"ha...ha...ha...makan tuh sampah"sissy menyiram cewek itu dengan nasi basi.jangan tanya baunya.bikin muntah seharian."jangan macem-macem freak".nesya mendorong dahi si cewekdengan telunjuknya.selanjutnya dua cewek yang baru menyiksa lucy meninggalkannya,lucy tidak tahan.ia segera berlari ke toilet untuk memuntahkan seluruh isi perutnya.hari ini lebih sial daripada hari kemarin,pikirnya,ia mencari kacamata minusnya yang ternyata tergeletak berlumuran nasi."ouh".lucy membasuh kacamatanya.menjijikan.
Lucy celingukan.ini pulang sekolah,pasti orang-orangnya sudah pulang,sissy and the gang benar-benar menyabalkan.tega-teganya menyiram dirinya dengan nasi basi.sudah cukup bullyan yang ia dapatkan hari ini.lucy menyemprotkan parfum keseluruh tubuh sebanyak-banyaknya.ini akan mengurangi bau busuk, pikirnya.
-*-
"brak!"cowok itu menghempas bangku bobrok dibelakang sekolah.kacamatanya lepas entah terlempar kemana.sebuah rukulan telak mengenai pipinya."ough".ia tidak terbiasa dengan pukulan atau semacamnya.cowok itu meringis.setelah bertubi-tubi dipukul akankah pukulannya masih berlanjut?."gue nggak kuat".tentu saja omongan itu hanya didengar batin cowok itu sendiri.bibir dan badannya sudah tidak berdaya.
"cukup"ucap seseorang.akhirnya dua orang yang menghajarnya berhenti memukul.yang barusan berbicara nendekati cowok itu.wajahnya dekat hingga si cowok samar-samar bisa melihat.ardo.
"heh culun!kalo lo sok sokan ,ini ni akibatnya".ardo menepuk keras pipi si cowok.ia hanya meringis.
"gara-gara lo kita jadi dihukum pak joon"ardo lagi-lagi menepuk pipi si cowok.
"hari ini lo gue ampuni.kalo lo berani ngelawan gue,akibatnya bakal lebih buruk dari ini".kali ini ardo menendangnya.setelah itu tiga orang didepannya pergi begitu saja.cowok itu berdiri sambil memegangi pipinya.ngilu.ia berjalan terseok dari belakang sekolah.
-*-
Lucy tau didepan gerbang masih ada satpam dan tentu ada beberapa guru.ia berbelok keparkiran.lebih baik keluar dari parkiran daripada gerbang depan.ia akan terlihat menyedihkan disana.namun,diparkiran itu tidak hanya ada dirinya.ada seseorang lagi dan jalannya terseok-seok kayak lansia.dia itu.....lucy mengenalnya.
"juna!".cowok itu menoleh,terlihat kaget dengan kehadiran lucy yang berlari kecil kearahnya.
"kok lo masih disini?"tanya juna.lucy malah menatapnya."kok muka lo bonyok gitu?"
-*-
"kok kita sama ya"ucap lucy setelah mendengar cerita juna.keduanya sekarang berada dirumah pohon juna.mereka telah bercerita kejadian yang dialami.
"bullying"ucap juna sambil mengompres lukanya dengan es batu.
"gue gak tau kenapa kok mereka doyan banget ngebully kita"ucap lucy.juna meringis kesakitan.
"kita sama-sama freak,makanya dibully"suara juna meninggi.gara-gara ardo,bulian kali ini benar-benar kelewat batas.dan bulian seperti ini nggak akan berakhir sampai ia lulus SMA.kalo beruntung,ia bakal jadi manusia normal saat kuliah.tapi kalau bulian itu bakal melekat pada dirinya lagi,gimana?"juna pusing.
"jun,gue nggak pengen dibully",ucap lucy.wajahnya terlihat murung.
"gue juga nggak pengen.gue Cuma bisa berharap cepet lulus,trus kuliah .nggak ketemu ardo lagi."
"kalo kuliah masih dibully gimana?".pertanyaan lucy menggantung.juna tidak bisa menjawab pertanyaan lucy.itu yang ditakutkannya.
kalo kuliah masih dibully gimana?...
-*-
juna menatap gerbang sekolah.huh!kalau gue ketemu ardo lagi ,gue bakal dibully.ah tapi nggak Cuma ardo.gue ketemu siapapun juga bakal dibully.batinnya berkecamuk.ia melangkah memasuki halaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepingan Serpih
Short Story"kurasa kita tak benar-benar bersenang-senang". Ia membuang puntung tembakaunya. "kesenangan ini mungkin hanya sebuah tuntutan. Kita butuh ruang kembali. Kembali seutuhnya, tanpa beban". Aku mengerutkan alis. Perkataannya membuatku harus berpikir ap...