah Jungkook yang malah semakin menduselkan kepalanya dibantal milik Jungkyu. Alamat ganti sarung bantal nih dia.

Lama terdiam. Jungkook masih diposisinya tidur telungkup di ranjang milik Jungkyu. Sedangkan Jungkyu sendiri memilih menyingkir duduk di kursi meja belajarnya sambil melanjutkan membaca buku komik kesukaannya. Jungkyu mengira-ngira kalau Jungkook sedang tidur karena lama tak ada pergerakan, tetapi tiba-tiba Jungkook membalikkan tubuhnya menatap langit-langit kamar Jungkyu.

"Jungkyu..." Jungkyu yang mendengar namanya dipanggil langsung menolehkan kepalanya menatap Jungkook.

"Hmm..?" jawab Jungkyu sekenanya, sebenarnya kalau sedang baca komik kesukaannya, ia malas diganggu. Tapi, melihat raut wajah Jungkook, kayaknya yang bakal diomongin agak seriusan.

"Emmm..." Jungkook sedikit menimang apa yang akan terucap dibibirnya, "A-apa kau masih ada perasaan dengan... Taehyung?" Jungkyu tersenyum samar tanpa sepengetahuan Jungkook. Ia yakin Jungkook sedang bimbang saat ini. Mungkin ia masih memikirkan perasaannya.

"Aku sudah tak ada perasaan apapun dengannya, Kook." Jungkyu menutup komiknya, sudah tak tertarik untuk dibaca lagi. Sedangkan Jungkook merubah posisinya menjadi duduk bersender di kepala ranjang.

"Benarkah? Apa gara-gara dulu Taehyung pernah menyakitimu?" Jungkook berujar lirih. Ia takut kalau nanti perkataannya menyinggung Jungkyu.

Jungkyu beranjak dari duduknya kemudian menghampiri Jungkook. Ia menepuk kepala sang adik yang hanya berjarak lahir 5 menit setelah kelahirannya.

"Aku sudah melupakan itu semua." Jungkyu tersenyum menghadap Jungkook. "Kau masih ingat? Sejak kecil kita selalu menyukai hal yang sama. Bahkan kita selalu berebut makanan, mainan, atau apapun itulah gara-gara hal itu." Jungkyu terkekeh kecil mengingat masa kecilnya dulu bersama Jungkook. Dan sampai kapanpun Jungkyu pasti akhirnya akan mengalah kepada adiknya, bahkan itu melibatkan perasaannya sekalipun. Ia rela asalkan itu dengan Jungkook.

"Kau juga menyukai Taehyung 'kan?" Jungkook mengangguk samar. "Aku yakin Taehyung akan serius dalam hubungan kalian, memang benar dulu Taehyung itu brengsek, dan itu semua gara-gara dulu ia pernah dikhianati. Tetapi sejak Taehyung kenal dengan dirimu, aku melihat perubahan akan diri Taehyung. Jimin juga berpendapat begitu. Ia mulai menjauhi kebiasaan buruk yang selalu ia lakukan. Taehyung serius kepadamu, Kook." Jungkook tersentuh akan perkataan panjang Jungkyu. Dan sejujurnya tatapan mata Taehyung juga begitu berbeda ketika menatapnya. Dan hal itu yang membuat Jungkook sadar akan perasaannya.

"Aku akan jujur kepadamu, Kook." sedikit jeda, Jungkyu mengambil nafas dalam-dalam dan, "Sebenarnya aku tadi sengaja meninggalkanmu." hampir saja Jungkook akan berteriak protes kepada Jungkyu, tetapi niatnya dipotong oleh perkataan Jungkyu, "Aku hanya ingin membantu kalian." Jungkook terdiam.

"Apa yang harus aku lakukan? Aku sungguh bingung dengan perasaan ini, Jung. Kau tahu aku 'kan? Aku normal. Sungguh. Tapi... Kenapa perasaan ini selalu muncul ketika melihatnya?" Jungkook berucap sambil menundukkan kepalanya dalam.

"Lakukanlah seperti apa kata hatimu, Kook. Dan, tidak ada salahnya untuk mencoba bukan? Lama-lama dirimu juga akan terbiasa dengan perasaan itu."

XXX

'Dan, tidak ada salahnya untuk mencoba bukan?'

Kata-kata itu terus terngiang di telinga Jungkook. Ia melihat bangku didepannya yang masih kosong pertanda sang empunya yang belum datang. Jungkook berangkat terlalu pagi hari ini bersama Jungkyu yang melupakan PR-nya. Jadinya ia mengalah dan ikut berangkat bersama Jungkyu. Suasana kelas juga masih terlihat sepi, hanya ada beberapa murid yang sedang piket membersihkan kelas.

Jungkook meregangkan tubuhnya, ia juga sesekali menguap. Semalam ia tak bisa tidur karena terus memikirkan perkataan Jungkyu. Jadi ia memilih tidur saja dengan menumpu kepalanya diatas kedua tangannya yang dilipat diatas meja. Itung-itung sambil menunggu bel masuk.

.

"Jungkookie...? Sayang...? Ada Choi ssaem lho." Bisik seseorang didekat telinga Jungkook. Sedang Jungkook reflek langsung membelalakkan matanya mendengarkan bisikan dari seseorang entah siapa itu dan menoleh kekiri kekanan takut-takut tidurnya dipergoki oleh guru paling ditakuti satu sekolah aka Choi ssaem. Tetapi nihil, tak didapatinya gurunya itu didepan kelas atau dimanapun disekitarnya. Jungkook jadi bernafas lega, tapi..

"Haha... Wajahmu tadi lucu sekali, hahahaa..." Jungkook menautkan alisnya bingung mendapati teman kelasnya yang tertawa sambil menunjuk wajahnya.

"Yugyeom! Jadi kau mengerjaiku?!" Jungkook jadi ingin marah saja tidurnya diganggu dan dikerjai. Ia melirik sekilas jam ditangannya, 5 menit lagi bel masuk.

"Hehe... Maaf Kookie, habisnya tidurmu pulas sekali sih ya, sebentar lagi juga 'kan udah mau masuk." Jungkook menghela nafasnya.

"Terimakasih kalau begitu." Jungkook masih kesal aslinya. Yugyeom yang tau langsung berinisiatif duduk disebelah Jungkook sambil merangkulnya,

"Bagaimana kalau kutraktir makan di kantin nanti?" Jungkook yang mendengarnya langsung menatap Yugyeom dan tersenyum cerah menampilkan gigi kelincinya.

"Akan kukuras habis isi dompetmu kalau begitu." setelah itu mereka berdua tertawa terbahak-bahak.

Tak tau 'kah kalau sejak tadi interaksi mereka dilihat oleh siswa yang duduk didepan bangku Jungkook?

'Sialan!'

.

.

.


TBC dulu :)

TWINS - TaeKook / VKookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang